Yasmin, janda muda dan cantik harus menerima jadi istri simpanan seorang pria kaya dan sudah beristri. Berawal dari pertemuan tak sengaja Reynald dengan Yasmin yang tak lain adalah karyawannya sendiri di dalam lift perusahaannya. Reynald tertarik pada pandangan pertama dan setelah ditelusuri Yasmin ternyata memiliki pekerjaan sampingan sebagai wanita panggilan.
Reynald merupakan seorang pengusaha di bidang properti dan real estate. Ia memiliki seorang istri cantik dengan segala kegiatannya sebagai sosialita. Hidup bergelimang harta membuat Aurel lupa diri hingga terlibat perselingkuhan dengan pria lain, hal itulah yang membuat Reynald perlahan mencari pelarian untuk melayani hasrat sexnya. Sedangkan Yasmin menerima jadi istri simpanan untuk memenuhi semua kebutuhan hidup dirinya dan keluarga.
Apakah pernikahan Yasmin dengan sang BOS bisa terendus? Dan apakah pernikahan mereka berdua murni karena *** semata?
***
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rini Jayanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10
Silvia melemparkan amplop berisi foto-foto suaminya yang sedang bersama seorang perempuan hendak menaiki mobil yang sama di basement kantor. Dia melupakan kemarahannya dengan merobek bagian perempuan yang terlihat dari arah samping.
Perempuan cantik dengan tubuh proporsional, tampak serasi bersama Reynald.
Ya, Silvia akui perempuan itu tampak serasi bersama Reynald. Bahkan Reynald dan perempuan itu saling melemparkan senyum satu sama lain.
"Jadi karena perempuan ini kamu membalasku? Lihat saja aku akan menemukan siapa perempuan ini dan memberikannya pelajaran!" Silvia meneguk habis minuman memabukan yang dipesannya tadi. Pikirannya mulai kacau, malah semakin kacau.
Reynald tidak pernah bersama perempuan lain selain dirinya, pasti perempuan itu memiliki arti penting baginya. Dan di perusahaannya sendiri, Reynald bermain dengan perempuan di perusahaannya sendiri.
"Pantas saja kemarin kamu membahas perceraian denganku, jadi karena dia!" Silvia mendesah frustasi. Akan sulit baginya memenangkan kembali hati Reynald. Ini memang salahnya, seandainya dia tidak khilaf.
"Jadi karena pelakor ini?" Ingin rasanya Silvia menangis, hal yang tak pernah dia lakukan. Menitikan air mata hanya akan membuatnya lemah. Tapi kali ini bukan hanya sekedar air mata saja, dia harus mulai melepaskan orang yang selama ini sangat berharga dalam hidupnya, Reynald Hartawan.
Keluarga Hartawan trah keluarga turun-temurun yang memiliki harta kekayaan melimpah. Siapa yang tidak mau masuk menjadi bagian di dalamnya. Dan Silvia adalah perempuan paling beruntung karena diperistri Reynald.
Silvia lupa diri, dengan alasan klise menjadi perempuan kesepian karena ditinggal pergi suami bekerja berangkat pagi pulang malam. Dia tertarik dengan sosok Martin, sahabat Reynald sejak dulu.
Martin selama ini tinggal di luar negeri namun setahun terakhir ini, dia memutuskan untuk menetap di Jakarta, meneruskan usaha orang tuanya. Masalah mulai muncul kala Martin berkunjung ke rumah Reynald, mereka berdua sudah membuat janji namun Reynald sedikit telat.
Sebagai tuan rumah, Silvia tentu saja menemani Martin berbincang sambil menunggu suami pulang. Martin yang pandai bicara dan dia seorang petualang cinta mampu menarik hati Silvia.
Sejak pertemuan itu keduanya sering berkomunikasi di belakang Reynald. Lama-lama Reynald curiga dan orang-orang Reynald melaporkan padanya sering melihat Silvia bersama Martin berdua.
Suatu hari Reynald memutuskan ingin melihat dengan mata kepalanya sendiri perbuatan keduanya. Di sebuah hotel di Bali, Reynald menyaksikan sendiri Silvia dan Martin sedang bersetubuh. Reynald berhasil menyimpan bukti video dari kamera yang disimpannya secara tersembunyi. Setelah Silvia dan Martin masuk, Reynald menyuruh pelayan hotel menyimpan benda kecil itu di tempat yang sekiranya bisa menjangkau ruangan secara keseluruhan.
Bukti sudah di tangannya, dengan dada bergemuruh Reynald memperlihatkan bukti itu di depan mata Silvia dan Martin.
Keduanya tidak bisa mengelak lagi, Silvia memohon. Dia bersimpuh bahkan rela mencium kaki Reynald supaya mau memaafkannya. Sementara Martin sejak kejadian itu, dia kembali lagi ke luar negeri. Reynald bahkan menghancurkan usaha keluarganya yang berada di Indonesia.
