Ziva adalah seorang penulis novel romantis yang di gemari banyak orang, suatu karya nya di notis oleh seorang sutradara.
namun mereka meminta Ziva untuk menambah sosok baru untuk membuat cerita lebih menarik lagi.
dan malam itu Ziva menciptakan tokoh figuran dengan kehidupan menyedihkan,di hamili oleh antagonis pria yang tergila-gila pada protagonis perempuan.
namun karena sesuatu yang terduga keesokan harinya, Ziva malah bertrasmigrasi ke tubuh figuran itu, dan sial nya dia berpindah setelah figuran melakukan malam panas nya.
bagaimana kelanjutan kisah nya, staytune yaaa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yulia setiani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 3 datang di saat yang tidak tepat
Seorang gadis mengeliat dan meringis saat seluruh tubuh nya terasa pegal dan sakit.
"Shh." ia meringis dan membuka matanya perlahan.
Gadis itu menyerit heran, dimana ini, seperti nya bukan kamar nya, jika bukan lalu di mana.
Gadis itu merasakan pergerakan di sisi ranjang yang ia tiduri, ia menatap patah patah ke arah samping.
dan sial, seorang pria, yang memunggungi nya dengan punggung telanjang, tunggu telanjang?!.
Gadis itu dengan cepat melihat ke bawa selimut, di mana tubuhnya yang tertutupi di sana.
Dan...
Deg.
Sial, dia telanjang bagaimana mungkin, gadis itu meringis sakit saat sebuah ingatan muncul tiba-tiba di kepalanya.
"tunggu." gumam gadis itu.
"Agnetta Adeline, dia kan. " ucap gadis itu terkejut.
Dan ia lebih terkejut saat melihat pemuda yang tidur di samping nya membalikan tubuhnya menghadap ke arah nya.
Deg.
Sial, dia kan Nicholas Mahendra, sosok visual yang akan memerankan tokoh antagonis dalam cerita nya.
Tunggu!!
Novel!! Agnetta Adeline!!, diakan tokoh figuran tambahan yang kemarin malam ia buat.
"Sial, jangan jangan. " ucap Ziva merenung.
Jangan jangan ia masuk ke dalam novel nya, tidak mungkin kan, ia salah ia, ini mimpi pasti.
Tapi...
Ziva gadis itu segera duduk, namun kembali meringis saat ia merasakan sakit di area bawah nya.
Ingin sekali rasanya Ziva menangis sekarang, keperawanannya sudah hilang, jelas terlihat noda merah di atas kasur putih itu.
Namun Ziva tersendat saat menatap pemuda yang mirip dengan Nicholas itu, ternyata sudah membuka matanya juga.
Sialan, kenapa ia tidak lari saja tadi, sekarang bagaimana, apalagi tubuhnya masih telanjang bulat sekarang.
Pemuda itu duduk dengan wajahnya yang datar, ia menatap tajam Ziva yang mana juga sedang menatap nya.
'Ini sebuah kecelakaan. 'Batin Ziva menebak apa yang di ucap kan pemuda itu.
Jika pemuda itu mengatakan nya, ini sebuah kesialan yang seperti nya terjadi padanya.
"Ini sebuah kecelakaan. " ucap pemuda itu datar.
Deg.
'Jangan pernah kau mengungkit nya. ' bain Ziva.
"Jangan pernah kau mengungkit nya. "
Deg.
'Kita tidak dekat, dan kau tau aku sudah mencintai seseorang. ' batin nya lagi.
"Kita tidak dekat, dan kau tau aku sudah mencintai seseorang. " ucap pemuda itu lagi.
Sial, sial, sial.
Ziva terus mengumpat dalam hatinya, oke tenang, bayangan ini sebuah mimpi dan ayo kita jalankan.
"Oke." ucap Ziva datar.
Hanya itu, ia tidak ingin bodoh seperti karakter yang ia buat semalam, yang sialnya sekarang ia malah terjebak di sini.
Agnetta Adeline, seorang gadis cantik, dia adalah sosok figuran tambahan yang di buat Ziva untuk menjadi bumbu baru dalam cerita novel nya.
Di cerita kan sosok agnetta Adeline adalah seorang gadis yang berasal dari keluarga cemara.
Dia di kisahkan sebagai gadis yang baik-baik saja, memiliki banyak teman dan beberapa sahabat.
Agnetta yang sering di panggil netta, adalah Mahasiswa cantik dan pintar.
Dia tidak ada hubungan kan dengan tokoh novel yang ia buat, karena tokoh ini baru di tambah kan sebagai pemanis.
