NovelToon NovelToon
Cinta Sang RV

Cinta Sang RV

Status: tamat
Genre:Tamat / Teen Angst
Popularitas:5.4k
Nilai: 5
Nama Author: Marlita Marlita

Sejak Menolong pria bernama Reyvan, nasib Annira berubah

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Marlita Marlita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rencana Menjauhi Reyvan

“Aku harus jauhi dia, sebisa mungkin jangan pernah bertemu. Sial! Aku teringat wajahnya.” Anira sepagi ini sudah bertindak tidak jelas di jalanan, semua yang ada dibawah kaki maunya ditendang semua, mulai dari batu kecil, ranting kayu yang jatuh di pinggir jalan, sampai pada tiang listrik. Bagaimana ia bisa membuang wajah tampan Reyvan jauh-jauh dari ingatannya.

‘Brem’

Sebuah motor sport yang tidak asing berhenti tepat disisi Anira yang berjarak antara trotoar dan jalan raya, motor sport yang dikendarai seorang yang menggunakan jaket hitam dengan tulisan huruf R.V di bagian depan, kiri atas.

“Masih pagi udah kusut aja. Ayo naik!” kata lelaki yang sudah membuka helmnya, ialah lelaki yang harus Anira hindari tapi kenapa mereka harus bertemu.

“Duluan aja lagian udah dekat.” Ujar Anira dengan nada tenang padahal jantungnya lagi bobrok deg-degan terus, meskipun sudah memiliki keputusan mantap untuk menjauhi Reyvan bukan berarti ia harus mengatakan kepada lelaki itu kalau ia ingin menjauh.

“Ayo cepetan naik!” desak Reyvan sedikit menarik lengan seragam Anira.

“Nggak.” Kekehnya.

_”Kesialan selalu memihak padaku kenapa harus bertemu dia, malas banget aku.”_ batin Anira mendesis lalu melanjutkan langkahnya yang tinggal beberapa lagi sampai disekolahnya.

“Titip jaket.” Karena ditinggalkan begitu saja oleh Anira, Reyvan membuka jaketnya lalu melemparnya ke arah Anira sampai jaket itu menutup kepala sang sasarannya, untuk menghindari omelan Anira ia segera melajukan motor sportnya hampir saja menerobos lampu merah kalau tidak segera lewat sebelum rambu-rambu berganti.

“Sialan!” umpat Anira, meskipun jaket yang menutupi seluruh pandangannya harum tetap saja ia merasa direpotkan oleh gelagat Reyvan.

_“Dia tidak tahu kalau aku menghindarinya. Reyvan, kau bukan siapa-siapa begitu juga denganku, aku bukan siapa-siapa tapi kenapa kita akrab? Atau hanya sok akrab.”_ batin Anira sambil membawa jaket hitam itu di lengannya sampai melewati kotak sampah ia berpikir untuk membuangnya saja disana, namun sesuatu yang jatuh dari jaket tersebut membuat Anira mengurungkan niatnya. Sebuah KTP dan kartu atm berjumlah dua.

_”Gila ini anak sultan, hampir aja aku buang.”_ batin Anira sembari membolak-balik kartu milik Reyvan, akhirnya ia membawa jaket tersebut dengan terpaksa.

Di kelas, Anira mengacak-acak rambut panjangnya, ia masih dihantui oleh bayangan Reyvan yang selalu muncul di otaknya sehingga otaknya tidak bisa diajak fokus buat berpikir.

“Aduh, ayo dong mikir Nir. Tugas lagi numpuk ini.” Gumam Anira kecil hampir tidak kedengaran, buku tugas sudah numpuk di hadapannya membuat pikirannya kian kacau. Anira tidak tahu kalau empat siswa sekelasnya yaitu Rahen, Fikri, Hendra dan Angga sedang memperhatikannya dari belakang, sebenarnya sorot mata keempat manusia itu tertuju pada jaket milik Reyvan yang dilipat rapi di atas meja dekat buku-buku tugas Anira yang berantakan.

“R.V Lo semua gak asing sama kodenya ‘kan?” tanya Fikri, siswa yang cukup tampan. Sebenarnya mereka berempat tampan semua hanya saja yang mencolok adalah Fikri dan Hendra dari kedua temannya yaitu Rahen dan Angga.

“Reyvan, kenapa jaketnya ada di tangan Anira?” tanya Angga sambil mengalihkan pandangan kepada Fikri seolah menuntut jawaban.

“Mereka sepertinya ada hubungan.” Jawab Fikri dengan senyum sinisnya lalu menghampiri Anira.

“Anira kamu mengerjakan tugas apa?” tanya Fikri, Anira pun menoleh. Tumben Fikri menghampirinya biasanya mereka hanya mau menghampiri siswa pintar saja untuk meminta contekan, salah satu siswa pintarnya adalah Fajar, siswa culun berkacamata sang juara kelas.

