NovelToon NovelToon
Kisah Cinta Si Miskin Dan Gadis Pendiam

Kisah Cinta Si Miskin Dan Gadis Pendiam

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / Cinta Terlarang / Crazy Rich/Konglomerat / Identitas Tersembunyi / Gangster / Anak Yang Berpenyakit
Popularitas:7.4k
Nilai: 5
Nama Author: Mr.A

Percintaan antara gadis konglomerat dari ibu kota dengan pria miskin pinggir desa. Hidup di daerah yang memandang kasta dan mengelompokkan orang sesuai kekayaan yang mereka punya, bagaimana kah mereka berdua akan bersatu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mr.A, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

30.Air Terjun Rumah Kupu-kupu.

Langkah lari mereka berdua, berhenti tepat di belakang semak-semak belukar yang membentang dari pohon satu ke pohon yang lain. Saat ini dua orang itu sedang terengah-engah. Mereka berdua saling memandangi dengan sorot mata teduh yang mereka punya.

Di depan sana, mereka bisa mendengar bunyi aliran sungai dan bunyi air yang jatuh dari ketinggian, "Kamu sudah siap mendapatkan mimpi pertamamu?" tanya Fahmi dengan tersenyum lebar dan tatapan mata yang masih teduh.

Lily bergerak untuk berdiri tegak. Wanita itu menarik napas, lalu membuangnya sembari menganggukkan kepala dan menorehkan sebuah senyum. Fahmi yang melihat itu bergerak melangkah untuk mundur. Kedua tangannya mempersilahkan si wanita untuk masuk lebih dulu.

"Siap?" tanyanya dengan tersenyum simpul. Fahmi bahkan bergerak memegangi bahu Lily, membuat wanita itu menoleh sempurna kearahnya, "ambil mimpimu sana," imbuhnya sembari mendorong pelan bahu Lily dengan pelan.

Lily yang saat ini terlihat sangat-sangat tidak sabaran langsung berjalan ke depan. Kedua tangannya bergerak menyingkirkan semak belukar dan setelahnya, dia kembali melangkah masuk ke kawasan tersebut.

Seketika kelopak mata Lily terbuka lebar. Raut wajahnya terlihat terpukau dan sorot matanya berkilauan saat cahaya matahari yang terbiasa oleh air terjun mengenai netra hitamnya.

Lily mulai bergerak berputar-putar untuk melihat ke arah sekeliling. Ekspresi takjub terlihat terpancar di wajahnya. Senyum perempuan itu juga terlihat semakin mengembang, menggambarkan betapa terpesonanya dia saat ini.

Wanita itu kembali melihat ke arah air terjun yang tingginya memang tidak terlalu tinggi, tapi terlihat indah karena alirannya terbagi menjadi tiga. Dibawah jatuhnya air terjun itu, ada sungai yang lumayan luas. Lily tanpa sadar berjalan mendekat ke sana, lalu berdiri di sebuah batu yang berada di tepian sungai.

'ini indah sekali,' pujinya di dalam hati sembari bergerak merentangkan tangan, lalu kemudian mendongak membiarkan biasan cahaya matahari pagi mengguyur tubuhnya.

Seandainya wanita itu bisa mengeluarkan suara teriakan yang jelas, mungkin dia akan mengeluarkannya untuk mengekspresikan diri. Akan tetapi, itu tidak bisa dia lakukan. Lily terlalu malu melakukan hal itu. Menurutnya, memamerkan kebahagiaannya dari ekspresi wajah sudah jauh lebih cukup.

Sementara dari arah datangnya Lily tadi, Fahmi terlihat sudah berdiri. dengan pandangan yang lurus menghadap ke arah Lily dan air terjun, raut wajah Fahmi terlihat tertegun. Sorot netra matanya yang hitam, terlihat fokus memindai keindahan Lily yang menyatu dengan pemandangan yang saat ini memanjakan matanya.

Dengan langkah yang dia sendiri tidak sadari, Fahmi mulai berjalan mendekat dan langsung memposisikan diri untuk berdiri tepat di sebelah perempuan itu.

"Pemandangannya indah sekali," puji Fahmi tanpa sadar. Lily yang masih merentangkan tangan terlihat menoleh ke arah laki-laki itu. Dia tidak terlihat ingin melakukan isyarat tangan dan hanya memilih untuk memberikan sebuah senyuman untuk menjawab.

