Aku anak ke 4 dari 4 bersaudara, atau bisa di sebut anak bungsu. Aku memiliki keluarga yang hampir mendekati sempurna karena aku terlahir dari keluarga konglomerat ternama di kota Jakarta, 3 saudaraku adalah CEO di perusahaan ternama. Setelah lulus kuliah di luar negeri aku kembali ke Jakarta, kembali ke keluargaku aku yang sudah biasa hidup sederhana karena jauh dari keluarga akhirnya mendapatkan pekerjaan yang tergolong biasa di bandingkan saudaraku dan aku menutup rapat-rapat identitasku.
Keluargaku selalu mendukung apapun yang aku lakukan dan apa yang aku mau, baru kali ini papa, mama, dan ketiga saudaraku menentang aku menikah dengan orang biasa yang membuat hidupku berubah drastis karena selalu bersitegang dengan mertua dan adik iparku sampai perselingkuhanpun terjadi dalam pernikahanku.
Apa yang akan terjadi dalam kehidupannya ?. yuk simak selengkapnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indah Mayaddah f, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13 Klarifikasi
Setelah kedatangan Zulfikar ke rumah Rina untuk mengurus masalah adiknya, Juna seolah mati kutu dia tidak bisa berbuat apa-apa. Kartu AS Juna berada di tangan Zul, karena tidak mau di penjara Juna harus menghentikan rencana jahatnya pada Sivanya ataupun Atmaja grup dengan berat hati Juna harus mengikuti aturan main dari Zul dan keluarganya.
Sepulangnya ke rumah Zulfikar dan yang lainnya melihat Sivanya mondar-mandir di teras rumah menunggu kakaknya ini.
“Huh lama sekali sih kak Zul” Ucap Sivanya
“Ayo kita masuk dulu” Ajak Zulfikar
“Cepet kakak ceritakan aku sangat penasaran sekali ini” Jawab Sivanya sambil menarik tangan kakak-kakaknya
“Tenanglah jangan terlalu banyak bergerak, apa kamu lupa dengan ini ?” Tanya Arbhi sambil mengelus perut adiknya itu
“Ih dia menendang tangan kakak, sepertinya dia tahu yang mengelus perut omnya ini adalah omnya yang tampan” Lanjut Arbhi
“Emmm tingkat kepedeannya sundul langit, nak kamu jangan seperti om mu ya” Jawab Sivanya sambil mengelus perutnta juga
“Tenanglah jangan terlalu banyak bergerak apa kau lupa denga ini ?” Tanya Tomi
“Hehehe iya kak, tadi aku sampai lupa ada dede bayinya” Jawab Sivanya sambil menyengir
Lalu Arbhi menceritakan semuanya, mulai dari penawaran ibunya Juna sampai Zulfikar yang mati kutu.
“7 M ?, mereka pikir itu terbuat dari daun apa ?” Tanya Ainun
“Kan yang mereka pikirkan hanya ada uang, uang, dan uanag saja ma. Aku sudah tidak aneh soal itu” Jawab Zulfikar
“Lalu bagaimana selanjutnya ?” Tanya Lucky
“Besok aku kan melakukan konferensi pers untuk membersihkan nama Sivanya dan Atmaja grup” Jawab Zulfikar
“Lalu Juna bagaimana ?, pengakuannya sangat penting” Tanya Sivanya
“Sebelum aku dia yang duluan melakukan konferensi pers” Jawab Zulfikar
“Bagainama kalu dia tidak mengatakan yang sejujurnya ?” Tanya Sivanya merasa ragu
“Maka aku akan buat dia menginap di hotel prodeo adikku tercantik” Jawab Zulfiakar
Selang beberapa menit Zulfikar menelpon Jigar sang asisten.
“Jigar hubungi pers dan kirim beberapa untuk Juna menti dia klarifikasi semuanya” Ucap Zulfikar kemudia mematika telponnya
Setelah mereka masuk dan melanjutkan aktivitas mereka, di rumah yang di tempati oleh Juna dan keluarganya terjadi pedebatan antara Juna dan ibunya.
“Dasar nak yang tdak berguna kamu Juna, bagaimana kamu salah dalam mengambil langkah seperti ini ?, susah-susah ibu memikirkan rencana malah kamu gagalkan” Ketus Rina
“Bu, mereka memiliki bukti kalau aku bersalah dan menggelapkan dana proyek, jika aku macam-macam bisa-bisa hidupku berakhir di penjara” Jawab Juna
“Sudahlah bu, nasi sudah menjadi bubur. Sekarang pikirkan bagaimana caranya kita membela bang Juna ?, emang ibu mau kalau bang Juna menginap di hotel broneo ?” Tanya Mayang
“Aku sudah minta maaf kepadanya, aku pusing gara-gara rencana gila ibu. Aku harus menggung malu terlebih lagi semua orang akan menghinaku” Jawab Juna
“Tak usah bu, telpon Wulan tak ada Sivanya Wulan pun jadi setidaknya Wulan bisa menghidupi kita dari pada kena masalah terus” Ucap Mayang
Rina terdiam lalu masuk ke dalam kamar, dia seperti banyak pikiran. Sementara Rina di dalam kamar tiba-tiba orang suruhan Zul datang.
