Raden Saka Teguh, pewaris perusahaan kaya di Jakarta menyamar menjadi Jaka Tarub, pria miskin di pedesaan Jawa Timur saat berusia 25 tahun karena ingin mencari wanita yang tidak gila harta untuk bersanding bersamanya.
Sudah 1 tahun, Saka dalam penyamaran menjadi Jaka dan belum menemukan wanita yang bisa mengambil hatinya. Ketampanannya ia sembunyikan menggunakan gigi palsu yang maju kedepan dan Saka terpaksa harus mencoklatkan kulitnya menggunakan perawatan tanning dari klinik kecantikan serta dibantu dengan lulur coklat yang ia gunakan setiap akan keluar rumah.
Saka tinggal bersama nenek tua sebatang kara sebagai cucu. Nenek Minten namanya dan berprofesi sebagai petani dan penjual sayuran di pasar. Saka membantu meringankan pekerjaan nenek Minten selama setahun ini.
Penantian 1 tahun akhirnya Saka sebagai Jaka menemukan wanita yang ia inginkan. Anak pak RT yang baru saja pulang dari pendidikan di Australia. Tapi wanita itu membenci Jaka di pertemuan pertama. Apa yang terjadi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SariRani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
IBU MERTUA DATANG
Jaka menatap wajah Fina yang sudah sembab karena menangis.
Ada rasa tidak tega membuat istrinya merasa bersalah seperti ini.
Jaka memutuskan untuk mengakhiri penyamarannya ini sesuai rencana. Semoga saja istrinya itu bisa menerimanya kembali dan semoga saja istrinya tidak merasa bersalah lagi.
"Sebelum aku memenuhi keinginanmu itu, berilah kesempatan untukku memberikan hadiahku padamu" ujar Jaka lalu ia berdiri dan berbalik badan membelakangi Fina.
Jaka melepas gigi palsunya lalu merapikan rambutnya, serta mengambil tompel di pipinya.
Jeng...jeng..jeng...
Ia pun berbalik dan menatap Fina yang juga sedang menatapnya dengan tatapan terkejut tak percaya.
"Kamu tidak berselingkuh, Dafina. Kamu tidak salah membayangkan wajah suamimu sendiri saat kita bersama" ungkap Jaka membuat Fina syok sambil menutup mulutnya.
Jaka yang sudah menampakkan diri sebagai Saka bertekuk lutut dihadapan sang istri yang belum bersuara.
"Bagaimana bisa aku menceraikanmu jika aku mencintaimu dengan sepenuh hati? Hatiku sudah kamu ambil sejak awal kita bertemu di bawah hujan badai waktu itu. Maafkan aku jika harus bersandiwara dalam penyamaran sebagai Jaka untuk memastikan jika wanita yang akan bersamaku adalah wanita yang aku inginkan. Dan aku benar benar menginginkanmu" ujar Jaka.
Namun Fina tetap tidak bersuara malah air matanya mengalir deras di pipi sambil menatap Jaka yang kini menjadi Saka dengan pandangan marah, benci dan murka.
PLAK!!
tamparan pertama Fina berikan di pipi sebelah kiri suaminya.
PLAK!!
tamparan kedua Fina berikan di pipi sebelah kanan suaminya.
"Maafkan aku" lirih Jaka yang tidak membela diri lagi.
Ia sudah bersedia menerima konsekuensi dari kebohongannya.
"AKU TIDAK AKAN MEMAAFKANMU KARENA SUDAH MEMBUATKU MERASA MENJADI WANITA HINA YANG BERSELINGKUH DARI SUAMINYA!" seru Fina sambil berdiri setelah menampar Jaka tadi.
"KAMU PRIA BAJINGAN! BRENGSEK DAN TIDAK PUNYA HATI! SIAPAPUN KAMU , AKU SANGAT MEMBENCIMU BAIK SEBAGAI JAKA ATAU SAKA! JANGAN PERNAH MENDEKATIKU LAGI DAN PERGI DARI APARTEMENKU!" lanjutnya dengan amarah yang memuncak.
Lalu melempar kue tar ke wajah suaminya.
"CERAIKAN AKU ATAU AKU YANG AKAN MENCERAIKANMU!" ucapnya lagi lalu masuk ke kamar.
BRAAAK!!!
pintu ditutup sangat keras.
"Mati aku. Fina benar benar marah" gumam Jaka sambil membersihkan wajahnya dari kue tar.
"Apa yang harus aku lakukan sekarang?" ujarnya lirih.
"PERGILAH DARI APARTEMENKU SEBELUM AKU LAPORKAN POLISI!" teriak Fina dari dalam kamar.
