NovelToon NovelToon
I Love Tentara

I Love Tentara

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Murni / Pengawal
Popularitas:7.8k
Nilai: 5
Nama Author: Clavi Ra

Gadis yang baru saja lulus SMK langsung di kirim orang tuanya ke asrama militer yang sangat jauh dari perkotaan.

Dari situlah kesya bertemu dengan kapten
yang terkenal dingin dan tegas.

"Ih kenapa lo ngikutin gue mulu sih, suka lo sama gue heh"

"Kalo iya kenapa"

"Dasar kapten gila"

"Apa kamu bilang hah"


Mau tau kelanjutan kisahnya burun baca!!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clavi Ra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

14

Flashback...

Aku"Alhamdulillah baik kok Bunda" Memang Bastian dan Sasa memanggil orang tua ku dengan sebutan Bunda dan Ayah karena itu permintaan dari kedua orang tua ku.

"Yaudah ayo kita ke sana acaranya mau di mulai tuh" Aku menarik Sasa menuju panggung itu dan kami duduk bersebelahan di kursi yang sudah di sediakan.

"Selamat ya sayang akhir kita lulus juga" Aku yang mendengar penuturan dari Bastian rasanya mau muntah.

"Gue kan udah bilang kalo pacaran jangan di depan gue" Memang Sasa dan Bastian ini sudah pacaran dari satu bulan yang lalu. Aku tidak marah ketika mereka bilang kalo mereka sudah pacaran wajar saja pertama antara perempuan dan laki-laki.

"Hehe iya kakak gue yang paling cantik" Bastian mencubit pipiku. Diantara kami bertiga Aku lah yang paling tua di antara mereka tapi jarak kami hanya selisih 3 bulan.

"Emang lo gak cemburu apa Sa pacar lo romantis banget sama gue" Aku yang menepis tangan Bastian dari wajahku, sungguh sangat mengganggu.

"Enggak kan lo tau kita keluarga, pastinya anggota keluarga gak akan nyakitin anggota keluarga lainnya kan" Aku yang mendengar penuturan dari Sasa pun hanya mengaguk setuju.

"Gue janji gue bakalan jagain adik-adik gue yang masih pada bocil ini" Aku mengacak-acak rambut Sasa dan Bastian secara bergantian.

"Eh gimana kalo nanti kita rayain kelulusan ini di restoran langganan kita" Setelah selesai dengan mengacak-acak rambut mereka Bastian mengusulkan sebuah pesta kecil-kecilan katanya.

"Sorry gue gak bisa ikut soalnya mau pergi kondangan ke atasan Ayah." Aku melihat wajah lesu dari kedua sahabat ku, Aku pun merasa tidak enak jadinya.

"Yah gak seru dong kalo gak ada elo Key"

"Lain kali aja ya gue ikut, nanti kalian berdua aja sesekali kalian ngedate tanpa di ganggu sama gue" Aku menunjukan cengiran ku.

"Oke deh biar gue bisa mesra-mesra sama ayang" Aku yang mendengar itu pun langsung melototin Bastian.

"Hehe bercanda" Bastian dengan menggaruk rambut nya yang tak gatal.

Ini adalah momen yang di tunggu-tunggu oleh para murid yaitu pengumuman ringkih pararel mungkin saja kan salah satu dari yang berharap itu menjadi kenyataan kan . Tapi Aku sama sekali tidak tertarik dengan rangking itu, mau nilaiku bagus bahkan jelek sekalipun Bunda ataupun Ayah tidak marah karena prinsip mereka nilai bukanlah yang utama.

"Key mungkin gak kalo gue masuk tiga besar" Aku hanya mengangguk sambil memakan moci stoberi kesukaanku.

"Ih lo kok gak semangat banget sih key" Aku hanya menaikan bahu dan fokus lagi ke makananku, Aku yang melihat Sasa marah pun hanya menggelengkan kepalaku dasar bocil.

"Saya akan membacakan tiga siswa yang mendapatkan nilai tertinggi di SMP JAYA BAKTI" Guru yang juga wali kelas ku itu sedang mengumumkan peringkat pararel di SMP ini.

"Yang mendapa peringkat pararel di urutan ketiga adalah Bagus Wardana Beri tepuk tangan yang meriah" Aku hanya melihat nya, dan yang sekarang sedang menuju panggung itu ku yakin itu adalah siswi yang bernama Bagus Wardana.

"Lalu yang mendapat pringkat ke dua adalah Yuliyana" Semua orang yang berada di sekitar panggung bertepuk tangan meriah, Aku pun menguap dan tertidur di bahu Bastian dan di sisih lainya juga ada Sasa yang juga ikut bersandar tapi dia hanya bermain ponsel.

"Ini dia pringkat yang kita nantikan sejak dari tadi" Aku masih mendengar guru ku yang sedang mengumumkan pringkat pararel di atas panggung itu.

"Dan yang mendapat peringkat pertama adalah Kesyana Adiwijaya. Beri tepuk tangan yang meriah" Aku yang menutup mataku pun langsung membukaknya, Aku melihat semua orang menatapku dengan tatapan bangga.

"Kesya..... selamat ternyata lo pinter juga ya" Sasa memeluk dengan sangat erat.

"Wih ternyata kakak gue diem-diem keren juga ya" Aku mencubit pinggang Bastian yang terus saja menggoda ku.

"Kesya..... " Aku melihat Bunda dan Ayah berlari ke arahku dengan tatapan bangga dan bahagia.

"Selamat ya nak. Makasih sudah membuat Bunda dan Ayahmu ini bangga" Tanpa sadar Aku menangis ketika Ayah mengatakan seperti itu.

"Bunda sayang banget sama Kesya, sebenernya walaupun kamu gak mendapat peringkat ini bunda udah bersukur karena kamu hadir di hidup Bunda dan Ayah. Makasih ya sayang" Mendengar itu membuat ku semakin mengencangkan tangisanku, kami saling berpelukan Aku, Ayah, Bunda, Bastian, dan Sasa.

"Kepada nak Kesya beserta wali untuk segera menaiki panggung sekian terimakasih." Mendengar itu Aku dan Ayah segerah bergegas ke atas panggung, setelah sampai di panggung dan ingin naik.

Ayah membenarkan tataan rambut ku dan mengelap jejak air mata ku. "Udah anak ayah udah cantik banget" Aku tersenyum lalu aku menggandeng tangan Ayah dan kami naik ke atas panggung itu.

"Beri tepuk tangan yang meriah" Ketika Aku dan Ayah sudah berada di panggung terdengar tepuk tangan yang sangat meriah. Guru itu atau wali kelas ku tersenyum ke padaku lalu mengalungkan samir ke leherku dan memberikan sebuah penghargaan yang berupa piagam.

"Saya bangga sama kamu Kesya,nanti ketika SMK kamu harus lebih rajin lagi ya dan banggai semua orang yang kamu sayang" guru itu memeluk ku dan aku pun membalas pelukan guru itu, Guruku menangis ketika punggung nya bergetar.

Kami melepas pelukan kami lalu guruku berbincang kepada Ayah yang memegang piagam itu. "Selamat ya pak, Bapak sudah berhasil mendidik anak bapak Kesya" Deg...

Mendengar itu membuat hatiku terenyuh tenyata aku berhasil membuat bangga orang tuaku. Aku melihat Ayah yang sangat senang dan aku beralih menatap Bunda yang sedang menangis di pelukan Sahabat ku, kurasa tangisan itu adalah tangisan kebahagiaan.

Setelah selesai dengan acara kelulusan dan berfoto kami pun akan pergi ke rumah kak Aca. "Udah ya nek Sasa kita mau ke acara kondangan nanti kalian kan bisa bertemu lagi" Ayah menghampiri Aku dan Sasa yang sedang berpelukan, tidak hanya Sasa saja yang memeluk ku.

