NovelToon NovelToon
Suami Absurd

Suami Absurd

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / dosen / spiritual / Lari Saat Hamil / Berbaikan / Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:5.4k
Nilai: 5
Nama Author: Teti Kurniawati

"Entahlah...aku harus berbuat apa dengan pernikahanku? Katanya cinta setengah mati, tapi kenyataannya cinta kita seolah akan mati. Aku tidak merasakan kehangatan yang semestinya. Aku lelah mengemis suamiku. Aku lelah..."

"Bantu aku untuk meraih jawaban untuk masa depan yang mesti kita lakukan. Aku tidak meminta banyak. Hanya ingin dibelai sayang sebagaimana sewajarnya seorang suami pada istri. Aku hanya butuh kamu sebagai teman berbicara ketika aku berkeluh kesah. Dan satu hal lagi yang membuatku jatuh sebagai martabat seorang istri, aku jarang disentuh." Seorang perempuan dengan kulit bersih kini memerah karena sejak sujud dia tergugu menangis. Dia hanya mampu berkeluh kesah pada sang Khalik di setiap sujudnya atas kondisi pernikahan yang sedang dijalaninya sekarang. Ya... sebagai manusia biasa dia pun kini merasa di titik terlemahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Teti Kurniawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Berubah niat

Arsel membawa mobilnya mengarah ke sebuah apartemen. Dimana sesekali Arsel suka mampir jika ingin menyendiri. Ya apartemen mewah ini juga adalah hadiah dari ibunya, Raisya.

Tak lama kemudian mobil mewah itu diparkirkan di lantai basemant apartemen. Arsel mematikan mesin mobilnya lalu melihat ke samping.

"Turun!" Suara dingin itu kembali mendominasi menyuruh Zahira turun dari mobilnya.

"Dimana ini?" Tanya Zahira agak mengernyitkan dahinya. Dia tidak langsung menurut.

"Kita akan menyelesaikan kesalahpahaman ini di apartemenku." Ucap Arsel sambil menatap tajam Zahira.

"Apartemen? Kenapa harus di apartemen?" Tanya Zahira agak ketakutan. Dia berpikir kenapa harus menyelesaikan masalah di dalam apartenen. Zahira lebih senang kalau Arsel menyelesaikan masalah di tempat terbuka. Meski sekarang dirinya sudah berstatus istri tapi terus terang saja Zahira benar-benar ketakutan kalau Arsel membawanya ke tempat tertutup Apalagi Arsel membawa Zahira dengan keadaan marah.

"Kamu pikir, kamu siapa? Hah? Apa kamu punya hak menolak?" Tanya Arsel sinis. Dia tidak senang ditolak.

Ih..dasar killer...gue juga tahu aku seorang istri.Tapi apa gak lebih baik kalau nanya dulu keinginanku dan kenyamananku?

Zahira langsung cemberut. Meski ekspresi Zahira tidak bisa dilihat oleh Arsel.

"Turun atau aku paksa?" Sifat jelek Arsel mulai muncul satu persatu.

"Iya. Aku turun." Zahira tidak mau memancing keributan agar Arsel tidak menambah kemarahannya.

Zahira pun turun dan Arsel pun turun. Arsel menunggu Zahira berjalan mendekatinya lalu tanpa diduga Arsel langsung mengambil telapak tangan Zahira untuk digenggamnya.

Zahira yang kaget langsung menghentikan langkahnya dan langsung melihat Arsel.

"Kenapa?" Tanya Arsel balik menatap. Dia tahu Zahira agak keberatan dengan sikapnya yang posesif.

"Tidak." Zahira menahan diri dari protes. Padahal hatinya sudah mulai geram melihat sikap Arsel yang mulai menampakan sikap aslinya.

Setelah Zahira diam, Arsel langsung menariknya dan memaksa Zahira untuk tetap berjalan di sampingnya

Apa aslinya kayak begini? Ya ampuunn...kayanya aku harus menyesal deh...