Hanya Reynald mencari waktu yang tepat untuk membuka kedok Silvia di depan keluarga besarnya.
***
Yasmin masih berkutat dengan pekerjaannya, hari ini Farah memberinya banyak pekerjaan tak tanggung-tanggung.
Dia memijat pangkal hidungnya yang sakit, diliriknya Farah juga masih berada di ruangannya dan semua anggota tim juga belum ada yang siap-siap beristirahat. Di akhir bulan memang pekerjaannya menumpuk, membuat laporan bulanan dan segala macamnya.
"Yas, minum dulu biar tidak lelah." Rudi memberikan orange juice kaleng khusus untuk Yasmin seorang.
"Makasih Pak Rudi," ucap Yasmin seraya melempar senyum.
"Aku lihat kamu bekerja dengan keras minggu ini, biar dapat bonus ya? Kamu mau bonus? Biar nanti aku kasih," bisik Rudi membuat Yasmin sedikit terusik.
"Apa sih, Pak. Semua karyawan kan biasanya dapat bonus kalau penjualan bulanannya bagus." Yasmin sesekali melirik ponselnya, siapa tahu ada panggilan atau pesan dari Reynald.
Sudah seminggu ini Reynald berada di luar kota, dan sudah seminggu ini dia dan pria itu tidak saling bertemu. Hanya sekali, di lusa kemarin pria itu menyapa lewat panggilan telepon dan itu pun hanya sebentar. Yasmin mengerti kondisi Reynald yang super sibuk, dia juga tidak berani menganggu.
"Sepertinya kamu lagi nunggu seseorang ya, Yas?" tanya Rudi ikut melirik ke ponsel Yasmin.
"Nggak ko, Pak. Lagi nunggu jam istirahat, sudah lapar pengen makan."
"Oh, kalau gitu kita makan siang sama-sama saja gimana? Kita ajak Dina dan Sani juga biar kamu ada temennya. Soalnya kamu tiap aku ajakin makan suka nolak terus." Pria itu pura-pura merengut kesal.
Yasmin memang menjaga jaraknya dari Rudi. Sebagai wakil divisi marketing, Rudi juga dikenal pria suka menebar pesonanya di kantor. Ya, Yasmin akui kalau Rudi memiliki paras yang tampan meskipun ketampanan Reynald masih di atasnya. Hanya saja status Rudi yang masih single membuat pria itu lancar ke sana ke sini.
"Ya deh Pak, kali ini saya ikut."
"Nah gitu dong sekali-kali, jangan menutup diri kamu sejak perceraianmu."
Kata-kata Rudi kembali mengingatkannya pada kisah menyedihkan itu.
***
Waktu jam makan siang, Yasmin dan Rudi berjalan lebih dulu. Sedangkan Dina dan Sani menyusul belakangan. Ketika sampai di depan lobby kantor, tak sengaja Yasmin melihat mobil Reynald melewatinya. Seperti slow motion kaca pintu belakang terbuka dan tampak Reynald menurunkan kaca mata hitamnya melirik tajam pada perempuan yang sedang bersama pria lain.
Deg,
Yasmin sudah merasa Reynald menatapnya tidak senang.
"Yas, ayo," ajak Rudi membuyarkan kesadarannya.
Yasmin berjalan lunglai, pasti setelah ini Reynald akan memarahinya. Kenapa dia sampai lupa kalau Reynald pernah mewanti-wantinya untuk tidak pergi dengan pria lain tanpa seijinnya.
Benar saja, belum sampai ke kafe yang berada di seberang kantor. Ponsel Yasmin sudah berdering nyaring.
Nama 'Mr. R' sudah menghubunginya lebih dulu.
"Saya tunggu kamu di basement!"
Yasmin semakin lemas, bagaimana dia beralasan pada Rudi dan yang lainnya.
"Yas, kamu kenapa?" tanya Dina merasa wajah Yasmin pucat.
"Aku lupa harus kirim email dan datanya ada di komputer, duh gimana ini?" Dia berbohong.
"Kamu mau aku antar? Ayo aku antar," ujar Rudi memberikan penawaran diri.
"Eh gak usah, biar saya saja. Tapi maaf mungkin saya agak lama. Jadi duluan saja ya makan siangnya." Dengan wajah penuh penyesalan, ketiganya mengerti kondisi Yasmin.
"Ya sudah, hati-hati ya."
"Iya, Pak. Makasih, duluan ya." Dia melambaikan tangan pada ketiganya.
"Huuft." Yasmin bernapas lega, dramanya barusan sukses membuat ketiganya percaya. Yang harus dia lakukan saat ini adalah menghadapi Reynald, siap-siap kalau pria itu nanti akan melayangkan amarah padanya. Dia juga sedang menerka-nerka, apa yang akan Reynald lakukan padanya sekarang.
Bersambung...