No action
No romansa
Masuk ke dalam novel❎
Melompati waktu karena penyesalan dan balas dendam ❎
Orang stress baru bangun✅
*****
Ini bukan kisah tentang seorang remaja di dunia modern, ini kisah pangeran tidur di dunia fantasi yang terlahir kembali saat ia tertidur, ia terlahir di dunia lain, lalu kembali bangun di dunianya.
-----------------
"Aku tidak ingin di juluki pangeran tidur! Aku tidak tidur! Kau tau itu?! Aku tidak bisa bangun karena aku berada di dunia lain!" -Lucas Ermintrude
******
Lucas tidak terima dengan julukan yang di berikan oleh penulis novel tanpa judul yang sering ia baca di dunia modern, ia juga tidak ingin mati di castil tua sendirian, dan ia juga tidak mau Bunda nya meninggal.
-------------------
"Ayah aku ingin melepaskan gelar bangsawan ku, aku ingin bebas."-Lucas Ermintrude
"Tentu saja, tidak."-Erick Hans Ermintrude
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lucapen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 14
Lucas tiba-tiba membuka matanya hingga membuat Pelayan yang sedang membersihkan kamar Lucas kaget dan berteriak histeris.
****
Lucas duduk bersandar membiarkan Doktèr memeriksanya. Bahkan Healer-nya juga berada di sana.
"Semua baik-baik saja," ucap pria Doktèr yang memeriksa Lucas.
"Anda selalu saja berkata semua baik-baik saja, padahal Lulu tidak benar-benar baik-baik saja," jawab Luciana seakan-akan tidak terima dengan penuturan sang Doktèr.
"Maaf Permaisuri, seharusnya anda tau. Kami tidak bisa benar-benar memeriksa keadaan pangeran, penyakit pangeran di luar kemampuan kami," jawab sang Doktèr dengan perasaan menyesal.
"Maafkan saya," ucap Luciana memijat pelipisnya pusing.
Lucas hanya diam, remaja itu tau penyakitnya tidak dapat di sembuhkan karena setiap kali Doktèr dan Healer memeriksa bundanya akan menolak pernyataan kedua orang tersebut. Lucas bukanlah remaja biasa, ia tau dan peka dengan situasinya, jadi ia hanya terus diam. Diam menunggu tak jelas.
"Apa ada tanda-tanda Lulu mengalami luka?" tanya Erick mengalihkan pembicaraan saat matanya bertatapan langsung dengan mata Lucas yang terlihat sadar dengan kondisinya.
"Tidak, Yang Mulia. Pangeran tidak terluka, beliau baik-baik saja," jawab sang Healer dengan ramah.
"Saya lapar," ucap Lucas sembari meremat selimutnya dengan kuat.
Erick mengode seorang wanita maid menyuruh wanita tersebut untuk menyiapkan makanan untuk sang anak.
"Saya ingin beristirahat sendiri, bisakah kalian tinggalkan saya? Dengan bunda saya?" tanya Lucas dengan raut wajah datar.
'Ini bukan waktunya untuk terus tidur. Mari berusaha di mulai dari sekarang.' Lucas membatin membangun tekad barunya.
"Tidak. Ayah tetap akan berada di sini bersama bunda dan Lulu," jawab Erick tegas. Pria itu merasa ada sesuatu yang di rencanakan oleh sang putra.
"Saya ingin bersama bunda saj—"
"Tidak! Ayah tetap akan berada di sini," jawab Erick memotong ucapan sang anak. Ia tidak akan mendengar ucapan remaja tersebut.
Gelagat Lucas sangat mencurigakan apa lagi saat remaja itu bangun dengan tatapan aneh yang tidak dapat di artikan. Bagi Erick, anaknya itu terasa sangat asing saat bangun, di tambah memangnya sejak kapan remaja itu bersikap dewasa seperti itu? Itu terlihat seperti orang yang berbeda.
"Bisakah kalian keluar? Saya ingin berbicara serius dengan putra saya," seru Erick dengan tatapan serius yang membuat kamar Lucas terasa sangat berat dan menyesakkan.
"Baik," jawab semua orang yang berada di sana, kecuali Luciana dan Lucas.
"Apa yang ingin anda bicarakan?" tanya Lucas dengan nada dinginnya hingga membuat Luciana ikut kaget dengan kelakuan putranya, jarang-jarang sekali sang anak menantang suaminya itu.
"Sejak kau bangun. Kau selalu bersikap aneh, aku curiga kau bukan anakku," jawab Erick langsung keintinya.
" .... " Lucas langsung diam membuat Luciana ikut curiga.
"Apa Ayah pikir saat aku tidur, aku di tukar?" tanya Lucas menghela nafas kasar.
"Tidak, bukan tubuhmu yang di tukar," jawab Erick menatap serius ke arah Lucas.
"Maksudnya?" tanya Lucas tidak mengerti, memangnya apa juga yang di tukar bila bukan tubuh? Entah apa yang ayahnya pikirkan.