“Biologi, Kimia sama matematika.” Jawab Anira kemudian fokus mengerjakan tugasnya lagi, ini akibat tidak masuk kemarin, jadi kalau tidak meminta tugas kepada guru bisa dijamin nilai raport akan kosong atau standar saja.

“Wah jaketnya keren ya, kok kodenya R.V?” tanya Fikri sengaja sedikit membolak-balik jaket.

“Iya terima kasih.” Jawab Anira cuek, ia tidak punya waktu untuk menjelaskan perihal yang kurang penting, yang penting sekarang ia harus menyelesaikan tugas sebelum bel masuk berbunyi.

“Anira jaketnya kamu minjam?”tanya Fikri sekali lagi berharap Anira mengakui kalau jaket itu milik Reyvan.

“Maaf Fik, nanti aja kamu bertanya, tugasku masih banyak banget.” Ujar Anira berakhir membuat Fikri kecewa tidak mendapatkan informasi sesuai keinginan, Fikri mengepalkan tangannya hendak di tukik pada kepala Anira tetapi Rahen segera menarik tangannya ke belakang.

“Udah Fik lagian kita udah tau itu jaket Reyvan ngapain bertele-tele bertanya, jelaslah si Anira punya hubungan sama Reyvan. Gitu aja emosi.” Ujar Rahen.

“Memastikan, Rahen barangkali dia menemukan jaket itu di sebuah tempat. Kita harus tahu keberadaannya biar sekalian kita hajar dia bareng-bareng sama bang Hatar.” Ujar Fikri yang ternyata salah satu musuh Reyvan, Fikri juga adik sepupu Hatar yang telah menjadi tangan kanan Hatar.

“Rey tunggu.” Lora berlari menghampiri Reyvan yang hendak pergi ke toilet, bisalah jam istirahat disekolah selalu digunakan untuk menuntaskan kepentingan pribadi di toilet, Reyvan pun menoleh sembari menaikkan satu alisnya. Tidak biasanya perempuan bernama Lora ini menghampirinya, sebenarnya Lora dari dulu tidak pernah bertegur sapa dengan Reyvan meskipun mereka satu kelas. Reyvan hanya malas membuka pembicaraan dengan perempuan yang tidak ia suka ataupun perempuan itu yang tidak menyukainya, jadi selama ini Reyvan menganggap Lora tidak menyukainya, mungkin yang tak disukai oleh Lora adalah temperamennya kalau soal keren bisa dijamin. Sedangkan Lora sendiri dari dulu malu untuk menyapa Reyvan padahal sebenarnya ia suka.

“Kenapa?” tanya Reyvan datar.

“Em, gimana ya.” Lora malah bingung hendak mengatakan apa.

_”Anjir kok jadi bingung ya mau bilang apa yang duluan. Ajak ke kantin bareng atau ... tidak, kalau ke kantin dia jelas menolak. Tapi kalau aku bilang aku suka dia? .... Ah bingung.”_ Lora bagai kehangusan kata-kata, ia membisu pandangan matanya mengarah ke bawah tidak berani melirik Reyvan.

“Ra, gue mau ke toilet. Jangan nunda waktu!” Reyvan tidak suka bertele-tele kalau soal bicara, tapi kalau soal bercanda ia lebih suka mempermainkan orang yang ingin dikerjainya sampai kesal.

“Baiklah kalau gitu tidak jadi.” Lora tidak berani mengungkapkannya.

“Ok.” Hanya jawaban sesingkat itu saja yang terlontar dari mulut pria tampan idaman sembilan puluh persen perempuan yang memiliki postur sempurna, tampan memikat itu. Lora hampir menitikkan air matanya melihat Reyvan perlahan menjauh, ia menyia-nyiakan kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya padahal Adel dan Nela selalu menasihatinya untuk menggunakan kesempatan baik-baik dan tepat, dari dulu sahabatnya sudah mendesaknya untuk mengungkapkan perasaannya terlebih dahulu.

“Rey aku suka kamu.” Lora merasa harus berani mengatakan kalimat simpel yang mengundang sesak ini, Rey pun berhasil menjeda langkah dibuatnya. Rey menunjukkan ekspresi datar, tidak ada dada yang berdebar oleh sentuhan kata-kata sebab bukan kali ini saja seorang siswi mengungkapkan perasaan padanya, Lora adalah orang ke sekian yang ia ketahui menyukainya.

“Oke terima kasih pengakuanmu.” Jawab Reyvan dengan nada datar, pandangannya juga datar terhadap Lora yang sedang menunggu jawaban lalu ia pergi begitu saja semau otaknya tanpa menjawab dengan pasti. Lora yang berharap jawaban pasti menahan dongkol, ingin marah atas kekecewaan yang menimpanya dan ingin bertanya kepastian malah Reyvan sudah pergi meninggalkannya seorang diri bagai boneka yang terpajang, tersenyum manis dengan perasaan kosong.

1
Tiwi
Kecewa
Tiwi
Buruk
CatLiee: nasibnya Annira atau authornya nih, hehe
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!