Fahmi yang melihat senyum manis milik Lily, kembali dibuat tertegun. Entah kenapa tiba-tiba degup jantungnya mulai berdetak sangat cepat, "Pemandangan di sini ternyata sama indahnya dengan paras cantikmu, Lily. Dalam pandangan mataku, kalian seolah menyatu dengan sempurna," ujarnya tiba-tiba dan itu berhasil membuat Lily melebarkan pupil matanya.

Fahmi yang sadar akan perkataannya, terlihat langsung memejamkan mata sembari bergerak membuang muka, "Sial, aku keceplosan," gumam laki-laki itu merasa malu dengan apa yang dia katakan tadi.

Sementara di sisi Lily, wanita itu terlihat masih tersipu malu. Dia juga sudah kembali melihat ke arah air terjun yang benar-benar terlihat sangat memukau. Sedangkan Fahmi, laki-laki 20 tahun yang masih membuang muka itu mulai membuka matanya dan tepat di saat itu juga, dia terbelalak dengan raut wajah yang tidak percaya.

"Lily, lihat ke sebelah kanan sebentar," ujar laki-laki sembari menepuk pundak Lily, lalu kemudian berjalan cepat ke sebelah kiri, mencoba bergerak turun dari daratan menuju bebatuan sungai.

Sedangkan Lily, setelah melihat ke arah kanan. Ekspresi wajahnya langsung sama seperti yang Fahmi keluarkan. Dia terlihat tidak percaya dengan sorot mata terbelalak kaget. Masalahnya, dari arah mengalirnya air sungai, segerombol kupu-kupu terlihat berterbangan.

Lily memutar tubuhnya menghadap ke arah gerombolan kupu-kupu itu. Seketika senyum terlihat terpatri di wajahnya yang bahagia. Netra hazel miliknya saat ini terlihat berkaca-kaca lantaran terharu dengan apa yang dia lihat. Sungguh, ini diluar nalar sekali.

"Lily!" teriak Fahmi dan bersamaan dengan itu, sekelompok kupu-kupu entah datang dari mana, terbang masuk ke area air terjun. sayap mereka yang berwarna-warni, terlihat melewati cahaya matahari pagi, membuat suasana semakin nampak indah.

Lily yang melihat sekawanan kupu-kupu mulai memenuhi kawasan air terjun, terlihat tidak bisa lagi membendung kebahagiaan. Di atas batu rata tempat kedua kakinya berpijak, perempuan itu terlihat berjingkrak senang. Kedua tangannya terlihat bertepuk dengan riang, pun kedua sudut bibirnya tidak terlihat ingin memudarkan senyum.

'apakah ini nyata? Apakah saat ini aku tidak melihat ini semua di mimpiku saja?' batin Lily bertanya-tanya sembari bergerak memutar, melihat ke seluruh area air terjun yang sudah penuh dengan segerombolan kupu-kupu indah.

Fahmi yang melihat itu kembali naik ke atas. Sesampainya dia di atas, laki-laki itu langsung menggenggam tangan Lily, lalu menyeret wanita itu untuk lebih dekat dengan air terjun. Mereka berdua terlihat berjalan cepat ke arah kiri untuk mengitari sisi daratan tempat mereka berpijak sekarang.

Lily masih setia dengan raut wajah bahagianya dan Fahmi masih terlihat betah dengan raut wajah tidak percayanya. Sungguh, baru kali ini dia melihat ada kejadian seperti ini. Seumur hidup, dia tidak pernah melihat sekawanan kupu-kupu terbang berbarengan.

"Sungguh, ini adalah sebuah keajaiban Lily. Padahal, aku mengira apa yang ada di halaman pertamamu tentang air terjun rumah kupu-kupu itu tidak mungkin, tapi ternyata perkiraan ku salah." Setelah sampai di daratan tepat di pinggir air terjun, Lily terlihat berdiri di sana.

Kawanan kupu-kupu masih terlihat berterbangan di sekitar air terjun dan di atas kepala Lily, membuat wanita itu mendongak dengan senyum yang selalu mengembang.

"Apa kamu membawa yang aku minta kemarin?" tanya Fahmi dan Lily yang mendengar itu langsung menganggukkan kepalanya. Dia bergerak melepas tas mendakinya, lalu melemparkannya ke arah Fahmi.

Fahmi bergegas membuka tas itu dan menguarkan sebuah kamera polaroid dari dalam sana, "Sekarang ulurkan tanganmu seperti orang berdoa, tapi jaraknya lebih jauh," perintahnya sembari memberikan contoh. Laki-laki itu awalnya mengulurkan tangan, lalu kemudian dia sedikit memeluknya dengan telapak tangan yang terbuka.

