NovelToon NovelToon
Oh My Secretary

Oh My Secretary

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Kantor / Romansa / Office Romance
Popularitas:34.1k
Nilai: 5
Nama Author: Nuhume

Season 2 dari, "Menantu Sampah Seorang Millionaire".

Hari pertama Lucia masuk kerja sebagai sekretaris di Alfred Corporation tidak berjalan mulus sesuai keinginannya. Dia bertemu dengan Rey Alfred yang memberinya banyak omelan di hari pertama dia bekerja. Karena tidak terima, Lucia mengamuk. Begitu marahnya, dia sampai mengusir Rey dari kantornya sendiri. Akibatnya, Rey yang merasa bersalah meminta maaf dengan spektakuler.

Namun awal yang agak aneh itu justru membawa hubungan mereka ke titik yang tidak pernah mereka sangka sebelumnya. Mereka tidak hanya bertemu sebagai bos dan sekretaris di kantor, tapi juga menjelma sekedar TTM-an? Apakah mereka akan tetap mengatakan "Love is Bullshit!" meskipun mereka tahu jika mereka perpect for each other?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nuhume, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

14. Permintaan Maaf

"Hm ma, apa peduliku soal itu, aku bahkan berpikir untuk tidak bekerja di sana lagi!" jelas Lucia dengan jutek.

"Heh. Jangan seperti itu" ucap Nyonya Donna yang mulai sedikit tegas.

Dia menjelaskan jika saat ini orang-orang susah untuk mendapatkan pekerjaan, bahkan jika mereka mencari dengan susah payah, belum tentu mendapatkanya. Dan saat ini peluang Lucia seperti mendapat air di gurun pasir, dia harusnya memanfaatkan itu dengan baik, bukan berpikir sebaliknya.

"Hmm, habis sambutannya di sana minus begitu!" ucap Lucia kembali.

Lucia menjelaskan jika suasana di kantor akan seperti itu setiap hari, sepertinya dia tidak akan bisa bekerja dengan baik. Apa lagi menjadi seorang sekretaris seorang Rey Alfred. Mereka harus bertemu setiap hari, membantunya setiap hari, belum lagi dia harus ikut kemana pun dia pergi, tiap kali meeting bisnis.

"Ish, menyebalkan," ucap Lucia dengan berdelik.

Nyonya Dinna ingin melanjutkan ucapannya tapi tiba-tiba ponselnya berbunyi. Sopir taksi pesanannya telah tiba untuk menjemput. Hari itu Lucia memutuskan untuk menggunakan taksi yang biayanya tiga kali lipat di banding menggunakan bus. Karena kesal dia harus memanjakan dirinya terlebih dulu.

Urusan uang dan tabungan, setelahnya dia akan berpikir jernih kembali.

Nyonya Donna yang mendengar itu, hanya menggelengkan kepalanya karena dia tahu bagaimana Lucia saat benar-benar kesal. Mungkin saja semua wanita di dunia ini jika dalam keadaan kesal atau marah, menghabiskan uang dengan shopping atau apapun itu adalah solusinya.

Tapi Lucia hanya menggunakan uang tabungannya hanya untuk seperlunya. Tidak melebihi dari apapun, hanya untuk hari itu saja uang jajannya akan lebih sedikit dari biasanya.

Lucia terlihat buru-buru mengemas barang milik Nyonya Donna yang akan di bawa pulang, setelah itu esok hari dia akan kembali dengan peralatan dan pakaian yang baru lagi.

"Hati-hati ya sayang...." ucap Nyonya Donna.

"Ma, bagaimana kalau aku nginap malam ini, menemani mama?" ucap Lucia.

Nyonya Donna yang mendengar itu menggelengkan kepalanya. Dia tidak ingin Lucia tidur di rumah sakit. Dia tahu jika anaknya memiliki banyak aktifitas, setidaknya dia harus tidur di tempat yang nyaman dan harus nyenyak, agar kesehatannya terjamin.

Lucia hanya manyun saat mendengar ucapan ibunya itu. Sebelum pergi Nyonya Donna kembali berpesan untuk segera berbaikan dengan pimpinannya itu.

"Sekalipun awal pertemuan kalian tidak menyenangkan, tapi sayang kalau pekerjaan itu di lepas begitu saja. Alfred Corporation itu perusahaan besar sayang," jelas Nyonya Donna.

Lucia kemudian yang mendengar itu hanya mengangguk tanpa semangat. Dia mendengus kesal. Segumpal es krim yang di pegangnya masuk ke dalam mulutnya dengan sekali suapan untuk mengusir perasaan sebal yang masih menjejali ulu hatinya. Dia tidak peduli apapun lagi. Dia bergegas keluar dan meninggalkan ruangan itu.

Tapi sebelum Lucia benar-benar pergi, dia kembali lagi dengan langkah yang cepat. Dia mencium kening ibunya itu dengan tersenyum manis dan meminta ibunya agar segera pulih kembali.

"Aku rindu masakan mama," bisik Lucia.

"Tentu sayang,"timpal Nyonya Donna.

Lucia tersenyum kemudian dia benar-benar pergi meninggalkan ruangan tersebut. Dia berlari menuju taksi dengan cepat dan akhirnya berlalu.

Di dalam taksi, Lucia menatap keluar jendela dengan banyak pemikiran. Dia menghembuskan nafasnya pelan dan melihat segala aktifitas yang berada di luar sana. Dia merasa waktu berjalan begitu lambat. Dia melihat jam yang bertengger di pergelangan tangannya. Jam yang harganya murah tapi terlihat mahal saat itu melihat di pergelangan tangan Lucia.

