DI LARANG KERAS BOOM LIKE🔪🔪
Happy Reading♥️♥️
Emilia berlianti wirayudo, Seorang gadis yang mempunyai paras cantik harus menjadi Single mamy di usianya yang masih sangat belia.
Emilia harus mengandung anak dari laki-laki yang tak pernah dia kenal sebelumnya. semua terjadi bagaikan mimpi buruk yang singgah dalam tidurnya,
Hanya karena jebakan dari saudaranya sendiri. Emilia harus melewati hidupnya menjadi Single mamy di usianya yang masih 18thn,
Kira-kira bagaimana Emilia menjalani hari-harinya tanpa adanya sosok ayah dari anakny?
ikuti kelanjutannya hanya di SINGLE MAMY.
Jangan lupa like, komen,vote sama favorit ya🙏🏻
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Mia Novita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pindah
"Nona Emilia"
Suara itu mengejutkan Emilia yang masih memperhatikan kedua orang tuanya, Emilia membalikkan tubuhnya menghadap ke arah sumber suara yang terdengar begitu familiar di indra pendengarannya.
"Pak, jangan pernah mengatakan kepada siapapun jika saya diam-diam melihat mama dari sini ya pak" Pinta Emilia kepada penjaga di rumahnya.
"Tapi non, apa non Emilia tidak mau masuk kedalam dan bertemu dengan mereka?"
Emilia menggeleng pelan,"Saya tidak pantas untuk masuk ke dalam rumah itu lagi pak, saya permisi. jangan pernah kasih tau sama papa dan mama ya pak" Ucap Emilia yang terdengar begitu sendu.
Setelah mengatakan hal itu, Emilia pergi dari sana meninggalkan penjaga rumahnya yang masih terpaku di tempat. penjaga itu masih memperhatikan punggung Emilia yang sudah semakin menjauh.
"Kasian sekali nana Emilia. saya masih tidak percaya dia hamil, padahal anaknya baik dan jarang keluar rumah" ucap penjaga itu.
Emilia memilih untuk berjalan kaki menyusuri perumahan tempat tinggalnya dulu, wanita itu berjalan sambil menahan rasa sakit dalam hatinya. sakit karna terlalu merindukan mamanya, Karna biar bagaimanapun, Emilia begitu menyayangi sang mama.
Selama ini, Emilia tidak pernah berpisah dari Melinda. dan hal itu yang membuat Emilia sering menangis dalam diam.
"Mama, apa Emil bisa tanpa melihat mama" Lirihnya begitu pilu
"Selamat tinggal mama" ucapnya lagi sambil mengusap dada kirinya.
Hari yang tadinya terlihat begitu terik. perlahan sinar matahari itu hilang dan berubah gelap seketika. suara petir yang terdengar begitu keras membuat Emilia mempercepat langkahnya.
"Sepertinya akan turun hujan" gumamnya.
Ternyata memang benar. Tak lama kemudian, hujan turun bersamaan dengan suara teriakan seseorang yang meminta tolong. suara itu membuat Emilia semakin mempercepat langkahnya.
"Tolong" Ucap wanita paruh baya di sekitar mini market.
Mendengar itu membuat Emilia mendekat dan mencari sumber suara.
"Heh, lepasin tasnya. beraninya sama orang tua, sini lawan saya" ucap Emilia pada preman yang sudah merampas tas ibu-ibu itu.
Mendengar ucapan Emilia membuat preman yang mengambil tas milik ibu-ibu langsung mendekat dan mau menyerang Emilia. Namun, dengan sigapnya Emilia menangkis pukulan yang akan melayang tepat di pipi kirinya.
"Kurang ajar, berani sekali lho sama gue"Ucap pria itu dan mendekat ke arah Emilia.
Tap...tap...prang..
Terjadilah perkelahian antara Emilia dengan preman itu. sangat pas untuk melampiaskan rasa amarahnya yang selama ini Emilia pendam sendiri.
Perlu di ketahui. Emilia adalah pemenang karate yang sudah memiliki sabuk hitam. selain pintar dalam segi pelajaran, Emilia juga sangat pandai dalam bela diri. biarpun terlihat seperti wanita kalem, Tapi perlu di ketahui jika seorang Emilia adalah wanita yang sangat pandai dalam hal bela diri.
Setelah terjatuh beberapa kali, Akhirnya preman itu pergi dan menyerah kepada Emilia.
"Huuuu dasar, sama wanita hamil saja kalah, payah" Teriak Emilia pada preman itu.
Setelah kepergian preman tadi, Emilia mengambil tas milik ibu-ibu yang terlihat seperti ibu-ibu sosialita. semua yang dia gunakan terlihat mewah dan branded.
