"Papa sudah menjodohkanmu dengan Arion, putra dari sahabat Papa!"
Jedar, bak tersambar petir disiang bolong saat mendengar ucapan dari sang Papa. Seketika tubuh Zeva langsung menegang dengan mulut terbuka.
"tidak, ini tidak boleh terjadi!"
Niat hati ingin meminta restu untuk hubungannya dengan sang kekasih, malah berakhir dengan perjodohan yang dilakukan oleh kedua orangtuanya.
Bak buah simalakama, itulah ungkapan yang tepat untuk apa yang Zeva rasakan saat ini. Dia tidak bisa berpisah dengan laki-laki yang sangat dia cintai, tapi tidak juga bisa melawan kehendak kedua orangtuanya.
Apakah yang akan terjadi pada Zeva selanjutnya?
Bisakah dia membina rumah tangga sesuai dengan keinginan kedua orangtuanya?
Yuk, ikuti kisah mereka yang penuh dengan kegaduhan dan kejutan!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu Andila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 14. Menjadi Sekretaris Istimewa.
"Uhuk uhuk uhuk!"
Zeva tersedak makanan yang ada dalam mulutnya karna terkejut dengan suara Arion, dengan cepat dia meminum air yang diberi oleh Bik Sum.
Wajah Zeva langsung merah padam dengan tangan yang memegangi dada, sungguh rasanya seperti sudah berada di depan malaikat maut. Dia lalu melihat ke arah Arion yang menatapnya tanpa rasa bersalah sama sekali.
"apa kau mau membunuhku?" teriaknya kemudian membuat Bik Sum terlonjak kaget, sementara Arion hanya tersenyum tipis saja saat mendengarnya.
"Kalau sampai tadi aku lewat, kau orang pertama yang akan aku gentayangi!"
Tanpa memperdulikan ucapan Zeva, Arion menarik kursi dan duduk santai di hadapan wanita yang sedang marah-marah padanya itu.
Zeva yang tidak dipedulikan mengepalkan kedua tangannya dengan erat, dia benar-benar merasa kesal dengan apa yang laki-laki itu lakukan padanya.
Bik Sum yang memperhatikan mereka dari kajauhan merasa sangat bingung, haruskah dia melaporkan semua ini pada Mama Audy atau tidak.
Rupanya dia adalah mata-mata wanita paruh baya itu di apartemen Arion, Mama Audy ingin mengawasi anak dan menantunya walaupun Bim Sum bekerja hanya dari pagi sampai sore saja.
Setelah drama sarapan selesai, mereka lalu bubar barisan dari meja makan. Mata Arion membulat sempurna saat melihat pakaian yang Zeva pakai, kemejanya sangat ketat sampai membuat dada wanita itu menyembul keluar.
"Kau mau pakai baju itu ke kantor?" Arion menarik tangan Zeva yang sedang berjalan di depannya, lalu wanita itu menghempaskan tangannya dengan kasar.
"Kenapa? Kau tidak suka?" Zeva bersedekap dada di hadapan Arion, dan apa yang dia lakukan tentu membuat dadanya semakin luber ke mana-mana.
Arion terdiam, dia punya ide yang bagus agar wanita itu merasa malu dengan pakaian seperti itu. Jika dilarang pun, Zeva pasti tetap akan memakainya.
"Terserah!" Arion lalu berjalan cepat untuk keluar dari apartemen, tangannya mengambil ponsel dan mengetikkan sesuatu untuk sekretarisnya.
"Naik!" Dia lalu membukakan pintu mobilnya untuk Zeva, tetapi wanita itu malah berjalan terus ke pinggir jalan raya.
"Taksi!" Ternyata Zeva memanggil taksi untuk membawanya ke perusahaan, dia tidak mau pergi bersama laki-laki itu yang nantinya akan semakin membuatnya emosi.
Arion menatap tajam ke arah taksi yang sudah membawa Zeva pergi, walaupun merasa kesal, tetapi dia juga senang karna wanita itu menuruti apa yang dia ucapkan untuk bekerja di perusahaannya.
Tidak berselang lama, sampailah Zeva di tempat tujuan. Matanya membulat sempurna saat melihat bangunan besar dan mewah yang ada di hadapannya, dan itu adalah perusahaan milik keluarga Arion.
Dengan penuh keraguan, Zeva masuk ke dalam perusahaan itu. Dia lalu melihat ke kanan dan kiri saat sudah berada di lobi, dia sangat bingung harus melakukan apa saat ini.
