Ameera Ku Sayang

Hiks..hiks..hiks..

"Sakit sekali hiks..hiks.. apa benar - benar tidak ada bahagia untukku? hiks..hikss.." Ameera menangis tergugu begitu sampai di kamar.

Hampir semalaman wanita itu menangisi nasibnya dia baru tertidur saat menjelang pagi, setiap saat mental dan fisiknya di hajar namun tidak ada satupun yang bisa di jadikan sandaran. Harus tetap bisa berdiri untuk dirinya sendiri, bahkan sudah beberapa kali wanita lemah ini berpikir untuk mengakhiri hidupnya.

.

.

"sst.. bagaimana bisa aku bangun telat begini, auh.. badanku sakit sekali tapi mau tidak mau aku harus bekerja." ucap Ameera pada dirinya sendiri.

Tanpa lama - lama Ameera pun beranjak membersihkan diri, dan mulai melakukan semua pekerjaan yang setap hari di lakukan. tidak seperti biasanya dia bekerja dengan cepat hari ini badannya masih lemah membuatnya sedikit lama menyelesaikan semua.

Setelah dirasa semua selesai Ameera memutuskan untuk segera berangkat bekerja, beruntung sejak dia bangun hingga sekarang dia sama sekali tidak berpapasan dengan Alex. sebelum berangkat tidak lupa Ameera berpamitan dengan mbok sumi.

.

.

"pagi buk, maaf ya hari ini Ameera telat datangnya."sapa Ameera begitu sampai di warung makan bu Rosma.

"eh neng, tidak apa - apa tapi ibu lihat wajahmu pucat begitu apa kamu sakit?" tanya bu Rosma pada Ameera.

"Ameera hanya kurang enak badan saja buk, tidak apa - apa."jawab Ameera tersenyum.

"yasudah, ayo sini makan dulu jangan sampai kamu sakit." ajak bu Rosma.

Ameera tersenyum menanggapi ucapan bu Rosma, beruntung sekali dia bertemu dengan sang pemilik warung.

tidak berlama - lama Ameera menyantap makanannya, lalu melanjutkan pekerjaan Bu Rosma, Ameera bekerja dengan semangat sekali setiap merasa lelah, dia pasti teringat ada calon anaknya yang harus dia jaga. anaknya lah sumber kekuatannya.

.

.

.

Malam harinya saat perjalanan pulang Ameera tiba - tiba menginginkan martabak manis dengan taburan keju diatasnya, membayangkannya saja sudah membuat air liurnya menetes.

"Adek ingin makan martabak ya, tapi mama belum punya uang dek maaf ya mama janji nanti kalau sudah gajian kita beli makanan yang adek mau." ucap Ameera sambil mengelus perutnya yang sedikit menonjol.

Sepanjang perjalanan pulang banyak sekali pedagang aneka makanan, Ameera hanya bisa melihat dari kejahuan karena tidak memiliki uang sama sekali. miris sekali padahal suami orang kaya bahkan uangnya lebih dari cukup untuk membeli makanan di restoran mahal sekalipun. Tak ingin berlama - lama disana akhirya Ameera memutuskan mempercepat jalannya agar bisa segera istirahat.

.

.

Sesampainya di rumah Ameera segera membersihkan diri, perasaannya sedikit lega karena tidak bertemu dengan alex. Setidaknya dia tidak mendapatkan cacian atau siksaan untuk saat ini. Entah kemana perginya sang tuan suami, Ameera tidak tahu dan tidak mau tahu untuk saat ini yang diinginkan hanyalah istirahat. Bahkan makanan yang di bawa dari warung tadi tidak sempat dimakan saking lelahnya. Namun anehnya saat ingin memejamkan matanya Ameera masih terus teringat martabak manis dengan keju diatasnya.

"Dek, jangan sekarang ya. mama janji kalau mama punya uang nanti kita beli tapi sekarang bantu mama istirahat dulu ya." ucap ameera pada calon buah hatinya

.

.

.

Di tempat berbeda, lebih tepatnya di apartemen Dio tampak duo orang pria sedang berdebat.

"Kenapa kamu selalu membelanya hah? Apa dia telah menggodamu hingga kamu mati - matian berada di pihak wanita pembunuh itu." ucap alex dengan wajah mengintimidasi.

"Jaga mulutmu, apa kamu tidak bisa melihat ketulusannya selama ini. dia wanita baik - baik lex mana mungkin dia menggoda lelaki lain sedangkan statusnya seorang istri "sanggah Dio masih meyakinkan alex.

"Semua yang kamu ucapkan barusan itu omong kosong. justru melihat mu membelanya begini membuatku semakin ingin menyiksanya." ucap alex.

"Lex..lex video cctv itu belum tentu kebenaranya, kamu hanya melihat mobil yang menabrak Dira, belum tentu istrimu pelakunya." kata Dio pada akhirnya.

"lalu apa kamu bisa menjelaskan bagaimana mobil yang sama berada rumah tua bangka itu, dan jangan lupakan tua bangka itu bilang jika yang mengendarai mobil tersebut adalah putrinya." tegas alex dengan dingin.

" Lalu hanya dengan itu semua, kamu menyimpulkan kalau istrimu pelakunya? pendek sekali pikiranmu. ingat mungkin sekarang dia masih bertahan, tapi kita tidak tahu kedepannya jangan sampai kamu menyesal setelah kehilangannya." sanggah Dio tidak terima.

"Beri aku waktu 2 minggu untuk mencari kebenarannya. kalau sampai tuduhanmu tidak benar siap - siap aku akan membawa Ameera pergi dari hidupmu." ancam Dio lagi

Mendengar penuturan sang sepupu, alex hanya diam memejamkan matanya. kepalanya terasa berat memikirkan semua kejadian di hidupnya.