Cinta Sang RV
PROLOG
Annira namanya, siswi SMA kelas 12 A. Ia adalah gadis pendiam dan penuh tekanan. Masa lalunya yang begitu menyakitkan, bermula dari diabaikan lalu di khianati oleh teman-temannya membuat ia trauma. Annira berusaha pergi sejauh mungkin agar tidak bertemu dengan teman pengkhianat dan berpegang teguh agar tidak mudah percaya kepada siapapun.
Annira bersekolah di kota M, saat ini ia telah duduk di kelas 3 SMA, setelah perjuangannya selama 3 tahun ini tinggal di kota orang dan beradaptasi, Annira menyadari dirinya tidak senang bergaul karena banyak faktor seperti faktor waspada akan pengkhianat, faktor hubungan dengan keluarga, dan faktor kepribadian. Kepribadian Annira cenderung murung dan penyendiri membuatnya tidak bisa berada di keramaian, Annira juga tidak ingin dekat dengan siapapun dan tidak mudah menjadi penurut alias keras kepala. Positif thingking aja, mungkin seseorang belum muncul mengubah hidupnya.
Meski ada riwayat trauma akan kisah pengkhianatan, Annira memiliki seseorang yang ia sukai di kelasnya, namanya Rich. Rich adalah cowok pendiam di sekolah, tetapi di luar sekolah tidak begitu. Rich adalah lelaki gaul yang bebas berteman dengan siapa saja, tidak pandang bulu dan pandai bekerjasama. Itulah yang menjadi daya tarik bagi Annira, tidak sepertinya yang terlihat antisosial.
Pagi ini, Annira bersantai di koridor memandangi taman didepan kelasnya, tiba-tiba seseorang menepuk bahunya. Annira menoleh, mendapati Rich didekatnya.
"Nih, untukmu." Rich memberikan segelas minuman dingin yang dibelinya dari kantin.
"Terima kasih." Jawab Annira singkat, bukan kali ini saja Rich memberinya minuman atau sejenis makanan ringan. Ini adalah yang ke sekian kalianya. Annira berasumsi, mungkin saja Rich memperhatikannya karena kasihan melihatnya sendirian, Rich tidak mungkin tahu kalau ia menyukainya.
Setelah Rich pergi meninggalkannya, Annira terharu, ia telah mendapat perhatian dari crush, tetapi ia tidak berharap crush nya mengungkapkan perasaannya suatu hari karena ia membenci cinta.
Sepulang sekolah, Annira menemukan masalah di perjalanan. Ada sebuah kerumunan yang menarik perhatiannya dan seorang lelaki yang memakai seragam SMA, hanya saja seragam SMA yang dipakainya berbeda, menandakan perbedaan sekolah.
"Tolong! tolong, jangan pukul gue." kata lelaki itu memohon pada banyak orang yang mengerumuninya dan memukulnya, sepertinya ia sangat kesakitan. Annira kasihan lalu menghampiri kerumunan itu bermaksud menolong lelaki itu.
"Stop! ini jalan umum. Saya akan panggilkan polisi, ini kekerasan dan pengeroyokan." kata Annira agak mengancam.
"Lapor polisi?, Silakan, kami tidak takut. Anak ini yang salah telah membuat onar disini, ngebut dijalanan sampai menabrak pagar rumah saya." kata salah seorang lekaki tua penuh amarah. Annira menyadari situasi tidak berubah, lelaki itu tetap saja dipukul oleh warga. Annira segera menerobos kerumunan lalu menutup tubuh lelaki itu, menggantikan posisi tersakit yang pernah ada, ia rela tulang belakangnya remuk oleh pukulan warga.
Ternyata sangat sakit, pikirnya. Bagaimana dengan nasib lelaki yang ia peluk itu setelah dipukul dalam waktu yang sangat lama, itu pasti sangat sakit.
Annira yang baik hati merasakan sakitnya pukulan itu sampai ia pingsan.
Aroma rumah sakit segera membangunkan Annira yang terbaring lemah dan tulang belakangnya yang seakan patah semua.
"Sudah sadar? ini rumah sakit. Jangan berpikir ini mimpi, kamu menolongku sampai kamu sendiri sekarat." ucap lelaki yang Annira tolong, ia menemaninya disini tetapi tidak terlihat terluka atau kesakitan seperti yang Annira rasakan.
"Bagaimana keadaanmu?" tanya Annira kepada lelaki itu.
"Seharusnya aku yang bertanya kepadamu, bagaimana keadaanmu? dan siapa kamu sampai rela membelaku?"
