Walaupun identitasnya adalah seorang Tuan Muda dari keluarga Dong yang terkenal di dunia kultivator, tapi Fangxuan menjalani kehidupan yang begitu sulit karena tidak memiliki jiwa martial seperti murid sekte yang lainnya.
Hidupnya terlunta-lunta seperti pengemis jalanan. Fangxuan juga sering dihina, diremehkan, bahkan dianggap sampah oleh keluarganya sendiri.
Mereka malu memiliki penerus yang tidak mempunyai bakat apapun. Padahal, keluarganya adalah keluarga terhebat nomor satu di kota Donghae.
Karena malu terhadap gunjingan orang, tetua sekte Tombak Api mengutus seorang guru untuk melenyapkan nyawa Fangxuan dengan cara membuangnya ke lembah Kematian Jianmeng.
Namun, nasib baik masih berpihak padanya. Fangxuan diselamatkan oleh seorang Petapa tua. Bukan hanya itu, Petapa tua tersebut juga mengangkatnya sebagai murid satu-satunya dan mewariskan seluruh ilmu kanuragan yang dimilikinya.
"Aku akan membalas mereka semua yang selama ini menindas ku. Tunggulah ajal kalian!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lienmachan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 34
Bab 34~Sarang Para Siluman
Fangxuan berjalan mengikuti siluman wanita tersebut dalam diam. Pemuda itu terus mengawasi pergerakannya tanpa diketahui.
Sedangkan siluman wanita diam-diam mengeluarkan racun pelumpuh untuk membuat Fangxuan tak berdaya setelah merasakan aroma Longwei yang semakin kuat dari tubuh pemuda tersebut.
Sebenarnya itu sengaja Fangxuan lakukan untuk memancing siluman wanita agar segera menunjukan niat busuknya, dan tentu atas kesepakatan dengan Longwei sendiri.
Walaupun aroma Longwei tercium, tapi para siluman tidak bisa mendengar percakapan antara Longwei dan Fangxuan.
"Oh iya, Nak. Aku memiliki sesuatu untukmu sebagai tanda terima kasih." Botol obat berukuran kecil itu diserahkan ke tangan Fangxuan sambil tersenyum lebar. Siluman berharap Fangxuan segera meminum obat tersebut lalu terkapar tak berdaya.
Dengan begitu, ia bisa memaksa Fangxuan mengatakan di mana keberadaan Longwei.
"Apa khasiat obat ini, Bibi?" Fangxuan sengaja bertanya.
"Ini bisa meningkatkan kultivasi mu, Nak. Dengan sebotol obat herbal ini, kau bisa naik dua tingkat dari ilmu sebelumnya. Bagaimana?" Wajahnya tersenyum penuh harap.
Tentu saja Fangxuan harus mengabulkan keinginan siluman wanita itu untuk mengungkapkan identitas dirinya. "Baiklah, aku akan membagi dua bersama Mei-mei!"
"Tidak usah, gadis itu ada bagiannya. Aku masih punya botol istimewa buatnya. Sedangkan obat herbal ini khusus untuk pria," cetusnya beralasan.
Setelah berpikir sejenak, Fangxuan pun mengangguk. "Terima kasih, Bibi. Aku akan menyimpan ini dan meminumnya nanti."
"Eh, obat ini harus segera diminum agar tidak kehilangan khasiatnya setelah dibuka. Selain bisa meningkatkan kultivasi, khasiatnya juga bagus untuk menjaga stamina tubuh. Cobalah!"
Melihat kegigihan siluman memaksanya untuk segera mati, Fangxuan pun mengabulkannya. Ia berpura-pura meminum obat herbal tersebut sampai habis tak tersisa. Padahal, racun tersebut Fangxuan pindahkan ke dalam pagoda Long Taishan.
Wajah siluman wanita terlihat berantusias ketika Fangxuan menghabiskan sebotol racun pelumpuh miliknya itu. "Bagaimana, Nak? Kau merasakan sesuatu?!"
"Tidak tahu, Bi. Sepertinya ...!" Suara Fangxuan mendadak serak. Ia bahkan berdehem menghilangkan gatal di tenggorokan, setelah itu matanya mengerjap seolah pandangannya kabur, lalu tubuh Fangxuan ambruk di tanah tak sadarkan diri.
Melihat pemuda tersebut pingsan, tentu saja siluman senang. Ia menggoyangkan tubuh Fangxuan untuk memastikan jika pemuda itu benar-benar tak sadarkan diri. Setelah itu, wujudnya kembali ke semula, menjadi siluman ular hijau.
"Hahaha!" Siluman ular hijau itu tertawa sebelum membawa tubuh Fangxuan ke tempat para siluman, tepatnya ke goa di kaki gunung Huǒ róng.
Beberapa siluman menyambut kedatangan Qīng shé yāo dengan tatapan aneh. Mereka mungkin ingin bertanya, mengapa wanita ular itu membawa seorang pemuda.
"She Yao, untuk apa kau membawa manusia ke mari? Apa kau ingin mengadakan ritual?!" tanya salah satu siluman.
"Tidak mungkin 'kan, siluman cantik sepertimu akan menyerap energi Yang pemuda ini dengan cara melakukan kultivasi ganda? Apalagi dalam keadaan pingsan. Hahaha!"
"Benar. Kultivasi ganda sebaiknya dilakukan dalam keadaan sadar, bukan pingsan seperti ini." timpal yang lain mengejek.
