Istri Hasil Rampasan
Kisah memilukan dari seorang gadis biasa yang harus menikah dan hidup bersama orang yang tak pernah ia kenal dan tak pernah ia cintai.
Ia ditinggalkan oleh calon suaminya dipelaminan tepat dihari pernikahannya.
Dalam kehidupan rumah tangganya selalu dipenuhi derai airmata dan rasa sakit.
Akankah dia berakhir bahagia dengan pernikahannya yang diawali dengan keterpaksaan?
Yuh baca sampai habis ya ikuti kisahnya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Atha Diyuta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 14
Sesuai janji Agus menghubungi Susi setelah dia sampai dikamar kostnya.
Agus memang sengaja menyewa kamar kost yang sedikit lebih dekat dari rumah Anita.Agus berasal dari luar kota,Anita sudah mengenalnya cukup lama.Bahkan Anita sudah beberapa kali menggunakan jasa Agus lantaran kinerjanya dinilai cukup bagus dan memuaskan.
"Haii,ini aku Agus yang tadi .Apa tuan Arya sudah pulang?"
Tanya Agus berbasa basi.
Agus terlihat sangat tidak sabar menunggu jawaban pesan dari Susi.Ia ingin bekerja dengan cepat dan memberikan informasi untuk Anita karena wanita paruh baya itu sudah membayar lunas jasa Agus.
Susi yang kebetulan sedang santai karna pekerjaannya sudah selesai begitu berbinar kala membaca pesan dari Agus.
"Haii,maaf lama balesnya.Em,tuan belum pulang.Mungkin sebentar lagi,nanti kalau udah pulang Susi kasih tau deh."
Agus tersenyum kala mendapat balasan dari Susi,itu artinya Susi bisa dikorek informasinya lebih dalam lagi mengenai hubungan Arya dan Pramesti.
"Oh gitu,gapapa ko.Nanti kamu kabarin aja ya kalau dia sudah pulang.Oh ya ngomong-ngomong aku penasaran deh sama apa yang mau kamu ceritain tadi siang.Boleh dong kalau diceritain ,jujur aku sangat penasaran karna Mesty kan temen baik aku dulu.Aku gak enak banget sumpah gak datang kepernikahan dia😌😌."
Agus memainkan perannya seolah dia benar-benar sahabat Mesty.
Ayu tersenyum setiap kali dia membaca pesan dari Agus seprti dia sedang bertatap muka langsung dengannya.
"Ooh iya mas,jadi gini kata mba ayu mereka itu memang menikah atas dasar perjanjian."
" Perjanjian,maksud kamu?"
" Jadi sebenarnya...."
Susi mengetik panjang lebar apa yang ia ketahui dari ayu.
" Tapi ada satu rahasia yang tidak nyonyah ketahui tentang tuan!"
Agus sampai membenarkan letak duduknya setelah ia membaca pesan terakhir dari Susi.Wajahnya tampak serius dan fokusnya tetap dilayar ponselnya.Ia tak mau jika ia sampai salah membaca atau melewatkan pesan dari Susi.
...****************...
" Langsung saja nak Arya menantuku,saya tau jika mungkin saya memang tidak berhak mendapatkan lagi tempat diperusahaan ini tapi saya butu uang untuk saya bisa bertahan hidup dengan istri saya.Menantu saya memang kaya tapi dia tidak akan mungkin menghidupi kami,jangankan tinggal di istananya,uang sepeserpun tidak dia berikan kala membawa putriku!"
Sindir abaz ,ekor matanya tertuju pada Arya yang sedang berdiri disampingnya.
" Fano siapkan uang 50 juta untuk manusia serakah ini dan bawa dia pergi dari ruanganku.Pastikan dia tidak akan menginjakan kakinya dikantor ataupun dirumahku!"
Ucap Arya dengan suara lantang.
Fano yang siaga lantas pergi ke ruangan pribadi Arya dan mengambil sejumlah uang dari brangkas dan tak selang beberapa lama Fano menyerahkan uang tersebut pada Abas.
Fano menarik salah satu tangan Abas dengan keras dan bersiap membawanya keluar jika namun suara Arya membuatnya urung dan berhenti sejenak sebelum membuka pintu.
" 50 juta itu banyak,gunakan uang tersebut untuk membuka usaha kecil-kecilan.Jangan menganggu istriku lagi dan jauhhi dia kalau perlu pindahlah keluar kota!"
Ucap Arya tanpa menoleh sedikitpun kearah Abas.
Merasa tak terima Abas memberontak dari cekalan Fano.Kekuatan Abas yang memang lebih dari Fano membuat Fano sedikit kewalahan.
" Lepaskan saya!"
Teriak Abas.