Zahira cuman bisa bicara dalam hati. Dia terpaksa mengikuti langkah Arsel yang lumayan cepat dan langkah yang panjang membuat langkah Zahira pun agak kerepotan untuk mengimbanginya.

Hhmmm...ini langkah kaya kebelet ke toilet aja sih. Apa gak peka gue kerepotan mengimbanginya?

Zahira sesekali melirik ke arah Arsel karena tak bisa protes.

Setelah menaiki lift dan berjalan menyusuri lorong-lorong blok apartemen, akhirnya Arsel menghentikan langkahnya di depan sebuah pintu yang diduga Zahira itu apartemen milik Arsel.

Dan benar saja Arsel langsung menekan tombol kunci pintu dengan beberapa pasword yang kebetulan Zahira bisa melihatnya jelas. Ya untungnya Zahira tergolong wanita cerdas sehingga mudah mengingat angka-angka yang barusan Arsel tekan.

Tet

Pintu apartemen pun terbuka, Arsel langsung mendorong pintu agak terbuka lebar dan menarik telapak tangan Zahira yang sedari tadi tidak dilepaskannya.

Setelah pintu tertutup, Arsel menarik Zahira ke sebuah ruangan yang lumayan cukup besar.

Mata Zahira langsung meelebar melihat isi apartemen Arsel yang serba wah. Mulai desain interior juga pernak-pernik yang ada di dalam sana sungguh membuat mata Zahira terheran-heran.

Sebenarnya pak Arsel itu siapa? Kok..apartemen nya mirip para sultan.

Zahira yang baru tahu sedikit tentang kekayaan Arsel tentu saja terheran-heran. Karena sekelas dosen dengan gajih yang sudah menjadi rahasia umum mana mungkin memiliki apartemen semewah ini. Ini sungguh amazing di mata Zahira yang ekonominya terbilang biasa-biasa.

"Duduk!" Arsel menyuruh Zahira duduk.

Zahira pun duduk tanpa melepaskan pandangannya melihat sekitar ruangan itu.

"Mau minum?" Tanya Arsel yang tak mungkin membiarkan Zahira kehausan.

"Mmm..boleh." Jawab Zahira mengangguk.

"Ambil sendiri! Kamu bisa memilih di kulkas. Kitchennya disana! Sekalian bawakan aku minuman kaleng dingin!" Ucap Arsel sambil melonggarkan dasi yang sudah mengikat di kerah baju kemejanya lalu melepaskannya.

Ya ampuun....dikira nawarin sekalian mau bawain. Ini malah nyuruh bawa sendiri..

Zahira menggelengkan kepala heran dengan sikap killer Arsel yang gak ada romantis-romatisnya.

Zahira langsung berdiri dan melangkah pergi menuju dapur.

Sedangkan Arsel langsung membuka jasnya, lalu menyampirkan di sandaran sofa. Lalu membuka dua kancing kemejanya sehingga dada bidangnya agak terbuka. Tak lupa dia menggulung lengan kemejanya sampai sikut.

Arsel menyandarkan kepalanya ke sandaran sofa lalu mengangkat kakinya ke atas meja. Lalu dia memejamkan matanya mengambil nafas untuk merilekskan pikirannya sejenak. Setelah pagi ini emosinya sudah olahraga karena melihat adegan antara Zahira juga Reymon di perpustakaan yang kepergok sedang berdua-dua an.

Zahira langsung mendekati kulkas besar yang mempunyai empat pintu.

Zahira masih takjub melihat dapur mewah yang berada di apartemen Arsel.

Ya ampuun...ini dapurnya bagus banget. Beda jauh sama yang di rumah.

Zahira tak mau menghilangkan kesempatan untuk melihat-lihat sekitar dapur yang terdapat alat-alat yang lumayan lengkap juga modern.

