NovelToon NovelToon
RATU YANG TERBUANG

RATU YANG TERBUANG

Status: tamat
Genre:Tamat / Penyesalan Suami / Fantasi Wanita
Popularitas:2M
Nilai: 4.7
Nama Author: Kleo

Bercerita tentang seorang permaisuri bernama Calista Abriella, yang telah mengabdi pada kekaisaran selama 10 tahunnya lamanya. Calista begitu mencintai Kaisar dan rela melakukan apa saja untuknya, namun cinta tulus Calista tak pernah berbalas.

Sampai suatu peristiwa jatuhnya permaisuri ke kolam, membuat sifat Calista berubah. Ia tak lagi mengharap cinta kaisar dan hidup sesuai keinginannya tanpa mengikuti aturan lagi.

Kaisar yang menyadari perilaku Calista yang berbeda merasa kesal. Sosok yang selalu mengatakan cinta itu, kini selalu mengacuhkannya dan begitu dingin.

Akankah sifat Calista yang berbeda membuat kaisar semakin membencinya atau malah sebaliknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kleo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14 - Belajar Memanah

Pada keesokan harinya, di pagi yang cerah, Calista kembali menjalani kesehariannya seperti biasa, tak tampak lagi raut kesedihan di wajahnya itu, yang ada hanya sosok tegas yang menatap tajam ke setiap orang.

Setelah mengenakan gaun dan mahkota, Calista pergi ke dapur, ia kembali memasak di sana, kali ini para koki tak lagi setakut kemarin, Calista pun juga seolah lupa dengan masalahnya.

Kali ini pun Calista memberikan hasil masakannya pada Theodore, ibu dan anak itu sarapan bersama di meja makan istana, hal yang baru bagi keluarga tersebut bisa duduk bersama menikmati hidangan yang tersaji.

Bagaimana tidak, selama ini tak pernah ketiganya makan bersama di meja makan, baik itu Calista, Leonardo, ataupun Theodore selalu makan di istananya masing-masing.

Meski Leonardo tak ikut sarapan bersama, kedua ibu dan anak itu tetap bahagia menikmati makanan masing-masing, apa lagi Aaron datang dan ikut bergabung bersama mereka.

“Ibu, kau memasak lagi hari ini?” tanya Theodore yang melihat Calista memindahkan sepotong daging ke piring putranya.

“Ya, cobalah, ibu memasak ini spesial untukmu.”

“Benarkah?”

Calista mengangguk.

Theodore tanpa ragu menusuk daging tersebut dengan garpunya dan menyuapnya ke mulut.

“Enak sekali, ibu yang memasaknya sendiri” puji Theodore.

Calista tersenyum, “Tidak, koki istana yang membantu dan mengajarkan ibu untuk memasak ini.”

“Wah, ibu hebat. Tapi kenapa ibu ingin belajar memasak? Pekerjaan ibu sebagai permaisuri saja sudah sangat banyak, apa ibu tidak merasa sulit?” tanya Theodore.

Calista menggeleng, “Ibu tidak merasa sulit, karna itu juga keinginan ibu, dan kita kan tidak pernah tahu apa yang akan terjadi di masa depan.”

Theodore sedikit bingung akan kata-kata terakhir sang ibu, bukankah sudah pasti jika ibunya adalah seorang permaisuri dan sampai akhir pun akan tetap begitu.

Tak ingin memikirkan lebih jauh, Theodore balas mengangguk. “Oh, begitu, ya, Bu.”

Aaron yang sedari tadi terus memperhatikan keduanya akhirnya mulai ikut berbicara.

“Sejak tadi Anda berdua asyik bicara, boleh saya juga mencicipi masakan yang Anda buat, Permaisuri?”

Calista menoleh ke arah Aaron, “Anda ingin mencicipinya juga, baiklah.” Wanita itu mengambil piring daging dan meletakannya di dekat Aaron.

Aaron mengambil sepotong daging dan menyuapnya ke mulut.

“Paman Aaron, kau suka?” tanya Theodore.

Aaron mengangguk, “Ya, ini enak.”

“Permaisuri apa ada alasannya Anda belajar memasak, saya merasa kurang puas akan jawaban Anda pada Theodore.”

“Ya, saya hanya ingin menjadi ibu yang serba bisa untuk Theodore, dan memberikan yang terbaik untuknya.”

Aaron tersenyum, “Anda benar-benar wanita yang hebat. Saya kagum akan Anda.”

“Saya rasa pujian Anda terlalu berlebihan, saya hanya biasa yang mencoba menebus kesalahan di masa lalu. Anda pasti tahu seperti apa hubungan Calista yang dulu dan putranya.”

“Kini walaupun saya memberikan yang terbaik untuk Theo, rasanya tidak akan bisa menebus apa yang dulu saya lakukan padanya.”

“Ibu Theodore sudah katakan padamu untuk tidak memikirkan apa yang terjadi dulu. Mau seperti apa pun kau ibu, Theodore tetap menyayangimu,” balas Theodore sembari tersenyum pada sang ibu.

“Theodore, setelah ini apa kau akan menghadiri kelas?” tanya Aaron tiba-tiba.

“Tidak, Paman Aaron, saya tidak menghadiri kelas apa pun hari ini.”

“Benarkah Theo, em, kalau begitu bisakah hari ini Theo menemani ibu?”

Senyum Theodore semakin mengembang, “Ya, tentu saja, Bu, aku bisa menemani ibu ke mana saja.”

“Memangnya Anda berdua ingin pergi ke mana?”

“Setelah ini saya berniat untuk berlatih memanah, dan Theoku ahli akan senjata tersebut.”

