NovelToon NovelToon
My Ex Crush

My Ex Crush

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama
Popularitas:3.7M
Nilai: 4.7
Nama Author: Rahma AR

Zoya Putri Sasmita tau dia seperti cari mati karena berani melamar kerja di perusahaan orang tua mantan temannya yang selalu membencinya waktu SMA.

Tapi prospek kerja di sana sangat menjanjikan. Apalagi dengan hobi travellingnya ya jing sering menyusahkan dompet kedua kakak laki lakinya.

Jika dirinya berhasi diterima, kedua kakaknya pasti akan sangat bersuka cita dan semakin mencintainya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma AR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dirga dan Felicia

Malamnya, Nathan pun mendapatkan laporan yang dia inginkan dari pengawalnya.

Wajah Nathan mengeras.

Bang Dirga pernah koma? Mengapa dia dan keluarganya ngga tau?

Nathan berusaha mengingat.

Oh iya, saat itu dia dan keluarganya pindah ke luar negeri bersamaan setelah mereka lulus SMA.

Jadi saat itu adalah saat dia benar benar ngga tau betapa terpuruknya Zoya dan keluarganya.

Nathan pun yakin Cleora cs juga belum tau.

Mungkin karena itu Zoya tampak takut bertemu Felicia. Dia mengkhawatirkan keluarganya.

Nathan berjanji dalam hati ngga akan membiarkan sesuatu yang memburuk menimpa Zoya dan Keluarganya lagi.

Aku sekarang di sini Zoy. Aku akan melindungi kamu.

*

*

*

"Seru kerja sama Nathan?" senyum Dirga menyambut kedatangan adiknya di depan pintu rumah mereka.

Dirga tau kalo tadi adiknya diantarkan Nathan pulang.

Zoya yang masih tampak linglung hanya menatap abangnya tanpa kata.

Dirga yang awalnya ingin mengganggu adiknya jadi berubah niatnya melihat wajah kusut Zoya.

"Kamu kenapa, dek? Nathan berani macam macam dengan kamu?" tanya Dirga panik. Ngga biasanya Zoya begini.

Dia akan menghajar Nathan jika laki laki itu berani macam macam dengan adiknya.

Apa memang keluarga kaya raya memang suka seenaknya? Stigma negatif apa memang sudah melekat pada mereka? Pembenci orang miskin?

Dirga mengepalkan tangannya kuat kuat.

Ngga akan dibiarkannya adiknya terluka karenanya.

"Bang.....," panggil Zoya dengan suara bergetar.

"Tenanglah. Abang akan hajar Nathan kalo dia macam macam sama kamu," sergah Dirga dengan wajah mengelam menahan emosi.

Dirga yang biasanya santai dan ngga pernah serius, kini tampangnya sudah lebih dari serius, malah cenderung akan mengamuk dalam marahnya.

"Bukan Nathan," tahan Zoya masih dengan getaran di suaranya.

Dirga menatap lekat wajah adiknya. Tiba tiba jantungnya berdebar keras.

"Jadi siapa?" Hati Dirga mendadak ngga tenang.

Jangan bilang kalo itu ...... Dirga ngga berani memikirkan kemungkinan terburuknya.

Sayangnya----

"Kak Feli, Bang. Tadi aku ketemu dia."

Tubuh Dirga langsung membeku.

*

*

*

Enam tahun yang lalu.

Dirga menatap kagum pada perempuan cantik yang sedang keluar dari mobil mewahnya.

Sudah sejak setahun yang lalu Dirga menyadari kehadirannya.

Cantik, anggun, kaya raya dan seksi. Tapi sangat angkuh.

Siapa juga yang akan memalingkan wajah saat melihat gadis yang seperti bidadari itu. Dirga saja yang bodoh, karena baru menyadarinya.

Padahal mereka satu angkatan. Salahkan saja jurusan mereka yang berbeda.

Hingga suatu sore hampir menjelang magrib, Dirga melihatnya sedang berdiri menyandar di badan mobilnya sambil menelpon dengan gusar. Baru kali ini Dirga melihat bidadari itu marah.

Dirga yang masih berada di parkiran yang sudah sepi itu, pura pura merapikan kertas kertas skripsinya yang berada di dalam tasnya

Padahal senuanya sudah tertata rapi dari tadi. Dirga sengaja melakukannya, dia ngga tega membiarkan gadis itu sendirian di parkiran kampus yang sudah sepi.