"Hmm, masih jam lima." Gumam Lucia.

Udara di luar sangat cerah, matahari masih bersinar terang benderang. Jam-jam seperti itu, dulu saat Lucia masih remaja, ayahnya masih hidup. Dia akan bersepeda bersama atau bermain bersama dengan teman-temannya, terkadang Lucia memainkan permainkan anak laki-laki, bermain bola bersama mereka.

Lucia mengingat kembali saat-saat bahagia, di mana beban pikiran menyergapnya. Seakan bertambahnya usia adalah suatu kesalahan besar tapi berkurangnya usia adalah keinginan yang tidak mungkin, dia masih ingin bersama dengan orang-rang yang di cintainya.

"Apakah ini yang di namakan korban usia?" gumam Lucia.

Dia kembali menghembuskan nafasnya, melihat beberapa remaja berlarian di taman saat taksi tersebut melintas di daerah tersebut. Lucia akhirnya meminta kepada sopir taksinya untuk berhenti sejenak, dia tidak peduli berapa bayaran yang akan dia berikan setelah tiba di rumah nanti. Tapi dia benar-benar butuh udara segar saat itu.

Kekacuan di kantor tadi benar-benar membuatnya kesal dan emosi yang tidak tertahankan. Bahkan perasaan itu berada dalam dirinya seharian. Lucia kemudian mengusap kepalanya yang tidak sakit. Dia tidak habis pikir perusahaan sebesar itu memiliki tradisi yang aneh.

Memiliki cara-cara yang kuno untuk menyambut karyawan barunya.

"Kekanak-kanakan!" gumamnya lagi sambil berjalan.

Mata Lucia kemudian menangkap sebuah kursi yang kosong dengan pemandangan air mancur yang sangat memukau. Dia duduk di kursi tersebut dan melihat anak-anak berlarian dan atraksi air mancur yang berada tidak jauh dari hadapannya.

Lucia merasa nyaman di tempat itu, dia tersenyum menatap langit dan sesekali merenggangkan tangannya. Dia juga melihat sebuah sepeda yang bisa di gunakan di tempat itu khusus. Tanpa membuang waktu lagi, dia menaiki sepeda itu dengan mengitari taman.

Malam pun menyapa, dia mencicipi berapa makanan yang tersaji pada taman, spageti yang sangat enak. Dia berselfie menggunakan ponselnya dengan air mancur yang diterangi warna lampu yang berwarna-warni di malam hari. Tiba-tiba nomor baru muncul di layar ponselnya.

Ddddrrrtttt

Drrrrrttttttt

"Bisa bicara dengan Lucia Eve?" tanya seseorang di balik telpon.

"Saya sendiri. Dari siapa, ya?" timpal Lucia.

"Ini aku, Rey Alfred. Aku cuma ingin min ..."

Dengan wajah yang kesal Lucia kemudian mematikan panggilan tersebut dengan menekan layar ponselnya berulang kali karena kesal.

"Sialan!" umpatan Lucia.

Lucia kemudian menyimpan ponselnya ke dalam saku tiba-tiba ponselnya kembali berdering, kali ini dengan nomor yang berbeda, membuat kening Lucia berkerut.

"Halo?"

"Lucia, dengar dulu dong penjelasanku!" ucap Rey.

"Tidak perlu! Bye!" timpal Lucia kemudian dengan sinis dan mematikan telpon secara sepihak.

Dia benar-benar siap dengan panggilan seetelahnya, dia berjanji akan menghujani dia dengan umpatan dan kalimat lainnya. Karenanya Lucia bersiap dengan memegang ponselnya dengan emosi dan wajah yang sinis.

Drrrrttttt

Drrrrtttt

Dengan nomor yang baru lagi.

"Nah? Benar, kan? Dia akan menelpon lagi!" gumam Lucia geram.

Lucia kemudian mengangkatnya tanpa harus bersapa ria seperti semula, mengucapkan kata "halo" dengan lembut. Kali ini dia akan mengangkat tanpa bersuara dulu, tiba-tiba rencananya berbuah haluan dengan cepat. Dia ingin menguji Rey.

1
Datu Zahra
dah stop baca, maaf ya Thor. kecewa sama karakter Rey, perusahaan sebesar apapun punya cara masing² buat uji karyawan, dan enggak pantes Lucia bertingkah begitu.
Nuhume: Maaf ya kak, kalau ga sesuai.
Aku cuma ikutin aturan kontes yg emang milih untuk unggulin karakter perempuannya. Jd aku ubah Rey si manusia kaku dan Es itu, sedkit lebih humble..
semoga karya di karya aku selanjutnya, kakak suka 🙏🙏🙏❤️
total 1 replies
Datu Zahra
Kau buat aku kecewa sama perubahan karakter Rey Thor.
Datu Zahra
enggak ada sopan asli, atasan dipermalukan begitu. Jatuh cinta sama sikap cool Rey dikisah Bram, tapi disini karakternya berubah. asli jadi enggak pengen baca
habibulumam taqiuddin
setuju
habibulumam taqiuddin
rey ayo dunk. masa kalah
habibulumam taqiuddin
tidak usah diterima.
Novie Achadini
sakit jiwa lucia
Novie Achadini
brani bgt karyawan ngamuk dikantor
Nuhume: Lagi Mumet dia Kak😆
total 1 replies
Usagi Pica
good job Lucia,buat Rey mati kutu😀😀
Nuhume: Hahahha siapppp
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!