NovelToon NovelToon
Penyesalan

Penyesalan

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: Lianali

Semua itu karena rasa ego. Ego untuk mendapatkan orang yang dicintai, tanpa berfikir apakah orang yang dicintai memiliki perasaan yang sama.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lianali, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6

Semilir angin malam mengibaskan jilbabku, ku biarkan wajah ini diterpa dinginnya angin malam. Aku memejamkan mata, mencoba merenungi apa yang sebenarnya dirasakan oleh hati. Sakit.

Kubiarkan air mata ku menetes tiada henti, untuk meluahkan segala emosi di dalam jiwa. Aku hampir saja memilikinya, tetapi aku pun harus sadar bahwa dia sama sekali tidak mencintaiku. Dan yang paling menyakitkan hatiku adalah melihat kedua orang tuaku tersakiti.

Bagiku orang tuaku adalah duniaku, jika mereka berwajah suram, maka suram pulalah duniaku. Tetapi, aku pun tidak bisa egois dengan memaksakan cintaku kepada kak Adam. Aku harus sadar diri, bahwa dia tidak sedikitpun menginginkan ku. Ia masih mencintai masa lalunya, dan kemungkinan akan terus begitu.

Terkadang aku berfikir kenapa aku harus diuji dengan perasaan serumit ini. Kenapa aku harus mencintai seorang pria dengan begitu dahsyatnya, sedangkan aku sendri telah tahu bahwa hatinya bukanlah untukku. Kenapa harus kak Adam. Kenapa aku tidak bisa menyukai pria yang lainnya.

"Zara..." suara Ibu memanggil dengan nada lembut. Aku diam tidak bergemik. kemudian ibu datang mendekat dan perlahan lahan membelai bahuku dari samping. Aku tetap tidak bergeming. Hatiku semakin hancur saat ini, saat ibu membelai bahuku, saat ibu memanggil namaku. Mataku masih terpejam.

"Tidak apa-apa, jika kamu tidak berjodoh kepada nak Adam, sebab pasti masih akan ada Adam adam yang lainnya. Kamu harus ingat, Allah menciptakan manusia berpasang-pasangan, kamu harus ingat itu." Ujar ibu menguatkanku, aku tak kuasa lagi, aku menangis di dalam pelukan ibu. Aku terisak Isak seperti seorang bayi kecil di pelukan sang ibu, aku malu, aku sedih, aku kecewa, semua campur aduk.

"Sudah...sudah... Tak perlu terlalu di fikirkan, Allah tahu apa yang terbaik. Dan kamu sudah berupaya semampumu, serahkan semuanya kepada Allah." Ibu menepuk nepuk pelan punggungku. Ibu berusaha menenangkanku.  setelah ku pikir pikir ternyata tidak menikah itu tidaklah buruk. Sebab tak ada yang lebih nyaman daripada bersandar di pelukan ibu.

"Ya, sudah hapus air matamu, ikut ibu ke ruang tamu," ujar ibu melonggarkan pelukannya kepadaku. Aku mendongakkan kepalaku menatap wajah ibu, tampaknya ibu juga meneteskan air mata, terlihat dari matanya yang sebab.

"Ibu menangis?" tanyaku seraya memegang tangan ibu.

"Tak, ibu tidak menangis, ayo ikut ibu, ada yang ingin dibicarakan oleh kakak mu kepadamu." ujar ibu, aku mengangguk dan  menurut untuk ikut ibu ke ruang tamu.

*****

"Kakak ada calon untukmu, dia adalah adik teman mas Reza," ujar kak Farah.

"Siapa?"tanyaku sekenanya.

"Namanya Alwi, dia anaknya baik, berasal dari keluarga baik baik, dan sedang mencari calon istri," ujar Kak Farah, aku menghela nafas.

"Yang cari calon istri dia atau orang tuanya? Pengalaman dari kak Adam, ternyata yang mau dia menikah orang tuanya bukan dirinya tapi orang tuanya. Jadi rumitkan?" ucapku, aku tak mau hal serupa terjadi lagi. Cukuplah dengan kak Adam. Sebab aku mencintainya maka aku bisa mentolerir nya, jika bersama orang asing mungkin aku sudah membencinya.