" Jangan harap tua Bangka!"
ucap Fano sembari mengeratkan lagi cngkramannya pada Abas.
" Lepaskan dia Fano,biarkan cecunguk ini berceloteh!"
" Brengsek kamu,mesti itu putriku bagaimana bisa kamu memintaku untuk tidak menemuinya lagi.Gila kamu,kamu memang suaminya tapi aku ayahnya!"
Sentak Abas yang merasa tak terima dengan apa yang Arya ucapkan.
" Ck,aku tau semua masalalu kamu Abas! Jangan coba main-main denganku jika kamu tidak ingin Mesty tau tentang hal itu!"
Ancaman Arya sukses membuat Abas bungkam dan mundur.Wajhnya sedikit memucat namun ia sembunyikan dari Arya.
" Apa maksud kamu,masalalu apa yang kamu bicarakan?"
" Hahaha kamu takut abaz?"
...****************...
Dibelahan bumi yang lain seorang wanita paruh baya tengah gelisah menunggu kabar dari orang yang ia minta mencari informasi terkait menantunya.
Kegelisahan Anita semakin menjadi saja kala ia mendapatkan pesan dari Agus jika Agus sebentar lagi akan memberitahukan pada Anita tentang informasi yang Anita butuhkan.
Sementara Agus kini sudah mendapatkan informasi melalui Susi, informasi yang bisa dijamin keakuratannya.
" Ibu bisa kita bertemu sekarang?Temui saja ditaman senja dekat rumah ibu.Saya tunggu 10 menit dari sekarang!"
Tanpa ada niat membalas Anita langsung menyambar tasnya dan kunci mobilnya.Namun saat Anita hendak pergi ia berpapasan dengan abaz didepan pintu.Bahkan saking gugupnya Anita dia tak hampir saja menabrak abaz yang juga sedang memikirkan teka-teki yang Arya ucapkan.
Entah masalalu yang mana yang Arya ketahui,namun satu hal pasti masa lalu yang sangat penting mengenai sesuatu hal yang berkaitan dengan Pramesti tersimpan rapat karena hanya dia sendiri yang tau dan seseorang yang kini sudah tidak lagi ada dikota ini.Entah dia sudah meninggal atau masih hidup,Abas sama sekali tak mau memikirkannya lagi ataupun mengingatnya lagi.
"Mah ngapain sih nabrak-nabrak?"
Sungut Abas.
" Papah yang ngapain?Jalan ko sambil ngelamun.Mikirin apa si Pah?"
Cecar Anita.Anita sengaja mengatakan itu untuk menghindari pertanyaan Abas yang lainnya.
" Maaf mah papah pusing.Mamah kala mau pergi pake sopir aja ya hati-hati!"
Ucap Abas.
Tak biasanya Abas mengizinkan Anita pergi begitu saja,biasanya Abas akan bertanya banyak hal jika istrinya dandan rapih.
Anita menatap punggung abaz yang sudah menghilang dibalik dinding.
" Ada apa dengan papah,kenapa sikapnya aneh!"
Keluh Anita seorang diri,namun beberapa detik berikutnya Anita tersenyum seorang diri.
" Masa bodo ,kesempatan pergi tanpa ocehan papah!" Ucap Anita sambil berlalu.
...****************...
" Apa nyonya sudah makan?"
Tanya Arya saat baru saja sampai dirumah dan melihat meja makan masih tampak rapih dan bersih.Belum ada tanda-tanda seseorang duduk dan makan disana.
Dua orang pelayan yang kebetulan sedang berada tak jauh dari area meja makan tertunduk kala mendapati majikannya pulang.
Dengan suara bergetar mereka menjawab pertanyaan Arya.
" Belum tuan,tadi nyonya masuk kamar dan belum keluar lagi."
" Mana ayu?"
" Bu ayu sedang belanja bulanan karna bahan-bahan didapur sudah banyak yang habis."
" Oke, tolong siapkan makanan dipiring dan bawa keatas.Saya tunggu disana,ambil semua lauk karna saya tidak tau apa yang dia suka!"
Ucap Arya,setelah mengatakan itu Arya lantas masuk kedalam lift dan naik keatas menuju kekamarnya.
Dua orang pelayan yang ditugaskan Arya dengan sigap menyiapkan apa yang sudah diperintahkan oleh sang majikan.
...****************...
" Bedebah,anak itu membuat kepalaku semakin pusing saja.Masalalu yang mana yang dia maksud,atau jangan- jangan?
Tidak -tidak dia tidak mungkin tau hai itu!
Gumam abaz.
Wajahnya tampak panik dan memucat,ingatannya menerawang jauh pada masalalunya yang sudah ia kubur dalam-dalam.