“Ibu ingin berlatih memanah dan aku sebagai pelatihnya? Dengan senang hati aku akan mengajari semua yang aku bisa untuk ibu,” balas Theodore dengan mata berapi penuh semangat.

Calista tertawa kecil, ia mengusap rambut putranya, “Putra ibu memang yang terbaik.”

“Jika tidak keberatan bisakah saya ikut dengan Anda berdua, permaisuri?”

“Anda juga ingin ikut? Tapi itu pasti akan sangat membosankan untuk di tonton, sebaikny—“

Aaron segera menyela perkataan Calista, “Siapa yang mengatakan jika saya hanya akan duduk diam, saya juga akan ikut melatih Anda bersama Theodore.”

“Bagaimana, apa kau setuju Theodore?” tanya Aaron sembari menatap anak tersebut.

“Wah, tentu saja, paman kan yang sangat ahli dalam memanah, dan ibu tahu yang dulu mengajari aku memanah itu paman Aaron.”

“Oh, benarkah, wah saya sangat berterima kasih pada Anda telah mengajarkan Theodore.”

Aaron tersenyum, “Itu bukan apa-apa, Theodore memang cerdas, dia dengan mudah menyerap semua pelajaran yang saya berikan.”

“Sebagai permaisuri Lezarde, saya sekali lagi berterima kasih telah mengajarkan putra saya, ya walaupun ucapan ini sangat terlambat, karna Anda tahu seperti apa saya dengan Theo dulu.”

Aaron kembali tersenyum dan mengangguk pelan.

...****************...

Seperti yang telah di rencanakan, Aaron, Theodore dan permaisuri berlatih di taman istana yang luas. Di sana para pelayan telah menyiapkan semua peralatan yang dibutuhkan untuk memanah.

Kala itu Calista telah bersiap dengan panahnya.

“Ya, ibu kau harus seperti itu, dan arahkan anak panah ke pohon yang di beri tanda!” perintah Theodore.

Saat Calista mencoba membidik tanda merah di pohon hasilnya sering kali meleset, ia hampir menyerah tapi putranya selalu memberikan kata-kata penyemangat.

“Ayo ibu kau pasti bisa!”

Calista jangan menyerah, kau harus bisa demi putramu. Calista.

Calista mulai memfokuskan matanya melihat ke arah sasaran, dan tepat saat itu juga tangan Aaron memegang kedua lengannya. Calista terkejut akan Aaron yang tiba-tiba berada di belakangnya itu, padahal sejak tadi Aaron selalu berdiri diam di samping Theodore.

“Kaisar Aar—“

Menyadari Calista yang hendak menoleh ke arahnya, membuat Aaron segera menyela perkataan sang permaisuri “Jangan memedulikanku, Calista, fokuskan saja pandanganmu ke depan,” balas Aaron dengan suara kecil.

Calista tertegun akan perkataan Aaron, bukan hanya terkejut akan kaisar negara tetangga yang tiba-tiba mengajarinya secara langsung, tapi juga terkejut karna Aaron yang berbicara tanpa bahasa formal padanya.

“Fokuslah Calista, dan jangan gugup, kau harus tenang dalam memanah,” ucap Aaron lagi yang merasa lengan Calista bergetar.

Bersama dengan lengan Calista, Aaron mulai menarik tali busur dengan anak panah.

“Kita harus diam beberapa saat sebelum melepaskan anak panah, Calista, dan kau harus tetap fokus ke depan.”

‘Trapp...!’ Anak panah melesat dan tepat sasaran.

Akan tetapi di saat bersamaan, Leonardo datang, wajahnya menujukan rasa ke tidak sukaannya melihat bagaimana cara Aaron mengajarkan Calista.

“Wah sepertinya kalian sangat menikmati waktu bersama, ya?” tanya Selene yang berada di samping Leonardo.

“Ya, kami bertiga menikmati waktu bersama layaknya sebuah keluarga,” balas Aaron dengan nada bercanda sembari tersenyum menatap kaisar.

1
C a l l i s t o ®
Kukomenin pertama utk chapter ini
C a l l i s t o ®
Pernahkah kau merasa.. hatimu hampa? Pernahkah kau merasa... hatimu kosong??
C a l l i s t o ®
Btw kisah masa lalu biasanya sukanya transmigrasi. Tp ini nggak, real feelnya dan gue sukak yg kek begini ga perlu pake jiwa lain seolah lain tokoh
C a l l i s t o ®
Muka ganteng lu diketawain ma babi
C a l l i s t o ®
Dr pengantarnya katanya background dia wanita yg kejam wajar aja kalo dia ga disukai. Hrsnya dia refleksi diri apa yg dia ubah dr dirinya kalo dirinya baik berkarisma masih ga disukai, nah disitu baru si raja yg bego
Riza Agustina
Luar biasa
novi 99
Aaron is dead.
novi 99
kerjaan besar kalah sama Elena dan pasukan nya ...

sebanyak apa mereka , kok bisa menyerang dua kerjaan sekaligus ...

dari pada Leon masih banyak dialognya Aaron
Anonymous
O
Bzaa
menarik 👍😘💕
Bzaa
kaisarnya gak bs tegas nih sama si selir
Bzaa
aihhhhh bantuannya lama banget datengny
Bzaa
biarkan Calista bahagia
Bzaa
lepaskan si kaisar... kesel deh jdiny😘
Bzaa
wow.... kerennnnnnn
Bzaa
suami kaisarny gantin aaron ajalah 😄
Bzaa
kaisar baru nyahoo
Bzaa
kasian....
NBF
👍
novi 99
akhirnya cuma permaisurinya sama putra mahkota yang bertahan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!