"Aku kasihan melihatmu, dan juga saat itu kamu minta tolong." jawab Annira membuat lelaki itu mengerti dan terlihat sedang menelan salivanya.
"Aku sungguh payah, padahal aku yang meminta orang lain untuk menolongku. Seharusnya aku berterima kasih kepada gadis ini." batin Reyvan.
"Terima kasih. Aku Reyvan, kamu akan di rawat beberapa hari disini, karena tulang belakangmu tidak bisa pulih dalam sehari ataupun dua hari." Annira sebenarnya tidak mau mendengar kenyataan buruk itu, tetapi mau bagaimana lagi, ini adalah resiko.
"Tapi bagaimana dengan ibu asrama dan sekolahku?"
"Aku akan mengurusnya."
Annira dirumah sakit dalam pengawasan dokter dan dijenguk oleh Reyvan setiap hari dengan membawa buah-buahan segar untuk Annira. Annira merasa tidak nyaman dengan perlakuan Reyvan yang menurutnya agak berlebihan, tepatnya perhatian bahkan Reyvan berada sampai dua dan tiga jam menemaninya dirumah sakit lalu sambil membukakan buah-buahan untuknya, sehingga ia tinggal memakan.
"Kamu tidak pulang, apa orang tuamu tidak mencarimu?" tanya Annira setelah ia disuruh memakan beberapa potong buah kiwi.
Reyhan hanya menggeleng lalu memaksa Anira agar memakan buah kiwi yang telah ia potong.
"Tidak. Aku tidak bisa makan buah lagi, aku kekenyangan." Penolakan Annira membuat Reyvan bangkit lalu keluar dari ruangan tanpa berkata.
Aneh, pikir Annira. Apakah ia telah salah berucap sehingga membuat lelaki itu pergi meninggalkannya?
Beberapa hari kemudian, Annira sudah sembuh. Saatnya ia kembali ke sekolahnya. Ijin hampir dua minggu membuatnya merindukan sekolah.
Annira kembali, tetapi ia masih mengingat lelaki tampan itu, Reyvan. Reyvan tidak pernah lagi menjenguknya sampai akhirnya ia pulang dari rumah sakit, apakah pertanyaan Annira saat itu sangat menyakiti hatinya?, atau jangan-jangan Reyvan memiliki masalah dengan keluarganya?
Memikirkannya membuat Annira menyesal, Andai ia tidak menanyakan pertanyaan yang seakan mengusir lelaki itu.
"Hey, ini buat kamu." Annira dikagetkan oleh kehadiran Rich yang membawa nasi goreng untuknya, mereka pun makan berdua di sebuah taman.
"Apa kamu baik-baik saja? Aku dengar minggu kemarin kamu ijin kalau kamu sakit, memangnya kamu sakit apa?" tanya Rich pengertian.
"Aku, hanya sakit maag." kata Annira berbohong, ia tidak mau menjelaskan kejadian minggu lalu dan berniat melupakan tentang rumah sakit dan Reyvan, lelaki yang menemaninya ketika berada di rumah sakit.
"Maag? setahuku kalau sudah maag, kamu tidak boleh terlambat makan. Makanya kamu harus jaga kesehatan, nyatanya maag itu lebih sakit dari yang lain." kata Rich.
"Sakit dari yang lain? maksudnya?" Annira tidak mengerti.
"Sudahlah, jangan cari tahu. Aku duluan, nanti jangan lupa piringnya diantar lagi kekantin, aku sudah bayar semuanya." ucap Rich yang mungkin bermaksud membuat Anira penasaran, tetapi Annira bukanlah seorang yang terlalu penasaran, ia akan berusaha melupakannya.
Seorang lelaki menggunakan motor sport warna hitam, helm dan jaket berwarna hitam telah menunggu didepan gerbang sekolah. Begitu Annira keluar, lelaki itu nemberi kode lalu membukakan helmnya. Anira terkejut melihat orang itu adalah Reyvan. Reyvan memberi kode dengan jari telunjuknya agar Annira segera menghampirinya.
"Naik sekarang!" titah Reyvan ketika Annira tiba di dekatnya.
"Tapi aku ..." belum sempat Anira menyatakan alasan, Reyvan memotongnya.
"Naik sekarang, jangan ada alasan lain. Aku tidak bisa berlama-lama disini dengan tatapan aneh orang-orang disini."
Annira langsung melihat sekelilingnya, banyak orang memperhatikan mereka sehingga ia harus segera menuruti kata Reyvan agar mereka tidak menjadi pusat perhatian, walaupun ia belum tahu akan kemana Reyvan membawanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments