NovelToon NovelToon
Jebakan Murid Nakal

Jebakan Murid Nakal

Status: tamat
Genre:Tamat / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Terpaksa Menikahi Murid
Popularitas:4.8M
Nilai: 4.7
Nama Author: weni3

Berawal dari jebakan berujung menikah paksa. Sesuatu yang tak pernah terbayangkan sebelumnya. Satria guru Matematika yang datang setelah mendapatkan ancaman dan secarik kertas dengan bertuliskan alamat. Tak mengira jika kedatangannya ke rumah salah muridnya akan merubah status menjadi menikah. Terlebih murid yang ia nikahi terkenal cantik namun banyak tingkah.
"Ayu!"
"Nama aku Mashayu Rengganis, panggil aku Shayu bukan Ayu! Dasar guru Gamon! Gagal move On!"
Mampukah Satria menghadapi tingkah istrinya?
Dapatkah keduanya melewati masa pengenalan yang terbungkus rapi dalam ikatan pernikahan? Atau menyerah di saat cinta saja enggan hadir di hati keduanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon weni3, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Cantik Kok

Malam ini Shayu benar-benar tidak boleh pulang oleh Satria. Dia terpaksa memakai pakaian milik Satria dengan setelan kaos over size dan celana training. Tadinya Shayu ingin meminjam pakaian Cakra tetapi Satria lebih dulu melarang.

"Puas lihat saya seperti ondel-ondel begini? Besar sekali Pak bajunya. Saya pulang aja dech ya," keluh Shayu tidak percaya diri bahkan enggan untuk keluar kamar. Padahal di bawah sudah di tunggu oleh Bapak dan Ibu untuk makan malam bersama.

"Siapa bilang? Cantik kok," sahut Satria membuat kedua mata Shayu melebar. Dengan cepat Shayu melangkah mendekat. Dia mengikis jarak dengan menyipitkan mata.

"Tadi Bapak bilang apa? Saya cantik? Duh Gusti, ternyata Bapak guru ini baru sadar jika memiliki istri cantik. Makanya jangan terus melihat ke belakang, Pak! Sampai tidak sadar jika yang di depan aduhai." Shayu menghela nafas kasar dan menggelengkan kepala. Dia melangkah keluar kamar meninggalkan Satria yang diam di tempat.

Satria cukup tersentil dengan ucapan Shayu. Kata-katanya terkesan mengejek tetapi begitu menyentuh kalbu. Satria mengusap kasar wajahnya. Dia harus kembali sabar menghadapi istri kecilnya setelah beberapa hari ditinggal pulang. Namun, bukan berarti Satria ingin ditinggal lagi. Selain amanah yang Papah mertuanya berikan dan harapan kedua orang tuanya akan hubungan keduanya.

Satria pun sadar, jika dia tidak akan menyiakan apa yang sudah digariskan untuknya. Berusaha melupakan yang lama dan menerima yang baru. Meskipun tidak mudah menghadapi Shayu dan meluluhkan hati yang sudah terlanjur sakit.

Cakra tertawa terpingkal-pingkal melihat Shayu berjalan menuruni tangga. Dia tidak tahan melihat penampilan Shayu dan mendekati kakak iparnya dengan tatapan mengejek.

"Sejak kapan di rumahku ada orang-orangan sawah?" tanya Cakra dengan menahan tawa.

"Sejak aku jadi ipar kamu!" lirih Shayu dengan menatap sengit. Gadis itu segera melangkah mendekati Ibu dan Bapak yang sudah duduk di ruang makan.

Senggolan keras Shayu berikan di pundak Cakra hingga tubuh pemuda mundur ke belakang.

"Ibu, Bapak..." Shayu menyalami kedua mertuanya yang sejak tadi belum ia temui karena harus terjebak di kamar bersama dengan Satria gegara perkara pakaian dan larangan untuk pulang.

"Shayu, senangnya Ibu Nduk. Akhirnya kamu pulang, pie kabarmu , Nak? Sehat to? Kata Cakra kamu tidak masuk sekolah kemarin." Ibu segera berdiri dan mendekati Shayu dengan mengusap kepala gadis itu.

"Iya Bu, Shayu memang tidak masuk kemarin, tapi bukan karena Shayu sakit kok Bu. Hanya malas saja dan tadi sudah masuk kembali. Bagaimana Ibu dan Bapak, sehat?" tanya Shayu dengan menoleh ke arah Ibu dan Bapak secara bergantian.

"Alhamdulillah Nduk, tapi Ibu sangat sedih Shayu pulang. Tetap di sini ya, jadi anak perempuan Ibu," ucap Ibu dengan tulus. Kedua mata beliau memancarkan harapan dan kasih sayang. Sampai mambuat Shayu tidak tega, dan bingung harus menjawab apa.

Shayu telah memutuskan untuk tetap berpisah dengan guru Gamonnya. Meski sudah banyak perubahan yang terlihat dari diri Satria tetapi Shayu takut, dia hanya dijadikan figur dalam bayang-bayang masa lalu. Terlebih perasaan keduanya masih tampak abu-abu. Belum ada pembicaraan serius yang mampu menggoyahkan hati Shayu.

"Nduk!"

Shayu tersentak dari lamunan, dia menatap Ibu mertua dengan dengan mata mulai berkaca-kaca. Shayu menyentuh jemari Ibu, sepertinya jujur lebih baik dari pada memberikan harapan palsu. Terlebih pada orang tua.

"Maaf Bu_"

"Istriku akan terus menjadi menantu Ibu, menjadi anak perempuan Ibu sampai kapanpun!" tegas Satria yang tiba-tiba datang dan merangkul pundak Shayu.

Shayu tercengang mendengar ucapan Satria, dia menoleh ke arah pria itu dengan tatapan penuh tanda tanya. Tidak hanya disitu keterkejutan Shayu. Kedua matanya membola saat merasakan kecupan lembut di keningnya.

"Iya kan Shayu?" tanya Satria yang kemudian menatapnya dengan lekat.

Shayu menganggukan kepala dengan perlahan, dia tidak tau harus menjawab apa terlebih perlakuan Satria yang membuatnya mati gaya, sedangkan kedua mertuanya dan Cakra mengulum senyum menatap wajah Shayu yang kini terlihat merona.

Semua tampak menikmati makan malam dengan personil yang lengkap. Shayu sudah kembali berkumpul lagi, tetapi sejak tadi gadis itu hanya diam dengan perasaan gamang. Bahkan hanya mengaduk-aduk makanannya dengan memikirkan ucapan dan sikap Satria yang berubah hampir 180°.

"Makan! Atau mau saya suapi?" bisik Satria membuat tubuh Shayu tersentak. Gadis itu mendengus kesal dan memankan makanannya dengan wajah masam.

Sampai di kamar, Shayu diam terduduk di kursi belajar. Tampak diam membuat Satria menghela nafas berat dengan perubahan sikap Shayu yang mendadak galau.

"Kenapa?" tanya Satria dengan menekuk sebelah kakinya dan bersimpuh di hadapan Shayu.

Shayu menganga dibuatnya, ada saja sikap Satria yang membuat Shayu merasa asing dengan pria itu.

"Pak, kemarin saat jatuh kepalanya terbentur aspal tidak?" tanya Shayu dengan memperhatikan luka yang ada ditubuh Satria.

"Tidak, kenapa memangnya?" tanya Satria dengan mengerutkan kening.

"Atau salah minum obat? Harusnya di oles tetapi malah di sedot?"

Satria beranjak dan segera berdiri di hadapan Shayu dengan bersedekap dada. Dia mulai mengerti kemana arah pikiran gadis itu.

"Kenapa? Kamu tidak suka melihat perubahan sikap saya?" tanya Satria dengan sikap datar.

"Bukan tidak suka, hanya tidak menyangka saja jika ini Bapak. Terlebih sudah berani mencium kening saya. Gemas atau memang Bapak mulai jatuh cinta?" tanya Shayu dengan tatapan penuh selidik.

"Jika saya mulai jatuh cinta, kenapa? Ada yang salah?" Satria mulai mengikis jarak hingga menyisakan sejengkal saja. "Saya lebih berhak atas diri kamu, bukan pacar kamu yang seenaknya menyentuh milik saya!" lirih Satria dengan tangan meraih pinggul Shayu dan menarik gadis itu ke dalam dekapannya.

Dapat Satria rasakan degupan jantung Shayu menyapa tubuhnya. Satria tersenyum samar melihat Shayu yang terlihat kelabakan. Dia tau, istri kecilnya masih ragu. Mungkin sedikit membuktikan agar Shayu paham akan hubungan keduanya yang tak akan berakhir sia-sia.

"Saya serius dengan perkataan saya tadi. Tidak ada perpisahan diantara kita seperti apa yang kamu inginkan."

"Tapi saya berhak memilih hidup saya untuk kedepannya, Pak. Sudah saya katakan jika saya tidak mau hidup dengan pria yang bergelut dengan masa lalu. Bapak masih belum bisa melupakan Kinayu-Kinayu itu. Lalu peran saya apa di sini? Hanya berstatus istri untuk menyelimuti hati Bapak yang ternyata merindukan istri orang? Untung tampan, kalau tidak sudah sejak awal saya minta tukar tambah!"

Satria ingin membungkam mulut Shayu tetapi gerakannya gagal karena gadis itu lebih dulu menutupi wajahnya.

Shayu mengintip dengan menggeser jemarinya. Gadis itu mengulum senyum melihat wajah kesal Satria dengan pipi merona hingga ia dapat terlepas dari dekapan suaminya.

"Mulai nggak tahan sama bibir manja saya ya? Eits... No baby! Ini hanya untuk pria yang benar-benar mencintai saya. Untuk dua bulan yang lalu, anggap saja saya sedekah!"

Shayu mengecup dua jari telunjuk dan jari tengah, lalu ia tempelkan pada bibir Satria dan melangkah menuju ranjang.

"Spill dikit ya Pak, gimana rasanya? Sedap? Sedap...Sedap... Sedap!"

...****************...

Hai Man-teman 🤗 Terimakasih atas dukungannya. Jangan lupa like, coment dan vote ya. Sambil menunggu cerita Shayu dan Satria up lagi. Bisa membaca karya on goingku yang berjudul "Pembalasan Istri Yang Kau Anggap MANDUL "

Jangan lupa follow ig aku weni0192... Bye...😘😘

1
Wahyuni Yuni
Luar biasa
Mbak anee
bener2 si cakra dech....
Bunda Puput
Luar biasa
Mbak anee
gemez bgt ma bumil
Deasy Dahlan
pak guru harus byk sabar
Deasy Dahlan
nnati jg.. mereka pasti saling cinta
Deasy Dahlan
nnati jg.. mereka pasti saling cinta
Mamay Maimunah
nah lho, skrg Shayu yang punya rahasia
Fida Manja
Luar biasa
Mamay Maimunah
sabar ya Shayuu ..... benar2 situasi yang gak mudah untuk dijalani, tp pengalihan pikirannya bisa juga ya smpe ke Mall segala.. hehehe
Mamay Maimunah
nah lho kena siapa tuh???
Mamay Maimunah
Satria mengambil sikap yang sudah paling matang, sedangkan Arta hanya ingin memenangkan hati Shayu saja. jdi nya shayu salah paham sm Satria. semoga cepat membaik ya hubungan mereka....
Mamay Maimunah
makhluk cipataan Tuhan Shayu.... 😂😂🤣
Rissa Ny Ridwan
wah pasti seru.. bisa ngakak guling-guling bacanya.. Cakra Arita
Rissa Ny Ridwan
ampun nih Cakra.. Lambe mu le..
Eka Yuni
ok bgt crt ny
Mamay Maimunah
wkwkwk .... aotu pindah kamar cakra.... 😂🤭🤣
Mamay Maimunah
mas Satrian akan segera gunting pita untuk membuka toko... 😅
Rissa Ny Ridwan
Cakra mulutnya lemes banget.. Jadi penasaran kayak apa wajah cakra..
Mamay Maimunah
mantap sekali keberanian mu Shayuu.... semangaaattt
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!