Mesya merasa sedih karena dijodohkan saat ia masih kuliah. Namun berjalannya waktu, perlakuan Sandi yang begitu lembut kepada Mesya berhasil meluluhkan hati Mesya dan membuat Mesya jatuh cinta seiring berjalannya waktu pernikahan mereka... Saat cinta keduanya mulai tumbuh, sosok wanita di masa lalu Sandi yang tiba-tiba datang mencoba menghancurkan kebahagiaan mereka dengan terus membuat kesalah pahaman dan pertikaian diantara hubungan keduanya. Di saat hubungan keduanya mulai renggang, sosok pria yang mencintai Mesya pun ikut muncul dan menambah keruhnya rumah tangga mereka. . . . Dapatkan mereka mempertahankan hubungan rumah tangga mereka? Atau pernikahan mereka akan hancur dengan kemunculan orang yang mereka cinta di masa lalu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lentera Sendu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 31
"Yaudah kami pulang dulu ya Sandi, terima kasih loh sudah mengizinkan kami main ke rumah kamu"
Ketiga teman Sandi berpamitan pulang. Sandi yang sudah mengantar ketiga temannya hingga depan gerbang langsung kembali masuk dan mencari keberadaan Mesya.
"Mesya..." Panggil Sandi
Sandi berjalan ke dapur dan melihat Mesya tengah mencuci piring, tanpa mengatakan sepatah katapun Sandi tiba-tiba memeluk Mesya dari belakang sehingga membuat Mesya terkejut dan memecahkan piring yang tengah ia pegang.
"Mas!! Apa yang kamu lakukan" Ucap Mesya
Mesya berusaha melepaskan tangan Sandi yang melingkar di pinggulnya, namun Sandi tidak ingin melepaskannya sehingga membuat Mesya kembali marah kepadanya.
"Jangan marah lagi oke sayang, Mas minta maaf. Malam ini Mas bawa kamu makan ke luar bagaimana?!"
"Malam ini sudah mulai tarawih mas"
Sandi terdiam, ia bahkan sampai lupa jika esok hari sudah memasuki bulan suci ramadhan dan malam nanti adalah sahur pertama Sandi dengan Mesya sebagai istrinya. Dengan wajah sumringah tanpa mengatakan sepatah kata pun Sandi mencium bibir Mesya yang akhirnya membuat Mesya berusaha memberontak.
"Lepas Mas!!" Tolak Mesya
Sandi melepaskan ciumannya, ia tersenyum kecil lagi meninggalkan Mesya menuku ke luar
"Mas keluar dulu ya sebentar"
"Mau kemana sudah sore gini Mas!!"
Sandi hanya menjawab dengan tersenyum. Ia mengambil kunci motor yang ada di atas lemari es dan pergi keluar rumah.
****
"Dinda!! Bisakah kamu antarkan ini kepada Sandi?!" Santi memberikan sebuah rantang kepada Dinda untuk diberikan kepada Sandi.
"Lah Bi, ini sudah sore loh. Kenapa gak nanti aja habis tarawih"
"Sudah cepat antarkan dulu ini kepada Sandi"
Melihat matahari hampir terbenam, Dinda bergegas meminta Anton untuk mengantarnya ke rumah Sandi. Setibanya di rumah Sandi, Mesya yang kebetulan tengah berada di teras melihat Dinda datang
"Assalamu'alaikum Kak"
"Wassalamu'alaikum, eh Dinda ada apa? Tumben sekali sore begini kesini"
"Iya nih kak, Kak Santi minta aku antarkan ini"
Dinda memberikan rantang berisi makanan kepada Mesya, Mesya yang menerima rantang itu pun meminta Dinda untuk masuk terlebih dahulu namun Dinda menolak dan langsung berpamitan pulang
"Yasudah hati-hati di jalan ya"
Setelah Dinda pergi Mesya membawa rantang makanan itu masuk ke dalam, namun selang beberapa waktu suara pintu kembali terdengar di ketuk, Mesya yang bahkan belum sampai dapur akhirnya berbalik dan membuka pintu.
Mesya melihat Sandi berdiri di depan pintu dan kemudian menunjukan sebuah buket bunga yang cukup besar dari balik punggungnya. Mesya yang melihat itu hanya tercengang dan tersenyum melihat buket bunga mawar merah yang begitu besar di hadapannya.
"Mas minta maaf ya, kamu mau kan maafin Mas?!"
Sebelumnya Sandi merasa jika Mesya masih kesal kepadanya, untuk membahagiakan Istrinya itu Sandi sengaja pergi ke luar untuk membeli buket bunga. Sandi tahu betul jika istrinya itu sangat menyukai bunga, hingga Sandi terpikirkan untuk meminta maaf bersama dengan karangan bunga.
"I-ini..."
Tanpa berkata-kata Mesya hanya tersenyum dan mengangguk tanda ia memaafkan Sandi, sebelumnya Mesya memang sudah memaafkan Sandi namun terkadang suasana hati Mesya masih sedikit kesal. Sandi yang mengetahui Mesya sudah memaafkannya itu pun langsung memeluk Mesya dan mengajaknya masuk ke dalam.