Jaka langsung tersentak kaget. Ia pun bingung harus membujuk Fina dengan cara apa.
Ia pun memutuskan untuk membersihkan ruang keluarga apartemen sang istri terlebih dahulu baru pulang ke apartemennya sendiri di lantai 20.
Keesokan harinya, karena hari ini hari Sabtu, Fina tidak keluar kamar sampai pukul 9 pagi. Ia sangat muak jika harus keluar kamar lalu bertemu dengan Jaka alias Saka.
Sampai dia kelaparan sendiri. Tadi malam belum sempat makan karena keburu bertengkar hebat dengan sang suami yang sudah membohonginya sejak awal menikah.
Namun tiba tiba, pintu kamar diketuk oleh seseorang.
Tok..tok..tok..
Fina yang sudah bangun dan memainkan ponselnya mengira bahwa itu sang suami.
"PERGILAH DAN CERAIKAN AKU SEGERA!" teriak Fina.
Namun bukan suara suaminya yang terdengar tapi suara seorang wanita.
"Nak Fina, ini ibu Saka atau Jaka suamimu. Bisakah kita berbicara?" seru Hagia yang ternyata datang pertama kali ke apartemen menantunya.
Saka pagi pagi sudah bingung gimana cara membujuk sang istri lalu memutuskan untuk pulang ke rumah orang tuanya dan meminta saran.
Eh sebelum mendapatkan saran, Saka menjadi sasaran amukan Joko dan Hagia. Pria itu dimarahi habis habisan oleh orang tuanya, dipukul dan di ceramahi hingga 2 jam.
Akhirnya Saka mengaku bersalah telah bermain dengan hati wanita. Namun karena sudah terlanjur, ia pun meminta bantuan ayah serta ibunya untuk menyelesaikan masalah ini dan Fina bisa kembali kepadanya.
Namanya juga anak, Joko dan Hagia ingin anak mereka satu satunya bahagia. Mereka pun berencana membujuk Fina bergantian.
Dan saat ini Hagia duluan lah yang berusaha membujuk menantunya sekaligus memperkenalkan diri secara resmi sebagai ibu dari Saka atau Jaka.
Saat mendengar siapa yang berbicara didepan kamarnya, Fina langsung turun dari ranjang dan mencuci mukanya.
"Ck, dasar pria tidak gentle. Orang tuanya yang disuruh datang" batin Fina namun ia tidak bisa bersikap tidak baik pada orang tua. Lagipula wanita didepan kamarnya masih ibu mertua yang baru ia ketahui.
Setelah menunggu 5 menitan, akhirnya pintu kamar terbuka menampak kan Fina yang sudah terlihat rapi. Wanita itu terlihat berusaha menghargai ibu dari suaminya.
"Assalammualaikum, Dafina. Kita bertemu kembali" sapa Hagia ramah.
Fina kembali terkejut melihat wanita didepannya ini adalah wanita yang ia temui di spa kecantikan beberapa bulan lalu.
"Walaikumsalam" sahut Fina memaksakan senyum tipisnya. Ia pun meraih tangan Hagia untuk ia cium.
"Kamu memang wanita baik, Fina. Maafkan putra ibu yang brengsek itu ya. Memang dia itu terlalu kita manja" ujar Hagia dan Fina hanya tersenyum tipis saja.
"Mari bu, duduk dulu" ajak Fina.
Memang benar dia marah kepada Saka, sangat marah, tapi bukan berarti dia tidak menghormati orang tua suaminya yang tidak salah apa apa.
Hagia pun duduk lalu Fina juga duduk disampingnya.
"Ibu kesini untuk memperkenalkan diri sebagai ibu Saka atau Jaka, suamimu. Sekali lagi maafkan putra ibu itu ya, Fin. Kalau kamu tau, dia melakukan hal ini untuk mencari wanita yang benar benar mencintainya bukan karena harta" awal Hagia.
"Ibu tau dan wajar jika kamu sangat marah atau sampai membenci Saka. Ibu tidak menyalahkanmu. Dia nya memang pantas kamu benci" lanjutnya.
"Terima kasih atas kedatangan ibu kesini. Saya pikir ibu sudah mengetahui cerita dari putra anda sendiri sampai repot repot datang ke apartemen kecil saya ini" sahut Fina.
"Ibu tidak repot sama sekali. Sudah sejak lama ibu ingin dekat denganmu namun, Saka yang menahan ibu untuk bersabar. Maafkan ibu ya, Nak Fina kalau ibu tidak bisa mendidik anak ibu dengan baik sampai menyakitimu" ujar Hagia penuh penyesalan.
Fina terdiam sesaat.