"Jiwa ... mungkin seseorang menukar jiwa dan ingatanmu saat kamu tidur," ujar Erick mengerinyit tidak suka dengan isi pikirannya sendiri.
"Itu konyol, Ayah! Siapa juga yang ingin melakukan hal konyol itu pada orang yang tidak memiliki kekuasaan dalam pemerintahan kekaisaran? Apakah ada orang yang sekonyol itu disini?" tanya Lucas memijat pelipisnya yang terasa sangat pusing saat memikirkan keadaannya sekarang di tambah tuduhan yang di lempar ayahnya itu.
Luciana kini juga ikut berpikir yang sama dengan apa yang di katakan oleh suaminya itu.
"Lulu. Sepertinya Bunda juga berpikir yang sama dengan apa yang Ayah pikirkan," sahut Luciana melangkah mundur menjauhi kasur sang anak.
Lucas langsung membablakkan matanya takut saat tiba-tiba bundanya ikut mendukung opini sang ayah.
"Apa yang Bunda lakukan?! Aku Lucas! Memang siapa lagi aku?!" tanya Lucas panik sendiri.
"Lulu. Bukan maksud Bunda untuk meragukan ucapan Lulu. Hanya saja banyak hal yang sangat aneh tentang Lulu bahkan kelakuan serta sifat Lulu yang sangat berbeda," jawab Luciana gelisah.
"Bunda?! Apa maksudmu?! Apanya yang berubah?! Aku tidak berubah Bunda!" ucap Lucas semakin panik. Ia takut kedua orang tuanya mengambil keputusan untuk menjatuhi hukuman mati kepadanya dengan alasan menyusup ke dalam istana atau pun melakukan praktek ilmu sihir hitam untuk mengganti jiwa.
"Semua sangat berubah, bahkan logat berbicara serta pengetahuanmu yang terlihat seperti sudah mengerti dengan semua hal," lanjut Erick yang langsung membuat Lucas ketakutan dan panik.
"A— apa?"
"A— apa maksud kalian?"
Lucas mulai ketakutan dan panik di tambah dirinya seperti di sudutkan sekarang.
"Bukankah Lulu memiliki kekuatan healing? Kenapa Lulu tidak mengunakan untuk menyembuhkan diri Lulu sendiri?" tanya Luciana menatap curiga ke arah Lucas.
"Aku tidak bisa mengunakannya," jawab Lucas meremat selimutnya kuat.
"Lalu untuk apa kekuatan mu itu? Selama ini, Ayah selalu bertanya-tanya. Bukankah kamu tidak pernah mengeluarkan kemampuanmu itu? Apa jangan-jangan kau sebenarnya tidak memiliki kemampuan healing?" tanya Erick melipat kedua tangannya di dada.
"Kenapa tiba-tiba kalian membicarakan tentang itu?!" Lucas nampak panik dan ketakutan itu terlihat jelas dari tatapan matanya yang terlihat putus asa serta keringat yang tiba-tiba keluar dari pelipisnya.
"Ayah hanya curiga saja, mungkin saja selama ini kamu melakukan perjanjian dengan Demon dan taruhannya adalah setengah dari waktu kehidupanmu karena itulah kau selalu tertidur," jawab Erick yang mengerti dengan tatapan panik sang anak.
Rambut hitam Lucas perlahan berubah warna menjadi putih saking takut dan paniknya. Salah gerak pedang di leher, jadi Lucas tanpa sadar tidak bisa menahan gejolak perasaan takutnya yang membuat aturan mana yang berada di dalam tubuhnya tidak stabil dan semakin terguncang.
"Aku tidak melakukannya," lirih Lucas meremat dadanya kuat, bahkan kepalanya mulai terasa sangat sakit seperti sebuah pedang sedang di tancap cukup banyak di kepala dan di dadanya.
"Mungkin ini semua di mulai saat masalah burung dulu. Apa kau menghidupkan burung itu dengan melakukan perjanjian dengan Demon?" tanya Erick serius.
'Kenapa harus sekarang? Aku tidak ingin mati sekarang! Aku masih belum memastikan bunda selamat.' Lucas terus meremat kuat dadanya ingin mengeluarkan suaranya namun semua terasa sia-sia. Tiba-tiba suhu tubuhnya semakin rendah hingga membuat suaranya tidak bisa keluar dengan benar, bibirnya menjadi pucat sebagian rambut hitamnya menjadi putih.
Erick langsung mendekat ke arah Lucas yang mulai mengerang kesakitan dengan terus berusaha mengucapkan sesuatu.
"Katakan sesuatu agar aku bisa membantumu," bisik Erick pada Lucas yang sudah berada di dalam dekapannya.
Tubuh Lucas sudah mengigil dan sangat dingin untuk di peluk.
"To— long," lirih Lucas meremat baju bagian bahu Erick kuat.
Erick langsung membantu menaikkan suhu tubuh sang anak. Erick tidak akan membantu orang asing bila orang itu tidak meminta bantuan terlebih dahulu, yang berarti Erick sudah menganggap sang anak orang asing yang harus di lindungi.
TBC.