"Cih, tau gitu aku bareng dia aja tadi ke sininya! Lagian, kenapa dia gak bilang aku harus ke mana sih?" Zeva menghentak-hentakkan kakinya dengan kasar, lalu tiba-tiba ada seorang lelaki yang menghampirinya.
"Selamat pagi, Nyonya!"
Zeva langsung mengalihkan pandangannya ke arah orang tersebut. "Se-selamat pagi juga, Tuan!"
Haris mengernyitkan keningnya saat mendengar panggilan Zeva padanya. "Panggil saya Haris saja, Nyonya!"
"Apa? Ti-tidak, aku kan baru mulai bekerja. Tidak mungkin aku memanggil nama pada anda!" Ya, Zeva tidak mau ada orang yang mengetahui kalau dia adalah istri Arion. Padahal waktu pesta pernikahan, banyak juga para karyawan yang datang dan mengucapkan selamat padanya.
"Ah, jadi begitu! Baiklah, mari saya antar ke ruangan anda, Nona!" Haris juga langsung mengganti panggilannya, dia paham kalau Zeva tidak mau identitasnya sebagai istri presdir terbongkar.
Arion yang sebenarnya sudah sampai di perusahaan sengaja melihat Zeva dari kejauhan, apalagi saat wanita itu bicara dengan Haris. Dia memilih untuk mencuri dengar dari pada bergabung dengan mereka.
Haris langsung mengantar Zeva ke ruangan, tetapi sebelum itu dia membawa wanita itu untuk bertemu dengan HRD terlebih dahulu.
"selamat pagi, Tuan Haris! Apa ada yang bisa saya bantu?" tanya seorang wanita yang sudah berumur hampir 40 tahun, dia menjabat sebagai HRD di perusahaan itu.
"Pagi, Buk Rika! Perkenalkan, dia adalah Zevanea Laudrix. Sekretaris baru Tuan Arion, saya harap anda bisa memperkenalkannya pada semua karyawan!"
Wanita itu mengangguk paham dengan apa yang Haris perintahkan. "Baik, Tuan! Sebelumnya perkenalkan, saya Rika selaku HRD di perusahaan ini!" Dia mengulurkan tangannya dan langsung diterima oleh Zeva.
"Senang berkenalan dengan anda, Buk Rika!"
Mereka lalu sama-sama melepas jabatan tangan itu dan segera menjalankan apa yang Haris perintahkan, sementara Haris sendiri bergegas pergi dari tempat itu untuk menemui Arion.
"Bagaimana?"
Haris terjingkat kaget saat mendengar suara Arion, bisa-bisanya laki-laki itu berdiri tepat di balik pintu ruangannya. "Tuan? Saya kira setan!" Dia mengusap dadanya yang berdebar-debar.
"Kau mengataiku?" Rahang Arion mengeras karna dikatai setan oleh sekretarisnya itu.
"Ti-tidak, Tuan! Tadikan saya cuma mengira saja, rupanya bukan!" Haris langsung cengengesan, sementara Arion berjalan masuk ke ruangan tanpa menghiraukan ocehannya.
Dengan cepat Haris mengikuti langkah Tuan mudanya, dia tau kalau laki-laki itu pasti akan menanyakan tentang Zeva.
"apa yang dia lakukan sekarang?" tanya Arion.
"HRD sedang membawa Nyonya untuk berkenalan dengan karyawan yang lain, Tuan! Agar mereka bisa berbaur!"
"untuk apa? Dia di sini untuk menjalankan perintahku, bukan berbaur dengan mereka!"
"Hah? Apa? Jadi dia cuma mau kalau Zeva melayaninya aja?" Haris benar-benar tidak habis pikir dengan apa yang Arion inginkan, padahal dia sudah susah payah menyiapkan semuanya.
"Kenapa kau diam?" Nada suara Arion sudah naik satu oktaf saat ini.
"Nyonya harus berbaur dengan yang lainnya juga, Tuan! Supaya Nyonya bisa bekerja dengan baik dan benar, beliau juga kan pasti akan sering bicara dengan mereka!"
"Cih!" Arion mendengus sebal, tetapi raut wajahnya tidak berubah sama sekali dan tetap datar seperti biasanya.
"Padahal aku ingin dia bicara denganku saja!"
•
•
•
Tbc.
Sayang belum banyak peminat (diliht dr jumlah likers nya lo yaaa..)
Walau tokoh perempuannya di awal bikin Mak gereget, jengkel, dan kesel dg tingkahnya
Terimakasih atas karyamu yg menghibur ya Thor
Semoga makin bamyak yg minat utk baca karya2mu thor
Dan sukses selalu ya
Disatu sisi kasian, di sisi lain kamu bebal Ze..