"Ini bu tanya. di periksa dulu bu" Ujar Emilia sambil memberikan tas itu pada pemiliknya.
"Terimakasih ya nak, kamu hebat banget. tadi ibu lihat gerakan kamu benar-benar seperti sudah biasa melakukannya"
"Iya bu sama-sama, saya memang sudah biasa bu, karna saya pernah memenangkan lomba bela diri tingkat provinsi"Jawab Emilia sopan.
"Siapa nama kamu nak?" Tanya Liana lembut
"Saya Emilia bu" Jawabnya.
"Kamu lagi hamil ya nak, dimana suaminya?"
Pertanyaan ibu itu membuat Emilia terdiam. wanita itu tidak tau harus menjawab apa untuk kali ini, tapi yang pasti Emilia selalu bingung dalam hal ini.
"Maaf bu, saya permisi" ucap Emilia dan langsung berlalu dari hadapan ibu itu.
"Tunggu nak" teriaknya. Namun Emilia tidak menggubris sedikitpun panggilan Liana.
Ya, dia adalah Liana bagaskara, istri dari seorang Bagaskara dan ibu dari William.
Liana memanglah salah satu ibu-ibu sosialita yang selalu berpenampilan modis dan semua pakaiannya serta barang-barang yang dia miliki brand ternama.
"Yah kok malah pergi, padahal kan hujannya sebesar ini"Ucap Liana.
Saat ini Liana memang sedang duduk di halte sambil menunggu William yang mengambil mobil di parkiran.
Tak lama kemudian, William datang dengan membawa payung untuk menjemput sang mama.
"Wil, kamu kemana saja nak? kamu tau. tadi mama hampir di jambret" Ungkap Liana pada William.
Mendengar itu membuat William mendekat ke arah sang mama. "Apa! mama hampir di jambret? tapi mama tidak apa-apa kan?" tanya William setelah mendengar cerita dari sang mama.
"Kamu tenang saja Wil, mama tidak apa-apa. untung saja ada perempuan yang sudah bantuin mama"
"Siapa ma?"
"Kalau gak salah namanya Emilia deh Wil, yang pasti dia sedang hamil. tadi saat mama tanya di mana suaminya, Perempuan itu langsung pergi gitu aja. tapi orangnya cantik banget Wil, kayaknya masih sangat muda. seperti masih belasan tahun" Terang Liana pada William
Deg! mendengar ucapan sang mama entah kenapa membuat William teringat kepada Emilia nya,
"Kenapa namanya begitu mirip dengan Emilia ku" William bermonolog dalam batinnya.
"Dia hamil ma? kok bisa mengalahkan seorang preman?"
"Katanya dia pernah menang lomba tingkat provinsi gitu Wil, mama sangat berhutang Budi padanya"
Meninggalkan William dengan Liana. Saat ini Emilia sudah tiba di rumah kontrakannya. dengan berjalan kaki Emilia ternyata juga bisa sampai di sana.
Tanpa terasa jam sudah menunjukkan pukul 16:00. Emilia mengambil nafas berat, rasanya begitu sulit untuk jauh dari kedua orang tuanya. Biarpun Wirayudo sudah mencoret namanya dari keluarga, namun Emilia masih sangat menyayanginya.
Emilia masih sadar jika semua ini terjadi karna kesalahannya sendiri.
Tak lama kemudian. Ada panggilan masuk dari Widi. ternyata Widi sudah ada di depan rumah Emilia.
📞: Halo kak
📞:Buka pintunya Em, aku sudah di depan
📞: Iya kak
Emilia membuka pintu rumahnya. dan ternyata di luar memang sudah ada Widi yang menunggunya.
"Apa kamu sudah siap Em?"
Emilia mengambil nafas berat"Sudah kak" Ucap Emilia yang terdengar begitu sendu.
Emilia keluar dari dalam rumahnya membawa satu koper yang berisi semua barang-barangnya.
Namun, sebelum pergi dari sana, Emilia pamit kepada bu Aisyah.
"Kamu benar-benar akan pindah nak?"
"Iya bu, Emil akan pindah, selamat tinggal bu Aisyah. terima kasih selama saya disini bu Aisyah begitu baik sama saya" ucap Emilia sendu
Di tempat lain, di sebuah perusahaan. seorang pria tampan sedang mengumpat pada dirinya sendiri. bagaimana bisa dirinya melakukan hal itu pada Siren. pada wanita yang selama ini tidak pernah David sukai.
"Sial, kenapa semua ini harus terjadi"