Namun Ziva membuat nya menonjol dalam cerita karena sebuah kejadian yang membuat cerita nya lebih seru seperti yang di harapkan penerbit film nya.
Dalam kejadian Netta tidak sengaja tidur dengan sang antagonis pria yang bernama silas Frederick.
Agnetta di nyatakan hamil akibat malam panas itu, dan agnetta meminta pertanggung jawaban silas.
Yang mana di saat itu silas sedang bucin bucin nya dengan sang protagonis utama wanita, yang bernama Michelle.
Michelle adalah seorang mahasiswa baru di universitas dimana Agnetta berlajar, gadis itu cantik dan juga lugu.
Hal itu menarik perhatian sang protagonis utama pria yang bernama Robert Luther.
Robert adalah sosok pria tampan dan juga seorang ketua Bem di universitas itu.
Ia yang tertarik pada Michelle mulai mendekati nya, begitu juga silas, mereka bersaing ketat di sana.
Seperti novel cinta kebanyakan, dan di sana Agnetta menjadi penghalang untuk silas mendapatkan cinta Michelle.
Apalagi saat Agnetta mengatakan jika dia hamil anak silas, laki-laki itu marah dan mulai merundung Agnetta.
Agnetta frustasi, dia yang awalnya berada di keluarga cemara, keluarga nya hancur berantakan karena sang ayah yang berselingkuh.
Dan dia hamil di luar nikah, dan jauhi banyak orang, bahkan di rundung oleh ayah dari calon anaknya.
Agnetta di cerita kan menyerah dan berakhir bunuh diri karena tidak sanggup dengan semua masalah yang ia hadapi.
Dia meninggal dengan menabrakkan dirinya di jalan raya, dengan membawa mati calon anaknya kelak.
Ziva meringis mengingat alur menyakitkan sang figuran itu, ia tidak ingin mengalami nya, walaupun sebenarnya akan.
"Aku tidak akan mendekati mu, kita akan asing, seperti biasanya. " ucap Ziva lagi.
Gadis itu mengambil selimut itu, dan membungkus tubuh telanjang nya.
Ia meringis sakit saat menampakan kakinya di lantai hotel itu, tapi Ziva ingin segera pergi dari sini.
Ia sungguh tidak nyaman dengan tatapan tajam dari laki-laki yang duduk di atas ranjang itu.
Ziva berdiri setelah membungkus tubuh mungil nya dengan selimut, lalu berjalan tertatih menuju kamar mandi.
Gadis itu terus meringis saat ia berjalan pelan ke arah kamar mandi, sungai benar-benar sangat sakit.
Entah apa yang terjadi semalam, untung ia bangun saat kejadian itu sudah selesai jika tidak menangislah Ziva sudah.
Gadis itu bahkan sesekali menghapus air matanya karena sakit di area bawah nya, benar perih tidak bisa di jelaskan dengan kata-kata.
Ziva tersentak kaget saat tubuhnya tiba-tiba di angkat oleh silas dan ia di bawa ke kamar mandi.
Pemuda itu menurun kan Ziva dengan pelan, lalu kembali keluar dari sana.
Ziva si masa bodo, mungkin itu bentuk tanggung jawab laki-laki itu, untuk nya, ya walaupun nanti tidak.
Ziva membuka selimut nya, ia menatap tubuh telanjang nya yang penuh dengan tanda merah.
Ia meringis saat melihat darah kering di area kaki nya, seganas itu lah malam tadi.
Ziva menggelengkan kepala nya mencoba mengusir semua pemikiran negatif dalam otak nya itu,
"Apakah ini mimpi. " gumam Ziva sambil menatap cermin di sana.
Itu adalah wajah milik nya, tapi versi terawat nya, memang cantik si, tidak bisa ter elakkan lagi.
Tapi rambut nya hitam panjang, dan Ziva tidak telalu suka rambut panjang, seperti nya ia akan memotong nya nanti.
"Hah, bahkan jika ini benar mimpi, aku akan tetap menjalani nya kan, sialan. " umpat Ziva pelan.
Gadis itu memilih mandi dan membersihkan tubuh nya itu, ia mengosok semua nya untuk menghilangkan noda merah yang menempel di tubuh putihnya.
"Hiks sial, jadi sekarang aku tidak perawan. " ucap Ziva menangis lirih.
"Padahal aku tidak pernah berhubungan badan di dunia ku dulu, bahkan sekarang pun, tapi aku yang menanggung semuanya. " umpat Ziva.
"Enaknya aja si Agnetta, tapi aku yang kena pahit nya. " ucap lirih Ziva.
***