Gadis kecil yang bernama amora, merupakan gadis yang cantik dan lemah lembut
Amora berasal dari keluarga berada, namun hidupnya tidak bahagia
Ayah yang sangat ia sayangi meninggal dunia karena kecelakaan, dan ibunya dari dulu sangat membencinya bahkan tidak mengharapkan kehadirannya di dunia ini
Apakah hidup Amora akan terus menyedihkan?
Apakah ia akan bahagia? Ikuti kisah hidup Amora
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kinanovia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hanya Minum
Hari cepat sekali berlalu, tak terasa ini sudah hari jumat. Malam ini di kediaman Laura dan Antonio, mereka tengah bersiap untuk menghadiri pesta pernikahan anak tuan Shenoy. Antonio menggunakan setelan jas berwarna hitam dan kemeja berwarna biru muda. Sedangkan Laura memakai dress panjang dengan warna biru muda senada dengan kemeja yang di kenalan oleh suaminya. Rambutnya ia biarkan tergerai, tak lupa olesan make up tipis yang menempel di wajahnya menambah kecantikannya pada malam ini.
"Sayang.. " panggil Antonio, ia menatap istrinya yang kini berdiri di depan cermin dengan penuh kekaguman. Padahal mereka menikah hampir sepuluh tahun namun Antonio merasa istrinya semakin tambah cantik, ia tak pernah bosan melihatnya.
"Iya... kenapa kau melihatku seperti itu?" Laura menaikkan kedua alisnya
"Kau cantik sekali malam ini" puji Antonio
" Hanya malam ini saja?" Laura mengerucutkan bibirnya.
Antonio tertawa kecil, "Bukan begitu sayang, setiap hari kau cantik. Tapi malam ini kau terlihat begitu cantik" ucap Antonio seraya memberikan kecupan di kening istrinya
"Terimakasih sayang, kau tidak lupa kan kalau kita akan mengajak Amora ke acara tuan Shenoy?"
"Aku tidak lupa sayang, kita akan ke rumah Nilam dulu untuk menjemput anaknya" ucap Antonio dengan menyibakkan rambut istrinya
"Tapi jika Nilam... "
"Dia pasti akan mengijinkannya" sela Laura
Antonio hanya menghela nafasnya, "Baiklah kita berangkat sekarang" ia menggandeng tangan istrinya keluar dari kamar.
Kini Antonio dan Laura berada di dalam mobil, mereka hendak menghadiri pesta pernikahan anak tuan Shenoy, rekan bisnisnya. Namun sebelum itu, mereka akan menjemput Amora terlebih dahulu.
Sesampainya dirumah Nilam, Laura seakan tak sabar menemui anak dari sahabatnya itu dan bergegas turun dari mobil dan melupakan suaminya
"Jalan saja terus, tidak usah hiraukan aku suamimu" seru Antonio yang kini sama-sama sudah turun dari mobil
Laura menoleh ke belakang, "Maaf sayang, aku ingin segera bertemu dengan Amora" ucap Laura denga tersenyum, ia pun menggandeng tangan suaminya.
Di depan rumah Nilam mereka berdua bertemu dengan paman Lukas.
"Selamat malam paman Lukas" Sapa mereka bersamaan
" Selamat malam nyonya Laura, tuan Antonio" Paman Lukas membalas sapaan sahabat majikannya dengan sedikit menundukkan pandangannya, tak lupa menyematkan senyuman. Tak lupa ia membukakan pintu gerbang untuk tamu majikannya itu
"Apa Amora ada paman?" tanya Laura
Paman Lukas menautkan alisnya, "Nona Amora?" ia mengulang ucapan Laura
"Iya paman, apa Amora ada di rumah?"
"Ada nona, saya pikir nyonya Laura dan tuan Antonio ingin bertemu dengan nyonya Nilam"
"Tidak paman, tujuan kami kemari untuk bertemu dengan Kimora. Kami ingin mengajak anak itu ikut bersama kami" kali ini Antonio yang bersuara
"Nona Amora ada di dalam tuan, nyonya Nilam pun baru saja pulang. Silakan kalian masuk ke dalam"
Mereka berdua pun mengucapkan terimakasih pada paman Lukas, setelahnya menuju ke pintu rumah dan mengetuk pintu itu beberapa kali.
Pintu pun terbuka, bukan Lea maupun bibi Rose yang membukanya namun Nilam.
"Kalian.. ada apa malam-malam kemari?"Nilam nampak kaget melihat sahabat dan suaminya datang kerumahnya saat malam hari.