Lily yang melihat contoh itu awalanya kebingungan. Akan tetapi, dia tetap melakukan seperti yang Fahmi contohkan. Awalnya tidak terjadi apa-apa, tapi selang beberapa detik Lily tersentak kaget saat mendapati ada satu kupu-kupu yang hinggap di telapak tangannya. Wanita itu langsung menoleh ke arah Fahmi dengan tatapan mata yang masih kaget.

Sementara di sisi Fahmi. Laki-laki itu terlihat langsung menekuk ekspresinya. Padahal tadi adalah momen yang sempurna untuk mengambil gambar, tapi Lily malah mengacaukannya.

"Ayolah, Lily. Tadi itu momen langka loh," komentar Fahmi, tapi Lily menggelengkan kepala dengan raut wajah yang terlihat takut.

Fahmi yang melihat itu menghela napas. Laki-laki itu bergerak mendekat ke arah Lily, lalu memposisikan dirinya untuk berdiri di belakang wanita itu. Saat ini posisi berdirinya terbilang sangat dekat, "Tidak akan terjadi apa-apa. kupu-kupu tidak pernah menggigit," ujarnya dengan sedikit kesal.

Lily cekikikan, tapi sedetik kemudian dia kembali dibuat kaget karena tiba-tiba saja Fahmi menggerakkan tangan untuk mengangkat tangannya kembali ke posisi tadi.

Lily menoleh ke belakang, membuat embusan napas Fahmi terasa hangat di kulitnya, "Lihat, ada satu kupu-kupu yang datang," ujar Fahmi, tapi Lily tidak terlihat peduli dan lebih memilih menolehkan kepalanya melihat raut wajah si laki-laki yang terlihat sangat-sangat manis.

"Tetap bertahan seperti ini, okey." Perlahan, Fahmi menjauhkan diri dari Lily, membuat perempuan itu sadar dan kembali menghadapkan ke depan. Dia tidak kaget seperti yang tadi dan memilih menikmati rasa geli yang diciptakan oleh kupu-kupu itu di tangannya.

"Kepalamu majukan sedikit atau buat sejajar dengan telapak tanganmu, Lily," ujar Fahmi yang entah sejak kapan sudah kembali ke posisi semula. Lily yang mendengar itu dengan gerak pelan melakukannya. Raut wajahnya masih terlihat dipenuhi senyum.

Sementara di sisi Fahmi. Laki-laki itu tidak melewatkan kesempatan ini. Dia tanpa berlama-lama, langsung bergerak menekan tombol untuk mengambil gambar Lily.

1
Lydia
Lanjut Author... terima kasih
Call Me A: siap, terima kasih.
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih 😁
Call Me A: siap terima kasih, kak.
total 1 replies
Lydia
Kasihan Fahmi n Lily. Lanjut Author... terima kasih 😁
Call Me A: Siap, kak. terima kasih.
total 1 replies
Novie Achadini
bagus bgt critanya. karya lain dari othor judulnya apa? kadih tau dong
Call Me A: ada kak. besok aku rilis.
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih 😁
Call Me A: siap, terima kasih.
total 1 replies
Novie Achadini
kasian lily klo nggak dpt restu dari kel nya
Novie Achadini
bagus bgt critanya tapi agak swdih mikirun lily
Call Me A: makasih, kak. iya sedih banget + miris
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih 😁
Call Me A: siap, terima kasih, kak.
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih
Call Me A: siap kak, makasih kembali
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih 😁
Call Me A: siap, makasih.
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih
Call Me A: siap kak, terima kasih
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih 😁
Call Me A: siap kak, terima kasih.
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih
Call Me A: siap kak, terima kasih.
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih 😁
Call Me A: siap, terima kasih kembali.
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih
Call Me A: siap, terima kasih kembali
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih 😁
Call Me A: siap, makasih kak.
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih
Call Me A: siap, kak. terima kasih.
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih 😁
Call Me A: siap,.makasih kak.
total 1 replies
gaby
Di bab ini aq kecewa sm Fahmi. Dia cm menganggap Lily hanya gadis bisu yg butuh di kasihani. Dia ga nyadar, kalo Dia lbh di kaaihani dr Lily, seenggaknya Lily adl Putri yg di sayangi kluarganya & di limpahi kekayaan tanpa harus ngangkut barang demi sesuap nasi.
Call Me A: bener banget.
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih 😁
Call Me A: siap, makasih, kak.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!