"Tidak, insyaAllah, kalau Alwi ini memang sudah berniat menikah, dan sedang tidak menjalin hubungan dengan siapapun." ujar kak Farah, aku tatap ibu, dan ibu menganggukkan kepala setuju.

"Untuk sekedar mengenal aku setuju," ujarku, tak ada salahnya juga kak untuk mengenal orangnya, siapa tahu ada kecocokan diantara kami berdua.

"Ya, sudah biar sekarang mas Reza infokan kapan mereka siap untuk bertemu denganmu," ujar kak Farah, bang Reza pun langsung mengeluarkan ponselnya dan menelpon seseorang diseberang sana.

"Dia bilang, mereka bisa datang kapan saja" ujar bang Reza.

"Suruh mereka datang besok sore," ujar Bapak, bang Reza mengangguk.

Setelah bang Reza mengfixkan waktunya, aku langsung kembali ke dalam kamarku. Aku lelah, biarlah mereka yang mengurus semuanya. Aku ingin lanjut menangis, meluapkan seluruh kesedihanku.

*****

Ke esokan harinya.

Hari ini Alwi dan keluarganya akan datang ke rumah, sedangkan kak Adam dia tidak ada kabar lagi semenjak pembatalan perjodohan itu. Bapak, ibu, kak Farah, Mas Reza, dan aku sudah menunggu di ruang tamu. Di atas meja sudah tersaji makanan seadanya, beserta minuman untuk menyambut kedatangan Alwi beserta keluarganya. Dulu, sewaktu masih kecil tak kusangka mencari jodoh itu amat sulit bagi orang dewasa. Ku kira mencari jodoh itu gampang dan mudah, ternyata aku salah.

Tidak lama, sebuah mobil berhenti di depan rumah. Meski, aku belum tahu siapa orang di dalam mobil itu, tetapi aku tahu pasti itu adalah Alwi dan keluarganya.

Bapak langsung berdiri, diikuti oleh ibu, kak Farah, dan mas Reza, mereka langsung menyambut tamu yang datang di depan rumah.

"Ayokkk..." ucap Ka Farah menarik tanganku untuk ikut menyambut mereka, aku pun menurut.

"Assalamu'alaikum" ujar seorang lelaki paruh baya. Bersamanya ada seorang pria muda seumuran denganku, dan seorang pria seumuran dengan bang Reza, dan seorang wanita paruh baya, serta seorang wanita sebaya dengan kak Farah.

"Wa'alaikumussalam," ucap ayah menyambut mereka dengan hangat. Mereka saling bersalaman, kemudian bergantian ibu, kak Farah, bang Reza, dan terakhir aku.

Satu persatu dari mereka aku salami, dan khusus pria aku hanya menangkupkan kedua tanganku saja dan mereka membalas hal yang serupa. Ku lihat penampilan Alwi sangat agamis sekali, dia memakai jubah berwarna putih, memakai sorban di kepalanya, dan menundukkan pandangan ketika kami saling berpandangan. Untuk seperkian detik hatiku tertegun melihat penampilannya, terlebih lagi dia memiliki wajah yang dapat dikatakan cukup rupawan.

"Ayo, silahkan masuk," ujar bapak mengajak mereka untuk segera masuk ke dalam rumah.

"Ayo silahkan diminum dan dicicipin hidangannya, maaf cuman itu yang bisa kami suguhkan," ujar ibu seraya tersenyum.

"Terimakasih banyak Bu, seharusnya ibu tak perlu repot-repot" ujar wanita paruh baya seumuran ibu, yang ku tebak dia adalah ibunya Alwi.

Beberapa waktu kami habiskan untuk berkenalan satu sama lain. Yang dapat kutangkap adalah, Alwi adalah pria yang baru bertaubat, sebelumnya dia adalah pria yang jauh dari Tuhan. Dia punya banyak mantan pacar, pernah ikut judi online, dan pernah meminum khamar. Tetapi katanya dia sudah hijrah setahun yang lalu.

Memang benar kita tidak hidup di masa lalu, melainkan kita hidup di masa sekarang. Tetapi, masa lalu seseorang tidak akan pernah bisa hilang sepenuhnya, ia bisa saja masih melekat sepenuhnya di dalam dirinya.