Qīng shé yāo mencebik kesal lalu memukul perut para siluman yang menggodanya terus. "Dengar kalian, aku bukan ingin menyerap energi Yang pemuda ini. Aku membawanya kemari karena mencium aroma Longwei darinya." tuturnya.
Báixióng segera menghampiri setelah mendengar perkataan siluman ular hijau itu. "Benarkah yang kau katakan itu? Minggir, aku akan memastikannya!"
Siluman beruang putih itu mendorong tubuh bawahannya agar dirinya bisa mendekati Fangxuan. Ia pun mengendus aroma pemuda tersebut bagaikan seekor anjing.
"Kau yakin dia titisan Longwei? Tapi, aku tidak mencium bau raja naga itu!" seru Báixióng masih mengendus.
"Tidak mungkin kau tidak bisa mencium baunya, karena penciuman mu paling tajam dan instingmu paling kuat." ujar Qīng shé yāo.
Báixióng pun mengangkat kembali wajahnya lalu menatap datar siluman cantik di hadapannya. "Adik Qīng, apa kau sedang bermain-main denganku? Sepertinya akhir-akhir ini kau selalu menguji kesabaranku!"
Siluman ular hijau tertawa hambar. "Hahaha, mana mungkin aku melakukan itu terhadapmu, Kakak. Aku berani bersumpah, jika pemuda ini titisan raja naga Longwei."
"Berikan dia padaku, dan kau cari lagi yang benar. Mungkin saja kau salah mengira,"
"Tapi aku yakin dia orangnya, Kakak. Beri aku kesempatan untuk membuktikannya!"
Báixióng tak menggubris perkataan wanita ular. Siluman beruang itupun berbalik dan kembali ke singgasananya lalu menyuruh anak buahnya untuk memindahkan tubuh Fangxuan ke altar persembahan.
Ia ingin menjadikan Fangxuan sebagai makanannya dan meminum darahnya ketika bulan purnama tiba tepat enam hari lagi.
Anak buahnya segera mengangkat tubuh Fangxuan dan meletakkannya di altar persembahan, tempat siluman beruang putih melakukan ritual.
Sedangkan Fangxuan tetap bertahan dalam kepura-puraan, tidur lelap seperti bayi agar mereka tak curiga.
Pemuda itu dan Longwei bekerjasama untuk menekan tingkat kultivasi dan menghilangkan kembali aroma naga dari Longwei agar mereka saling berdebat. Tapi, ternyata justru membuatnya akan menjadi santapan di acara persembahan.
Walaupun begitu, Fangxuan tidak takut dan ingin melihat seberapa jauh mereka bertindak.
Menjelang malam tiba, para siluman keluar dari sarangnya dan berpencar mencari keberadaan Longwei sesuai instruksi Báixióng.
Apa yang membuat mereka gencar mencari Longwei, itulah yang sedang Fangxuan selidiki.
Di dalam goa yang tersisa hanya Wanita ular yang kini sedang memperhatikan Fangxuan. Qīng shé yāo yakin jika firasat dan penciumannya tak pernah salah. Ia pun mendekati Fangxuan sembari mengendus seluruh tubuh pemuda itu.
"Apa aku memang salah mengira? Bagaimana jika ternyata gadis itu titisan raja naga Longwei? Ah, sial sekali, sih! Niat hati ingin merebut perhatian Kak Báixióng malah jadi bahan lelucon. Huh, kalau begitu sebelum kau menjadi santapannya, aku harus menyerap energi Yin dan Yang mu sekaligus." desisnya lalu bersiap.
Mendengar itu tentu saja Fangxuan dan Longwei tertawa mengejek. Ketika tangan siluman ular hijau hendak membuka pakaian Fangxuan, saat itu juga matanya terbuka lebar dan menangkap tangan tersebut lalu menghempaskan keras.
"Beraninya kau ingin menyentuhku, ular!" hardik Fangxuan lalu beranjak.
Melihat pemuda itu terbangun, Qīng shé yāo tertawa genit. "Ternyata kau sudah bangun rupanya. Kalau begitu, kita akan lalukan kultivasi ganda dengan kesadaran penuh. Mari tampan, Kakak akan mengajarimu caranya!" Senyumnya penuh seringai jahat.
"Kau pikir aku buta? Usiamu sudah ratusan tahun dan kau ingin aku menyebutmu Kakak? Cih,"
"Kau__" Qīng shé yāo mengeram penuh amarah mendengar ejekan Fangxuan. Ia menggerakkan tangannya lalu menyerang pemuda tersebut dengan kekuatan. "Jika aku tidak bisa menyerap energi Yin dan Yang milikmu, Maka kau harus mati. Hiyaaaaa!"
Swoooosshhh
Tubuh Fangxuan bergerak ke samping menghindari serangan ular hijau, lalu ia melompat untuk berpindah tempat.
Melihat Fangxuan bergerak menghindarinya, tentu saja siluman ular tak terima dan kembali menyerangnya. Wanita siluman itu yakin jika Fangxuan akan kalah karena efek racun pelumpuh darinya.
Siluman itu mengeluarkan senjata dan mengayunkan ke arah Fangxuan.
Duaaaaarrrrr
Seketika batu di sekitarnya pecah karena terkena benturan senjata milik Qīng shé yāo, namun tak sedikitpun melukai mangsanya.
"Kurang ajar, matilah kau bocah!" erang Qīng shé yāo dengan sangat marah karena Fangxuan masih bisa menghindar.
Wuuuusssshhhhh
Duaaaaaaaarrrrr
...Bersambung ......
kultivasi ga jelas,semua nya ga jelas