Kalo perlu nginap, ayok, akan Dirga temani.

Ngga lama kemudian terdengar suara langkah teratur yang mendekat. Dirga tau, kesempatannya sudah tiba.

"Hai..... Maaf, bisa pinjam ponselnya sebentar? Ponselku lowbat."

Suara merdu itu menyapa liang pendengaran Dirga dan langsung menancap di hatinya.

Dengan acuh ngga acuh Dirga merogoh ponselnya dan sayangnya juga lowbat.

Keberuntungan atau kesialan? desis Dirga dalam hati.

"Ponselku ternyata juga lowbat," sahut Dirga setelah memeriksa ponselnya.

"Ooo." Wajah si bidadari tampak kecewa.

Tiba tiba terdengar suara guruh. Langit sore yang mulai gelap kini mulai digayuti awan hitam.

Hujan deras sepertinya akan turun.

"Pulanglah, hujan akan turun," jawab Dirga sambil memakai helmmya.

Sudah ngga ada lagi yang bisa membuat mereka bertahan lebih lama.

Ponselnya yang harusnya masih banyak menyimpan batre, sekarang lowbat. Nanti dia akan membeli ponsel yang baru untuk menggantikan ponsel yang boros batre ini.

Langit juga semakin menggelap karena pasti sebentar lagi akan turun hujan deras disertai guruh dan kilat.

"Mobilku mogok, aku ngga bisa telpon orang rumah," cicitnya mengeluh.

"Mau ikut denganku?" tawar Dirga begitu saja.

Bidadari itu menatap motor kawasaki yang ditunggangi Dirga.

Tidak buruk juga, batinnya. Untung saat ini dia mengenakan celana panjang kainnya.

"Sure."

Ternyata semesta masih mendukungnya.

Dirga melepas jaket denimnya.

"Ini baru diloundry," katanya sambil menyerahkan jaketnya pada bidadari yang nampak ragu menerimanya.

"Kamu ngga kedinginan nanti?" tolak bidadari itu agar laki laki ini ngga salah paham.

"Bajumu tipis. Kalo kita kehujanan selain kedinginan, orang orang yang melihat akan berpikir macam macam."

Semburat merah menghiasi pipi bidadari itu. Ya, bajunya memang dari kain sutra mahal yang cukup tipis. Ngga masalah kalo di dalam mobil. Tapi ini dia terpaksa menumpang naek motor.

Ngga tau kenapa mungkin saking putus asanya dia langsung menghampiri laki laki terakhir ini yang berada di parkiran. Tanpa memikirkan kemungkinan kalo laki laki ini bisa saja orang jahat.

Mungkin karena sempat beberapa kali melihatnya, berjalan dengan beberapa perempuan yang berbeda, cukup menarik perhatiannya.

Juga karena laki laki ini begitu cuek, seolah ngga peduli dengan keberadaannya.

Karena melihat keterdiaman bidadari itu, Dirga dengan lancang memakaikan jaketnya.

kedua pasang mata saling beradu tatap di tengah harumnya parfum laundry yang masuk ke dalam penciuman mereka.

Berdekatan dengan perempuan bukan hal baru bagi Dirga. Tapi dengan bidadari yang selalu menjadi impiannya membuat debaran di jantungnya terasa beda iramanya. Bukan pop melow lagj, tapi mengarah pada pop rock.

Gadis itu masih mematung dengan dada bergetar hebat.

Laki laki tampan dengan mata sekelam laut dalam yang ngga ditembus itu menyentuhnya dengan sopan. Hanya membantunya memakaikan jaketnya karena ngga sabar melihatnya masih diam. Sementara langit makin tambah ngga bersahabat

"Kemarikan tasmu."

Bagai terhipnotis bidadari itu menyerahkannya, yang oleh Dirga di simpan ke dalam tasnya yang kedap air.

Kemudian memasangkan lagi parasut tipis tasnya, agar semakin aman. Menyangkutkan tas itu di dadanya.

Setelah mengenakan helmnya, Dirga menaiki kawasaki dua taknya.

Dia pun memiringkan motor itu.

"Naiklah," perintahnya sambil menatap tajam mata indah di depannya.

Dengan agak susah bidadari itu menaiki motor yang membuat tubuhnya terdorong kedepan, menempel erat pada punggung Dirga.

Dirga sempat tertegun karena sensasi aneh yang dia rasakan.

"Dirga," katanya mengenalkan diri.

"Feli. Felicia," balas gadia itu perlahan.

Dirga sudah lama tau nama bidadari yang menjadi pujaan kaum adam di kampusnya.

Saat ini dia sangat beruntung, karena gadis itu sedang berada diboncengannya.

Dirga tentu saja ngga membuang kesempatan yang mungkin akan sulit didapatnya lagi nanti.

"Alamatmu?"

Felicia pun mengatakan alamatnya yang tentu saja Dirga tau itu adalah komplek para sultan.

"Aku akan ngebut. Kalo kamu ngga peluk, kamu bisa saja jatuh," kata Dirga penuh arti.

Tapi Felicia mengabaikannya. Lebih memilih mengeratkan tangannya pada kaos Dirga. Dia pun sudah sangat malu karena posisinya yang sudah sangat rapat dengan laki laki biasa yang baru dikenalnya.

Dirga ngga mengulang perkataannya lagi tapi lansung memutar kuat gasnya hingga motor seakan melompat dan diiringi jeritan merdunya di telinga Dirga, kedua tangan halus itu memeluk pinggangnya. Motor itu melaju kencang meliuk liuk di jalanan, yang ngga lama kemudian hujan pun turun disertai guruh dan kilat.

Dirga ngga berhenti, tapi sebelah tangannya mengusap jari jari dingin Felicia yang ada di perutnya. Seakan ingin menyalurkan kehangatan.

Ngga lama kemudian motor Dirga memasuki komplek sultan itu dan melewati gerbang tinggi rumah Felicia.

Dirga mengantarkannya sampai dibawah atap tempat berjejer mobil mobil dan motor mewah.

"Terimakasih. Sebaiknya kamu mampir dulu," ucap Felicia yang sudah turun dari motornya.

Dirga sempat terpesona. Bidadarinya semakin cantik saja dengan wajah dan rambut yang basah. Beberapa orang pengawal dan pelayan berlarian menghampiri dengan membawa handuk.

Dirga tersadar, dan mengeluarkan tas kecil milik Felicia

"Aku harus pulang," katanya sambil menggenggam jari lentik itu saat menerima tas darinya.

Kemudian memutar motornya meninggalkan gadis itu yang masih bergeming melihatnya dengan tatapan ngga terbaca.

Hati Dirga bersorak sambil motornya melaju pergi. Tapi Dirga sudah tau dari awal kalo ada jarak yang sangat luas terbentang di antara mereka.

Dirga saat itu juga ngga berharap lebih, hanya ingin menggoda bidadarinya saja. Bahkan Dirga hanya bermaksud menyimpan kenangan itu saja tanpa berharap lebih.

Tapi kesempatan yang diberikan semesta membuatnya lupa tentang siapa dirinya dan siapa bidadarinya.

Dikiranya orang tua bidadarinya ngga akan memandang strata seperti orang tua Nathan. Ternyata dia salah besar.

Nyawanya hampir hilang dan sejak itu dia memutuskan melupakan. Walau itu hanya sebatas kenangan.

1
Jamayah Tambi
kadang2 lelaki lebih membebel dari perempuan.
Jamayah Tambi
ada dendam lama rupanya
Jamayah Tambi
silap taip
Jamayah Tambi
byk bermonolog
Jamayah Tambi
si nakal gadis jecil.Dia yg menceriakan suasana
Jamayah Tambi
dah mcm genderang mau perang
Jamayah Tambi
kerja Zoya.
Jamayah Tambi
ingat bule saja yg pintar
Jamayah Tambi
jd perempuan jgn murah sangat
Jamayah Tambi
mereka pelajar pintar
Jamayah Tambi
Dah rasa kaya sangat Nathan.Boleh buli Zoya.
Jamayah Tambi
Garang2 pun dlm hati ada taman
Sriwahyuni Elmi
cerita anaknya kenan gak ada ya
Rahma AR: ada...duda dingin jatuh cinta lagi
total 1 replies
Jamayah Tambi
Tahniah Zoya
Mamah Kekey
pernah baca tapi lupa
Jamayah Tambi
dag dig dug
Jamayah Tambi
cerita lama ni
Rahma AR: lg on gping... hai bos.... hehe
total 1 replies
Ira Zamiah
dengki x hati tua bangka ngurusin ank org urusin ank lu yg nikah pake kontrak
Ira Zamiah
Luar biasa
Ira Zamiah
mampiirrr
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!