Rachel seorang mualaf mantan kupu-kupu malam dan dinikahi oleh seorang anak ustad, berharap pernikahannya akan membawanya ke surga yang indah.
Namun, ternyata semua tidak seindah yang dia bayangkan. Farhan menikahi Rachel hanyalah untuk menolongnya keluar dari dunia hitam.
Mampukah Rachel bertahan dalam rumah tangga yang tanpa cinta?
Jangan lupa subcribe sebelum melanjutkan membaca.
info tentang novel mama bisa di dapat di
ig reni_nofita79
fb reni nofita
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14. Pertama Kali
Setelah cukup lama berbincang dengan ibunya, Farhan masuk ke kamar. Dia melihat Rachel yang duduk di tempat tidur sambil bermain ponsel.
"Kamu belum tidur?" tanya Farhan heran. Dia pikir, istrinya telah lelap dan terbang ke alam mimpi. Namun, nyatanya dia hanya bermain ponsel di kamar.
Farhan memandangi wajah istrinya dengan intens. Dia curiga istrinya mendengar pembicaraan dia dan ibu tadi.
"Apa kamu dari tadi di kamar saja?" tanya Farhan.
"Iya, Mas. Kenapa ...?
"Kenapa kamu nggak gabung saat aku dan ibu mengobrol?" Bukannya menjawab pertanyaan Rachel, Farhan balik bertanya.
"Aku nggak mau mengganggu kamu, Mas. Pasti kamu sudah sangat rindu ibu. Kamu pasti ingin waktu berdua dengan ibu saja," ucap Rachel.
Farhan naik ke ranjang dan mengecup dahi istrinya. Pria itu sadar, apa yang diucapkan ibu ada benarnya. Rachel sangat pengertian dan tampak sangat tulus dengan dirinya.
Berbeda saat Andin di bawa ke rumah ini. Dia selalu ingin di samping Farhan dan tidak mau beranjak dari samping pria itu kecuali tidur. Jika mereka saat itu telah menjadi suami istri, mungkin dia akan menempel terus.
Farhan mengajak Rachel tidur. Wanita itu langsung memeluk tubuh suaminya itu. Kepalanya berada di dada bidang pria itu. Farhan mengecup rambut indah dan wangi istrinya yang selalu manja dan ingin memeluknya jika di kamar.
Farhan memiringkan tubuhnya menghadap Rachel. Dikecupnya dahi wanita itu. Kemudian kedua pipinya. Ciuman Farhan turun ke bibir ranum istrinya.
Tangan Farhan mulai bekerja membuka kancing baju istrinya. Satu persatu kancing dibuka, dan dia melepaskan dari tubuh wanita itu. Pria itu menaiki tubuh istrinya dan mengecup leher dan dada Rachel, meninggalkan banyak jejak kepemilikan.
Farhan membuka satu persatu kain yang melekat di tubuhnya. Saat ini yang tersisa hanya pakaian dalam. Pria itu kembali melecuti seluruh kain yang tersisa di tubuh istrinya hingga mereka berdua dalam keadaan polos.
Farhan menatap Rachel dengan binar mata teduh. Jemarinya menyentuh lembut wajah istrinya itu. Seolah dia meminta persetujuan untuk memulai hubungan. Anggukan kecil dari wanita itu sebagai bukti atas jawaban yang diberikan.
Entah siapa yang memulai terlebih dahulu. Kini dua tubuh itu telah menyatu dalam kehangatan. Berbagi apa yang seharusnya dibagi oleh dua insan yang telah sah dalam ikatan pernikahan.
Mengalirlah banyak rasa kala tatap mereka ditengah pergulatan mereka. Setelah beberapa saat, Farhan akhirnya menumpahkan sesuatu dzat murni ke dalam rahim sang istri sebagai pelepasan. Menuju puncak paling nikmat yang belum pernah pria itu rasakan dan bayangkan sebelumnya.
"Terima kasih, Andin," bisik Farhan yang terdengar sedikit parau.
Rachel yang baru saja merasa kebahagiaan karena pergulatan, merasa dadanya sesak. Nama siapa yang di sebut suaminya. Apakah selama ini ada wanita lain yang Farhan cinta selain dirinya.
Farhan yang belum menyadari kesalahannya, turun dari tubuh Rachel. Tidur terlentang menatap langit kamar.
"Siapa Andin, Mas?" tanya Rachel dengan suara pelan. Namun, masih dapat ditangkap dengan jelas oleh pendengaran Farhan.
Pria itu membalikkan badan, miring menghadap Rachel. Menatap wajah istrinya dengan intens. Wajahnya tampak tegang dengan rahang mengeras. Sepertinya pria itu sedang menahan amarah.
"Siapa yang mengatakan tentang Andin padamu? Atau kau tadi berbohong, ternyata kau menguping pembicaraanku dengan ibu," ucap Farhan dengan nada tegas dan sedikit tinggi. Hal itu mampu membuat dada Rachel terasa sesak.
"Kenapa kamu menuduhku begitu, Mas? Bukankah kamu yang menyebut namanya tadi saat pelepasan dan mengucapkan terima kasih?" tanya Rachel dengan nada gemetar.
Wanita mana yang tidak kecewa dan sakit hati, di saat pertama melakukan hubungan dengan suami, tapi pria itu menyebut nama wanita lain. Seharusnya ini menjadi kenangan yang indah bagi keduanya tapi apa yang terjadi? Malam ini merupakan malam yang begitu sedih. Ternyata cinta suaminya bukan untuknya.
...****************...