“Apalagi ini ?” Tnya Juna
Salah satu pengawal masuk dan miminta Juna keluar untuk bertemu dengan asisten Zul, siapa lagi kalau bukan Jigar. Jigar memberitahukan bahwa akan ada orang dari stasiun televisi dan media yang akan datang dan Juna harus mengatakan yang sebenarnya jika tidak bersiaplah untuk ikut dengan Jigar ke kantor polisi setelah mengatakan itu Jigar dan pengawalnya pergi tanpa permisi Juna di buat ternganga dangan Sivanya sungguh sangat ribet bermasalah dengan dia.
“Aaaarrrgggghhhhh sial sekali” Desah Juna
Arjuna mengambil hp dia lalu menekan nomor Sivanya untuk berbicara dengannya.
“Hallo” Ucap Sivanya
“Sivanya ?, tolong maafkan aku” Ujar Juna
“Aku sudah memaafkanmu mas, namun kamu harus membersihkan namaku” Jawab Sivanya
“Sayang aku mohon kembalilah, aku merindukanmu sayang. Aku janji kita akan pindah keluar tidak akn tinggal lagi bersama ibu dan adikku. Kita mulai semuanya dari nol, dan aku tidak akan mempermasalahkan anak itu laki-laki atau pun perempuan. Aku mohon” Ucap Juna
“Semuanya sudah terlambat, gugatan sudahku ajukan kamu tunggulah surat dari pengadilan dan jangan pernah mempersulit semuanya mas” Jawab Sivanya
Arjuna merasakan pusing dan kepalanya rasanya ingin pecah, masalah datang silih berganti.
“Apa aku kena karma karena mencampakkan Sivanya ?” Tanya Juna dalam hati
Tiba-tiba Rina mengejutkan Juna karena ada seseorang yang datang.
“Juna ada wartawan di luar” Ucap Rina
“Iya bu, mereka di suruh sama Atmaja grup” Jawab Juna
“Sudah pergi sana lakukan apa yang mereka inginkan, ibu sudah menghubungi Wulan terlebih dahulu agar dia tidak shok dengan pemberitaan mu” Ucap Rina
Juna berganti pakaian lalu keluar untuk menemui watawan, sungguh sangat kesal. Zul ternyata sudah merencanakan semua ini sangat matang. Ada sebuah meja dan 1 buah kursi tersedia untuk Juna di tambah beberapa mic di atas meja dan banyak sekali kamara menyorotnya. Juna terkejut, dia mengira hanya wawancara saja dengan 1 wartawan.
“Arrrgggghhhh sialan kamu Zulfikar” Ucap Juna dalam hati
Para tetangga berbondong-bondong berdatangan, karena para pengawal Zulfikar ternyata menyediakan kursi untuk para awak media dan tetangga dan para pejabat tinggi di lingkungannya.
“Bagaimana bisa masalah jadi sebesar ini sih ?” Tanya Juna
“Mau bagaimana lagi bang, jalani saja sudah seperti ini mau bagaimana lagi ?” Ucap Mayang sambil berlalu meninggalkan Juna
Tak lama telpon berbunyi
Kring …
Kring …
Kring …
“Nomor siapa ini ?, Hallo ?” Tanya Juna
“Buatlah pengakuan yang sebenarnya karena jumpa persmu di siarkan secara langsung, bukan hanya orang-orang suruhanku tapi banyak polisi yang berada di sekitarmu. Salah ucap maka DOR ! SELESAI KAMU JUNA” Jawab Zulfikar
Telpon dimatikan secara sepihak, sungguh sangat sial, aku melihat sekeliling ternyata Zul tidak main-main bahkan saat Juna melihat ke sebelah kana nada salah satu pengawal yang sepertinya sengaja mengangkat sedikit baju bagian bawahnya agar Juna bisa melihat ada pistol di pinggangnya.
“Ya tuhan, aku tidak peduli aku harus hidup aku tidak mau di penjara aku harus mengakui semuanya” Uca Juna dala hati.
Konferensi pers di mulai untuk membersihkan nama Sivanya kembali baik.
“Saya Arjuna Mbayang masih suami Sivanya Putri Atmaja dengan sangat sadar meminta maaf atas segala kesalahan yang mengakibatkan kerugian tersendiri bagi Sivanya dan Atmaja grup selain itu untuk permasalahan perselingkuhan yang di tuduhkan oleh saya selaku suami adalah kesalah pahaman saja karena dasar kecemburuan saja, saya meminta maaf sedalam-dalamnya karena perbuatan saya sangat menyakitinya, terima kasih” Ucap Juna
Setelah itu beberapa wartawan mengajukan pertanyaan, sebenarnya Juna sangat malas untuk menjawab tapi mengingat ancaman Zulfikar mau tidak mau dia harus menjawabnya.
“Berapa lama kalian pisah ranjnag ?”
“Apakah ada kekerasan dalam rumah tangga kalian ?”
Kira-kira begitulah beberapa pertanyaan yang di ajukan ketika hendak menjawab, terdengar huru-hara dari para tetangga kampung.