NovelToon NovelToon
Imperfect Marriage

Imperfect Marriage

Status: tamat
Genre:Tamat / Time Travel / Pengantin Pengganti / Nikah Kontrak / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:13.9k
Nilai: 5
Nama Author: Olive Oil

Aku tidak pernah menginginkan semua musibah ini terjadi. Bagi ku semuanya terasa salah, pernikahan ini, hubungan kami, semuanya. Aku menikah dengan David karena berlandaskan perjodohan semata. Namun aku tahu kakak ku dan David memiliki hubungan khusus. Bagaimana bisa aku menjalani pernikahan ini setelah menikung cinta kakak ku sendiri?

Aku tidak bisa. Aku harap semua ini berakhir. Tapi aku tidak berharap kecelakaan ini terjadi. Semuanya menjadi serba salah sekarang... aku harap aku bisa mengubah dan menyusun ulang segalanya sekarang. Aku harap, aku sangat berharap... semuanya bisa terulang kembali...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Olive Oil, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32

”Ih iya ya... huh... untunglah Tuhan masih sayang samaku. Kalau memang itu terjadi, ya sudah, aku bisa telefon Fadi kok atau Anggi! Ih, tapi Anggi pasti Cuma ketawa doang. Fadi sih yang bisa di andalkan,”

”Andalkan apa?” alis David menyatu, ”yang benar tuh, Tara langsung telefon aku! Apa-apa tuh ya telefon aku. Kenapa larinya ke cowok aneh itu sih.”

”Ya karena Fadi itu teman aku. Kenapa David yang jadi sewot sih?”

”Apa?”

”Nggak ada.”

”Tadi bilang apa? Aku sewot?”

”Tuh dengar aku bilang apa. David tuh sewot dari semenjak pulang ke rumah. Kenapa sih marah-marah terus...”

”Marah? Marah apaan? Aku nggak marah,”

”Tuh marah lagi,”

”Tara!”

Aku sontak bangkit berdiri. Lama-lama di sini membuatku semakin gerah. ”udah ah, malas ngomong sama David!” JDERR!! Aku terperanjat, sontak aku langsung duduk kembali. Selimutku semakin erat menyelimuti ku. Aku gemetar, saking gemetarnya hingga membuat David cemas. Rasanya aku ingin menangis saat itu, tapi tidak bisa, masih ada David. Tapi suaranya keras sekali tadi. Jantungku hampir lepas saking kagetnya.

”Tar, Tara, kamu tidak apa-apa? Tara....” aku tidak menjawab, David menelan ludah. Ia mendekat, lalu memelukku lembut, membuatku merasa sedikit aman. Sesekali ia mengusap kepalaku lembut. ”maaf, maaf jika aku terlalu kasar hari ini. Kamu sampai ketakutan begini, maafkan aku.”

Jemariku bergetar hebat, wajahku sudah memerah. Namun pelukan dan usapan lembut dari David membuatku kembali tenang.

”Ti, tidak apa-apa. Bukan, bukan karena itu kok. David nggak salah.” David melepaskan pelukannya, ia melihatku gelisah. ”David, sssstt... petirnya kuat sekali tadi, aku takut. Aku nggak masalah dengan gelapnya, aku selalu nyakin lampunya bakal hidup lagi. Tapi... kalau suara petir itu selalu bisa bikin aku takut. Bagaimana ini? Aku takut sekali. Dulu aku pernah di tinggal sendiri di rumah. Saat itu hujan lebat, kak Tasya juga nggak ada di rumah. Aku takut sekali saat itu, entah kenapa sampai terbawa hingga sekarang.”

”Nggak apa-apa Tar, rasa takut itu wajar. Tara nggak sendirian lagi sekarang, ada aku di sini. Jangan cemas, Tara takut karena Tara merasa sendirian menghadapinya. Tidak apa-apa Tar. Ada aku. Jika Tara takut, tidak masalah untuk selalu menemui aku. Sama seperti Tara yang selalu ingin melihatku sehat, aku juga ingin selalu melindungi Tara. Sesama teman... harus saling melindungi kan?”

Aku tersenyum lemah. Mengungkapkan kelemahan ku pada orang lain adalah salah satu kelemahanku. Aku tidak pernah merasa nyaman bercerita mengenai diriku pada orang lain kecuali kepada kak Tasya. Tapi malam ini, keberadaan David sukses membuatku luluh. Aku jadi merasa bersalah menyebutnya sewot, meskipun dia... memang sewot sih. ”terima kasih...”

”Jadi... malam ini Tara mau tidur denganku?”

Aku melotot. ”jangan mengada-ngada. Bentar lagi juga reda nih hujan,”

”Iya iya, aku tungguin deh sampai reda,”

Manis sekali. Sejak kapan ia jadi seberubah ini?

”Tara,”

”Ya?”

”Adam itu siapa?” aku mengerjap. Melihat wajah David yang sebagian tertimpa cahaya lilin. “aku ingin lebih tahu tentang karakternya. Ini untuk kepentingan perusahaan dalam menjalankan kerja sama dengannya.”

Ouh... kirain kenapa. Hem, Adam ya? Aku memeluk kedua kakiku, melihat api lilin yang terlihat bergoyang pelan. ”Adam itu... cowok yang baik.” Ruangan remang-remang itu tampak sunyi. Suaraku yang pelan kini bahkan bergema di satu ruangan. Aku melanjutkan, ”dia teman yang baik. Dia sama baiknya kayak Fadi dan Anggi. Tapi bedanya mungkin di waktu kehadiran mereka. Kalau Adam ada saat aku SMA dulu, sedangkan Fadi hadir saat aku masuk ke dunia kerja. Mereka sama-sama teman yang baik. Tapi Adam itu... emh, bisa dibilang sedikit spesial. Apa karena dia duluan hadir ya?” ibarat cinta pertama, yang kenangannya selalu susah untuk dilupakan. Masalahnya, aku sendiri bingung, perasaanku dengan Adam itu masih ada atau tidak?

”Jadi kamu masih menyukainya?”

1
Me Ta
masih mantau
Me Ta
ngga paham ni cerita ngajak cerai tapi nunggu setahun lagi🤦🤦🤦
Ida Nur Haryono
semoga tara d david menjadi saling pengertian d cinta seterusnya happy ending
Ida Nur Haryono
lanjut ya kyknya makin seruh nich bs happy ber2 d tdk jadi cerai he..he...
Ida Nur Haryono
ceritanya bagus walaupun agk ber liku2 ya d bnyk flashback....btw okey bangetlah....
Istiana Bela
ini novel sebenernya bagusss loo kok gak ada yg komen atau dikit bgt yg baca sihh... ayo di ramaikan ini novel bagus bgt...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!