"Iya nih si Sasa kaya gak akan pernah ketemu lagi" Bastian melepaskan pelukan Sasa dan membisikkan sesuatu ke telinga kekasihnya itu.

"Ih kamu tuh gak tau aja kalo aku lagi seneng banget dan aku gak akan melewati semua momen bahagia ini, karena setiap momen itu berharga" entah kenapa mendengar perkataan Sasa membuat hatiku tidak enak.

"Iya Ayah tau terus gimana kalo besok kita pergi piknik, kalian mau" "MAU" seru kami bertiga.

"yasudah kita pergi dulu ya, yuk Kesya" Aku memeluk kedua sahabat ku dengan sayang.

Aku yang sudah berada di mobil pun seperti merasa gelisah kenapa ini seperti akan terjadi sesuatu yang buruk.

Kami sudah sampai di kediaman keluarga kak Aca, sungguh aku terkagum-kagum dengan pesta yang meriah ini.

***

Pukul 23.50 kami masih di acara pernikahan kak Aca "Yah kita kapan pulang" Aku yang sudah mengantuk pun hanya bisa bersenden di pundak Ayah.

"Ini mau pulang kita pamitan yuk" Ayah mengajak ku untuk berpamitan.

Setelah selesai berpamitan kami pun memasuki mobil yang aku berada di belakang "Tidur dulu aja sayang" Aku pun mulai tertidur ketika bunda mengelus puncak kepalaku.

"Aaaaaa.... " Aku terbang dari mimpi buruk di sanah aku melihat Bastian dan Sasa yang berpamitan kepadaku kalo mereka akan pergi.

"Kamu kenapa sayang" Bunda menghadap ke arah ku dan memegang pipiku yang sudah di penuhi keringat itu.

"Gak papa bun juma mimpi buruk" Aku melihat ponsel ku yang terus bergetar. "Makanya kalo mau tidur itu berdoa dulu" Ayah yang masih fokus dengan menyetir.

Aku melihat ponselku dan 20 panggilan tak terjawab dari Sasa dan juga sepam chat. katika akan membuka chat dari Sasa tiba-tiba Sasa kembali menelfon, Aku pun langsung mengangkat panggilan itu.

"Halo Sa lo kenapa nelfon gue" tak ada jawaban di sebrang membuat ku gelisah.

"Key..... tol... long.... gu.. e" mendengar suara Sasa yang terbata-bata membuat ku kawatir.

"lo di mana biar gue ke sanah" Aku mencoba tenang.

"ga... ng..... ke.. nangan" Aku berguna gang kenangan Sasa di sanah ya. saat akan berbicara kembali aku di kagetkan oleh suara yang aku kenal.

"Akh..... Bastian" itu seperti suara Bastian dan juga Sasa yang sangat histeris.

Tut... tut..

Panggil terputus aku pen semakin panik "Ayah kita ke gang kenangan sekarang"

"kenapa tiba-tiba ini udah malem lo key dan di sanah itu sangat berbahaya karena banyak begal" mendengar penjelasan ayah aku menangis dan memohon untuk ke sanah.

"yah Kesya mohon kita ke sanah ini permintaan terakhir Kesya, keysa mohon"

"Tapi key itu bahaya"

"Tapi Sasa sama Bastian dalam bahaya pah" mendengar itu Ayah pun langsung putar balik.

"Bun segera telfon polisi mungkin ini akan sangat bahaya" dalam perjalanan aku terus menangis dan berdoa kepada Tuhan agar Bastian dan Sasa selama.

Mobil Ayah berhenti Aku pun langsung keluar dari mobil dan masuk ke gang itu dengan di susul Ayah yang membawa pistol nya.

Aku melihat pemandangan yang sangat menakutkan hingga kaki ku lemas dan aku pun terjatuh di aspal yang dingin ini.

"Gak ini gak mungkin kan....... "

***

1
Anrai Dela Cruz
Suka sejak awal
Dálvaca
Mantap!
vera: makasih kak 🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!