Sandi yang berjalan masuk teralihkan pandangannya pada sebuah rantang yang diletakan di atas meja.
"Oh itu baru saja Dinda yang memberikannya, katanya dari Kak Santi" jawab Mesya yang masih fokus dengan buket bunga pemberian Sandi.
Setelah makan bersama, Sandi dan Mesya bersiap pergi ke masjid untuk melaksanakan sholat tarawih. Setelah melaksanakan sholat tarawih Mesya menjadi pusat perhatian karena ia menunggu dihampiri oleh Sandi yang keluar lebih terlambat dari Mesya. Menyaksikan Mesya mencium tangan Sandi dan Sandi pun mencium kening Mesya membuat beberapa orang yang menyaksikan itu terlihat terkejut.
"Eh bukannya itu Sandi putranya Bu Nirma, berani sekali dia mencium wanita di depan umum. Apakah dia tidak malu" Celetuk seorang ibu paruh baya yang terkenal dengan biang gosip
Karena suaranya begitu cukup nyaring membuat Sandi yang berjarak tak begitu jauh mendengar hal itu dan menoleh ke arahnya.
"Eh,eh Sandi melirik kesini tuh"
Sandi yang melihat sekumpulan ibu-ibu itu pun mendekatinya sambil menggandeng tangan Mesya menghampiri mereka.
"Assalamu'alaikum Ibu-ibu, bagaimana kabarnya?!"
"Wa'alaikumussalam, alhamdulillah baik Sandi"
Ucap serentak sekumpulan wanita paruh baya itu saat Sandi menyapa mereka, berbeda dengan Ita, wanita tua yang terkenal biang gosip itu justru memalingkan wajahnya saat Sandi menghampiri mereka.
"Eh Sandi, siapa gadis yang bersamamu itu. Sepertinya kami baru kali melihatnya disini" Ucap salah seorang yang begitu penasaran.
"Oh iya- perkenalkan ibu-ibu, ini istri saya"
Mendengar kalimat itu mereka semua tidak percaya, karena mereka pernah mendengar samar-samar Sandi telah menikah namun mereka tidak mempercayainya karena keluarga Sandi tidak mengadakan resepsi, namun setelah hari itu mereka percaya jika Sandi benar-benar sudah menikah termasuk Ita yang selalu menjelek-jelekan Sandi.
"Waah jadi benar ya kabar kamu sudah menikah itu Sandi?! Istri kamu cantik sekali, sekarang kalian tinggal dimana?!"
"Hehe iya Bu, kami tinggal di perumahan depan. Kami tarawih kesini biar sekalian bisa ke rumah mamah dulu" Jawab Sandi.
"Owalah begitu, semoga pernikahan kalian sakinah mawadah warahmah ya"
"Aamiin terima kasih Bu, kalau begitu Sandi pamit ke rumah mamah dulu" Ucap Sandi berpamitan.
Mesya menyapa mereka hanya dengan tersenyum sebelum pergi, Mesya melihat punggung Sandi yang berjalan menggandengnya di depan. Mesya tahu betul jika Sandi tidak ingin nama Mesya jelek di mata orang lain, karena bagaimana pun kenyataannya Mesya memang telah menjadi istri Sandi. Agar tidak menjadi fitnah, akhirnya pernikahan yang sebelumnya sempat disembunyikan pun menjadi terbuka.
"Nah kamu dengarkan Ita, mereka sudah menikah"
"Alah, emang ibu-ibu gak sadar apa kenapa mereka gak mengadakan resepsi? Pasti si Sandi itu menghamili wanita itu akhirnya dinikahkan diam-diam. Lihat aja nanti, palingan bulan depan wanita itu perutnya sudah besar" Ucap Ita yang masih tidak terima
"Astagfirullah, kenapa Bu Ita bilang begitu. Kami tahu betul keluarganya Bu Nirma gak mungkin seperti itu, mereka keluarga baik-baik"
"Alah lihat saja nanti, pasti wanita itu perutnya membesar tak lama lagi karena hamil di luar nikah"
Dengan wajah juteknya Ita pergi meninggalkan sekumpulan wanita itu. Melihat tingkah Ita yang seperti itu para ibu-ibu itu hanya bisa menggelengkan kepalanya. Mereka tak habis pikir jika Ita mengatakan hal itu tentang Sandi, padahal mereka tidak pernah berpikir jika Sandi pemuda seperti itu. Sandi terkenal sebagai pemuda yang baik dan tidak dekat dengan wanita, wajar jika ia kini dekat dengan seorang wanita itu pun telah menjadi istrinya sekarang.
Sandi sendiri yang telah pergi dari tempat itu tidak pernah akan menyangka jika dirinya masih terkena fitnah meski sudah mencoba menyelamatkan nama baik istrinya itu.
"Kenapa sih Bu Ita kelihatannya gak senang sama putranya Bu Nirma?!"
"Lah memang ibu tidak tahu ya?!"
...****************...