Ivana sudah berlari sejauh mungkin untuk menghindari Aston Harold, namun dunia seperti begitu sempit untuk pria itu. Sampai di kehidupan Ivana yang paling terpuruk Aston tetap mampu menemukannya.
"Jadilah simpanan ku, ku pastikan hidupmu akan baik-baik saja," ucap Aston.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SSP Bab 30 - Celana Jeans dan Blazer Sederhana
Saat pagi menjelang rupanya Aston pergi lebih dulu meninggalkan apartemen, dia meninggalkan catatan kecil yang ditempelkannya di lemari pendingin. Mengatakan pada Ivana bahwa dia lebih dulu pergi ke kantor.
Aston ingin memberi ruang dan waktu untuk Ivana menikmati hidupnya sendiri, agar terus merasa nyaman ketika tinggal di apartemen ini.
Dan benar saja, pesan yang tertulis di catatan kecil itu membuat Ivana merasa lega. Rasanya seperti terbebas dari tuntutan yang harus dia jalankan.
Sambil menyiapkan sarapan Ivana coba untuk menghubungi Aylin melalui sambungan telepon.
"Halo, Kak," jawab Aylin di ujung sana.
"Ay, Apa kamu sedang sibuk?"
"Tidak, kenapa? Jangan bilang besok kak Ivana tidak mau datang," ancam Aylin langsung.
"Bukan seperti itu, apa aku boleh mengajak teman kantorku?"
"Siapa? Apa seorang pria?" tanya Aylin dengan nada menggoda, dia akan senang jika kak Ivana memiliki kekasih.
"Bukan, Merlin namanya," balas Vana dengan cepat, "Tapi entah dia mau ikut atau tidak yang penting aku sudah izin padamu lebih dulu," timpal Ivana kemudian.
"Tentu saja boleh, jika kak Ivana ingin mengajak teman selain kak Merlin juga tidak apa-apa, lebih banyak orang yang datang pasti akan lebih seru," jawab Aylin.
"Oh iya Ay, Aku ingin bertanya sedikit pribadi, Aku mohon jangan salah paham ya."
"Tanya tinggal tanya, jangan sungkan seperti itu."
Ivana tersenyum kikuk, sebenarnya sejak kemarin dia sangat ingin tahu apakah Gloria juga masuk dalam lingkaran pertemanan mereka. Ingin tahu juga mungkinkah Gloria akan datang malam besok.
"Em, Aston kan sudah menikah. Apa istrinya nanti juga akan datang?" tanya Ivana setelah mengumpulkan banyak keberanian untuk mengajukan pertanyaan tersebut.
"Sepertinya istri kak Aston tidak akan datang, kami tidak terlalu dekat dengan kak Gloria, sebab kak Aston tidak pernah mengajak istrinya jika sedang kumpul-kumpul," jelas Aylin apa adanya.
"Kak Ivana tahu juga kan, mereka menikah karena bisnis. Sepertinya kak Aston bahkan sudah berniat untuk mengajukan perpisahan," kata Aylin lagi.
Namun Ivana justru banyak diam, padahal dia yang memulai lebih dulu untuk membicarakan tentang hal ini, tapi selebihnya malah bingung ingin bicara apalagi, sementara dia adalah yang paling tahu bahwa Gloria tetap ingin mempertahankan rumah tangga tersebut.
"Sebenarnya ... Sebenarnya aku juga mengenal Gloria, bagaimana jika aku mengajaknya untuk datang besok?" tanya Ivana lagi, jantungnya berdegup saat mengajukan pertanyaan tersebut, apalagi tentang hal ini Aston juga belum mengetahuinya.
"Sebaiknya jangan, Kak. Urusan kak Gloria biar saja kak Aston yang menangani," balas Aylin.
Ivana langsung menganggukkan kepalanya, seolah Aylin bisa melihat apa yang dia lakukan. "Benar, kamu benar," jawab Ivana pula.
Tak lama kemudian panggilan mereka berdua pun terputus, Ivana langsung memakan roti yang telah dioles dengan selai. Rasanya selalu bingung bagaimana caranya menghadapi hari esok.
Sebelum jam 8 pagi Ivana telah tiba di kantor, dia langsung menemui Merlin dan menyampaikan niatnya untuk mengajak sang sahabat untuk datang ke acara pesta barbeque.
"Tidak, aku tidak akan datang, aku yakin di sana aku tidak akan bisa bernafas," tolak Merlin, belum apa-apa Sudah gugup sendiri, bagaimana bisa dia bergabung dengan para CEO dan kumpulan Nona muda.
Merlin menggelengkan kepalanya dengan kuat.
"Ahh ayolah ikut Lin, temani aku."
"Tidak mau Tidak mau Tidak mau!" tolak Merlin tak bisa diganggu gugat.
Ivana rasanya ingin menangis, sementara waktu rasanya cepat sekali berlalu. Sampai hari Di mana pesta Barbeque itu akan diadakan pun telah tiba.
"Aku sudah memesankan taksi untukmu, jika sudah siap segera pergi ke rumah Aylin. Aku akan pergi lebih dulu," ucap Aston, pamit, karena mereka tidak bisa datang bersama.
Ivana mengangguk saja, masih setengah hati untuk pergi ke sana.
Aston kemudian pergi dan Ivana melihat jam di dinding, waktu menunjukkan jam 07.00 malam.
"Aku juga harus segera pergi, jangan sampai Aylin menungguku terlalu lama," gumam Ivana.
Dia lantas masuk ke dalam kamarnya untuk bersiap-siap, sebenarnya Aston telah menyiapkan gaun berwarna hitam untuk Ivana kenakan, namun entah kenapa Ivana merasa tak pantas menggunakan gaun tersebut.
Pada akhirnya Ivana tidak merias diri, dia justru menggunakan celana jeans dan blazer sederhana untuk datang ke sana.
Bonus babang Aston
nyimak 🙏
semuanya aku suka..
di kisah kali ini merupakan spin off kisah Aylin dan Aland ya kak..
di sana Ivana jadi antagonis, tapi akhirnya di sini berubah jadi protagonis nya..
cukup sepadan hukuman yg diterima Ivana..
akhirnya dia bisa berubah menjadi lebih baik lagi..
begitu pula Aston, akhirnya dia sadar jg kalau sebenarnya dia mencintai Ivana..
finally happy ending, saya suka.. saya suka..
lanjut kisah Gionino..
semoga sehat selalu ya kak..
tetap semangat dalam berkarya dan semoga sukses selalu.. 💪🏻😘😍🥰🤩