"Kau tidak mempersilakan kami masuk?" bukannya menjawab, tapi Laura malah bertanya balik pada Nilam
Nilam pun menepuk jidatnya, "Maaf, silakan masuk"
Nilam mempersilakan Laura dan Antonio masuk kedalam rumahnya dan mempersilakan mereka duduk di sofa ruang tamu.
Nilam pun kini duduk dengan posisi berhadapan dengan Laura
"Jadi... ada apa kalian datang kemari? kenapa kalian rapi sekali?" tanya Nilam
"Iya kami mau pergi, kami di undang oleh tuan Shenoy untuk menghadiri pesta pernikahan anaknya" jawab Antonio
Nilam pun menganggukkan kepalanya, "Lalu kenapa kalian kemari? kalian belum menjawab pertanyaanku"
Laura dan Antonio saling pandang, membuat Nilam menjadi bingung.
"Kami kemari karena kami ingin.... " belum selesai Laura berbicara, ia melihat Amora yang baru saja turun dari tangga.
"Amora... " panggil Laura
Amora pun menoleh, ia memicingkan matanya " Bibi Laura.... " Amora kini menghampiri sahabat ibunya itu.
Laura pun beranjak berdiri, setelah Amora berada di dekatnya, Laura tak segan memeluk anak dari sahabatnya itu. Ia sungguh merindukan Amora.
Amora pun membalas pelukan Laura dengan begitu hangat, ia membayangkan seolah ini pelukan dari ibunya. Lalu mereka berdua duduk di sofa yang sama. Amora duduk di tengah antara Laura dan Antonio.
"Bagaimana kabarmu sayang?" tanya Laura
"Kabar aku baik bibi" jawab Amora dengan menyematkan senyuman manisnya.
"Kamu tidak merindukan paman ya?" Antonio merentangkan tangannya
Amora pun menoleh pada Antonio, "Aku juga merindukanmu paman" Amora kini menghambur ke pelukan Antonio.
Antonio memberikan usapan di kepala anak itu. Nilam yang duduk di sebrang mereka bertiga hanya diam saja. Namun dalam hatinya bergejolak, entah ala yang ia rasakan saat ini melihat pemandangan yang ada di depannya.
"Bibi dan paman kenapa kalian rapi sekali? Bibi sangat cantik, paman juga sangat tampan" Amora bergantian memperhatikan Laura dan Antonio
"Kami akan menghadiri acara pesta pernikahan salah satu rekan bisnis paman Antonio, apa kau mau ikut dengan kami sayang?" ucap Laura, ia menyibakkan rambut Laura ke belakang telinga
"Aku... ikut bersama paman dan bibi?" Amora menunjuk dirinya sendiri
"Iya sayang, apa Kimora mau ikut menemani kami?" kini Antonio yang bersuara
"Ehm... " Amora tampak berpikir, ia melirik ke arah ibunya yang ternyata tengah menatapnya dengan tajam
"Nilam, bagaimana? apa boleh aku membawa Amora?" tanya Laura pada Nilam
"Kenapa kau ingin membawa dia?"
"Dari pada dia di rumah bersamamu, kau juga tidak akan mungkin mengajaknya bermain ataupun belajar kan? kasihan dia, pasti bosan" ujar Laura
"Sayang... "bisik Antonio, ia menggelengkan kepalanya pada Laura
Laura hanya diam tak menghiraukan suaminya, " Bagaimana Nilam sayang? apa aku boleh membawa anakmu?" ucapnya penuh rayu
"Baiklah, tapi Lea harus ikut bersama kalian"
"Kau ini, kenapa harus membawa Lea segala. Kau tidak percaya pada kami? Kami hanya akan membawa anak mu ke pesta"
"Kau mau membawanya atau tidak?" seru Nilam dengan tegas
"Ya sudah.... dari pada tidak di ijinkan"
Kini Amora beranjak ke kamar untuk bersiap di bantu oleh Laura.
•••
"Maafkan perkataan Laura yang tadi ya?" ucap Antonio seakan tidak enak dengan ucapan Laura yang tadi
"Kau tidak perlu meminta maaf, aku tidak apa-apa. Laura memang seperti itu orangnya, tapi dia sebenarnya baik." Nilam tersenyum ringan
"Aku akan memanggil Lea dulu untuk bersiap, sekalian menyiapkan minuman untuk kalian" sambungnya seraya beranjak berdiri
"Tidak usah repot-repot" kata Antonio
" Tidak ada yang repot, hanya minum saja. Kau ini masih saja sungkan" mereka berdua tertawa kecil
Nilam pun pergi ke dapur meminta Lea membuatkan minuman untuk Laura dan Antonio, tak lupa juga ia memberitahukan pada Lea untuk bersiap menemani Amora yang akan di bawa Laura dan Antonio ke acara pesta pernikahan rekan bisnisnya.