"Bagaimana, mau langsung ambil keputusan sekarang, atau mau perkenalan lebih lanjut lagi," ujar Bang Budi, Abang kandung Alwi yang menjembatani perkenalan ini.

Kurasa perkenalan yang kami lakukan sudah cukup dalam, aku sudah membaca CVnya, dan dia pun begitu. Jujur, aku tidak tertarik kepadanya. Aku tidak tertarik kepada masa lalunya. Aku tak bisa menerima begitu saja menikah dengan pria yang mempunyai deretan mantan, aku pun tak terima bahwa di darahnya sudah mengalih minuman yang memabukkan, dan aku juga tidak terima bahwa otaknya pernah di cuci oleh permainan haram beranama judi online.

"Setelah perkenalan ini, maaf saya tidak bisa melanjutkannya, cukup sampai di sini saja," ujarku terus terang menolak. Ku rasa aku tak perlu lagi sholat istikharah untuk menentukan pilihanku, sebab aku sudah yakin untuk menolaknya. Kulihat ekspresi wajah keluarga Alwi dan Alwi langsung berubah. Sedangkan ibu, berusaha untuk tetap tersenyum.

"Ya, sudah kalau begitu kami pamit pulang," ujar ibu Alwi tak lagi ramah.

"Jangan buru buru Bu, kita ngobrol saja dulu," ujar ibu menahan ibunya Alwi, ku tahu itu hanya cara ibu saja untuk menjaga perasaan keluarganya Alwi.

"Tidak perlu, ini sudah larut malam, perjalanan ke sini jauh, lelah," ujar ibunya Alwi, dan beranjak ke luar dari rumah. Seorang orang tua, tak selayaknya punya adab seperti itu.

Kemudian, gantian ayahnya Alwi yang pamit pulang, diikuti dengan bang Budi, dan Alwi.

Mereka semua masuk mobil, dan pergi.

*****

"Alwi itu sudah bertaubat, sudah berubah, apa salahnya kamu untuk mengenal lebih jauh dengannya," ujar Kak Farah.

"Siapapun bisa mengaku dirinya bertaubat kak, tetapi siapa yang tahu dirinya sudah benar benar bertaubat atau belum?" Aku menatapnya, "Aku ingin seseorang yang punya masa lalu baik baik kak, aku ingin seseorang yang terjaga, sebagaimana aku yang selama ini berusaha untuk menjaga diriku kak," ujarku. Kak Farah mengangguk, ku kira dia akan mengerti maksudku. Ini tentang sekufu, sekufu di dalam segala hal. Tidak hanya sekufu tentang ekonomi, pendidikan, atau rupa, tetapi juga tentang akhlak, masa lalu, dan kisah hidup.

Bagaimana mungkin aku akan ikhlas menikah dengan pria yang sudah digilir banyak wanita, sedangkan aku mati Matian menjaga kehormatanku, bahkan sekalipun aku tidak pernah pacaran dan tidak menyentuh pria non mahram ku. Bagaimana mungkin aku akan menerima jika calon imamku pernah mabuk mabukan, sedangkan aku selalu menjaga setiap makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuhku. Dan bagaimana mungkin aku bisa menerima mantan pejudi, sedangkan aku selama ini mati-matian untuk mencari rejeki halal untukku.

Kedengarannya mungkin aku angkuh atau sombong, itu terserah orang-orang untuk memberi penilaian. Tetapi, bukankah aku juga berhak mencari calon imam yang setara denganku?

Aku tidak merasa diri lebih baik dari dirinya, hanya saja aku tidak mau menanggung resiko bilamana ia kembali lagi kepada kelakuannya di masa lalu. Sebab aku sering melihat, banyak yang bertaubat dan ketika menikah dia kembali lagi mengerjakan tabiat buruknya. Allahu a'lam.

1
Tiawa Mohamad
kenapa ceritanya gantung lanjut thor
shanum
sampai sini dlu, mampir di "cinta dibalik heroin"
Ariani Indah Utami
?
Ariani Indah Utami
...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!