"Ck..ck...bener-bener dapur sultan" Ucap Zahira masih takjub.

"Eh...lupa." Ucap Zahira yang melupakan niat awalnya pergi ke dapur untuk membawa minuman.

Zahira langsung membuka kulkas, dan langsung matanya melebar melihat isi dalam kulkas itu yang mirip kulkasny mini market. Semua minuman ada dalam dalam kulkas itu. Tak cukup satu pintu yang dibuka Zahira, dia penasaran isi pintu yang lainnya. Dan mata Zahira langsung kembali melebar melihat semua makanan frozen food dan buah-buahan lengkap ada di sana.

Hah..dia mau pamer kali nyuruh aku mengambil minum sendiri biar isi kulkasnya ada yang ngintip.

Zahira langsung berpikiran lain tentang maksud Arsel menyuruhnya untuk mengambil minuman sendiri di kulkas.

"Ya ampuun...dia suka ng **r juga? Bukaannya dia juga muslim?" Ucap Zahira agak mengeritkan dahi melihat ada beberapa minuman beralkohol di dalam kulkasnya. Dia baru tahu kalau laki-laki yang sekarang berstatus suaminya itu suka minum-minuman beralkohol juga. Itu membuat hati Zahira agak mundur. Disebut menyesal, bisa jadi. Karena meski dulu Zahira bergaul bebas, dia tidak suka melihat laki-laki menegak minuman yang mengandung alkohol. Tapi sekarang, kenyataannya malah terbalik. Suaminya sendiri malah menyimpan minuman laknat itu di dalam kulkasnya

Dengan lunglai tangan Zahira mengambil satu botol minuman mineral dan minuman kaleng bersoda. Karena dia tak mungkin mengambil minuman kaleng yang mengandung alhokol itu.

Dengan langkah malas Zahira kembali ke ruangan dimana Arsel masih duduk di sofa sambil memejamkan matanya dengan beridekap dada.

Zahira langsung menundukkan pandangannya karena malu melihat dada Arsel yang setengah terbuka.

"Ini minumannya!" Ucap Zahira pelan. Lalu Zahira duduk agak menjauh dari Arsel sambil membuka botol air mineral yang dibawanya.

Arsel langsung membuka matanya dan menurunkan kakinya. Lalu mengambil minuman kaleng itu. Setelah membuka penutupnya Arsel menegak minuman itu.

Seketika kerongkongannya yang terasa kering merasa segar setelah dialiri minuman dingin itu.

Arsel langsung melihat ke arah Zahira yang sedang menunduk. Zahira tidak berani mengangkat pandangannya. Karena merasa malu melihat kancing kemeja Arsel setengah terbuka.

"Aku..mau bicara!" Arsel menatap tajam ke arah Zahira yang posisi duduknya agak bersebrangan.

"Bicara saja!" Jawab Zahira pelan tapi tegas.

"Aku...ingin menegaskan tentang pernikahan kita." Ucap Arsel memulai pembicaraan.

Zahira masih diam menyimak.

"Aku..akan mendaftarkan pernikahan kita secara resmi." Ucap Arsel mengubah niat awalnya yang hanya menikahi Zahira karena untuk memenuhi keinginan ayahnya Zahira.

"Apa?" Zahira meninggikan suaranya kaget dengan kata-kata Arsel.

1
Dody Arif
sdh mampir ya kakak..salam kenal kakak🙏
teti kurniawati: Terima kasih👍🙏
total 1 replies
budi artwork
semangat thor
budi artwork
lanjut thor...
budi artwork
jadi inget zaman kuli
budi artwork
seru
budi artwork
awal yang mengesankan
Selviana
Aku sudah mampir nih.Jangan lupa mampir juga di karya aku yang berjudul (Terpaksa Menikah Dengan Kakak Ipar)
teti kurniawati: oke...
total 1 replies
teti kurniawati
topp markotop
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!