NovelToon NovelToon
Kekasih Terpaksa Sang Penguasa

Kekasih Terpaksa Sang Penguasa

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama
Popularitas:448.2k
Nilai: 4.9
Nama Author: LatifahEr

Lisle yang baru pindah ke kota Black Mountain menemui banyak masalah. Kepolosannya telah dimanfaatkan oleh orang-orang berhati busuk, seorang teman baru yang hendak menjualnya dan bibi yang menjadikannya sebagai jaminan hutang-hutang. Tanpa sengaja bertemu dan berkali-kali diselamatkan oleh seorang laki-laki bernama Kennard Kent. Belakangan Lisle baru tahu bahwa lelaki itu adalah orang paling berpengaruh di kota Black Mountain. Namun latar belakang Kennard yang luar biasa dan wajah menawannya malah membuat gadis itu ketakutan. Penolakannya pada Kennard membuat lelaki itu makin tertarik dan tidak sabar. Dengan licik akhirnya Kennard berhasil membuat gadis itu berada dalam genggamannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LatifahEr, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14. Gadis Bodoh!

Lisle menerima panggilan itu di ujung deringannya. Suara Celine menyerbu telinga Lisle.

“Kau sudah sampai? Bagaimana bibimu. Apa dia benar-benar sakit? Sakitnya tidak parah ‘kan? Kau tidak bertemu tua bangka brengsek itu ‘kan?” Semua pertanyaan Celine menderas bagai air bah.

“Aku sudah lama sampai tapi belum sempat menghubungimu. Mungkin aku akan bermalam selama beberapa hari karena sakit bibi lumayan parah. Kau tahu, dia hanya punya Bert. Jadi aku menemani sepupuku itu merawatnya. Aku tidak tahu kapan bisa kembali tapi akan kukabari nanti.” Lisle mengatur suaranya agar terdengar biasa. Dia tak ingin Celine lebih cemas lagi dengan memberitahu kebenarannya.

“Dasar gadis bodoh! Kau sudah berjanji akan menelepon begitu sampai. Tak peduli sesibuk apa pun kau harus meneleponku. Apa kau tidak tahu betapa cemasnya aku setelah berjam-jam tidak ada kabar darimu. Kau bahkan tidak mengangkat panggilanku.” Celine memarahi Lisle dengan suara serak. Dia seperti hendak menangis.

Hati Lisle seperti teriris. Dia ingin sekali bercerita tentang kebenarannya dan menangis sekerasnya. Dia hendak mengatakan betapa tidak berdayanya dia saat ini dan betapa dia menginginkan Celine di sini untuk menghiburnya. Tapi kata-kata yang keluar dari  mulutnya berbeda. “Aku baik-baik saja Celine. Aku akan mengabarimu lagi nanti. Terima kasih sudah mencemaskanku.”

Setelah berbicara lagi sebentar, Lisle bermaksud mengembalikan ponselnya ke dalam tas. Lagi-lagi ponselnya berbunyi. Sebuah panggilan dari nomor tak dikenal. Dengan kepala dipenuhi tanda tanya Lisle mengklik tombol terima. Sebuah suara di ujung sambungan membuat Lisle tercekat.

“Gadis bodoh, apa yang kau lakukan di Glassville?”

“Si... siapa?” tanya Lisle dengan suara nyaris tak terdengar. Dia mengenali suara khas itu tapi menolak mempercayai bahwa Kennard lah yang sedang menelepon. Rasanya sia-sia dia sudah mengganti nomor.

“Jangan pura-pura tidak kenal. Aku akan mengirim orangku di sana untuk membawamu kembali ke Black Mountain.” Nada memerintah dari suara itu begitu kentara.

“Apa maksudmu menyuruhku pulang? Siapa kau? Kita tak ada hubungan apa-apa.....”

“Gadis bodoh! Apa kau lebih suka menjadi simpanan bajingan tua itu daripada menjadi kekasihku? Bersiaplah. Sebentar lagi orangku akan datang. Jangan membantah lagi!’

“Tidak. Aku tidak bisa kembali. Aku akan tetap di sini. Aku tidak bisa membiarkan bibiku sekarat di rumah sakit....”

“Bibi? Wanita yang sudah berusaha menjualmu itu masih kau panggil bibi?” ujar Kennard geram. Lelaki di seberang sana itu mengepalkan tangan mencoba menahan amarah. Gadis ini benar-benar bodoh telah menyerahkan diri masuk ke mulut buaya.

“Tapi dia sudah memberiku tempat berteduh dan makanan selama empat tahun. Aku... setidaknya aku bisa melakukan ini untuk membalas kebaikannya....” Suara Lisle terdengar sedih. Entah kenapa mereka berbicara seperti dua orang yang sangat dekat. Satu hal yang disadari Lisle, sebagai tuan Kent, lelaki itu tentu saja bisa dengan mudah mengetahui segala hal tentang dirinya. Mungkin juga selama ini dia telah diikuti.

Kennard mengeluh dalam hati. Gadis ini begitu naif mengorbankan dirinya untuk nafsu tua bangka Aaron demi membalas budi pada bibinya. “Baiklah. Mari buat kesepakatan. Aku akan mengurus masalah bibimu, tapi kembalilah ke sini sebagai milikku. Bukankah itu cukup sepadan dengan tawaran  bajingan itu?”

“Apa?” Lisle membelalakkan mata. Ada perasaan terhina karena sudah menjadi seperti barang yang diperebutkan dan ditawar-tawar. Tapi bagaimana lagi? Dari awal semuanya memang soal uang. Uang yang tidak dia miliki.

Ada ketukan di pintu kamar. Lisle mendadak panik.

“Siapa?” tanyanya. Kennard di ujung sambungan mendengarkan.

“Ada yang datang?” tanya Kennard sambil merutuki orang-orangnya yang masih belum tiba menjemput Lisle.

LIsle tidak menanggapi pertanyaan Kennard. Dia berjalan mendekati pintu dengan lutut yang mulai gemetar. Sebelumnya dia begitu terbawa emosi hingga menyetujui tawaran tuan Aaron. Tapi kini dia menyadari resiko tawaran itu, melayani nafsu tuan Aaron sampai waktu yang tak bertentu, melepaskan impiannya, dan menyia-nyiakan masa mudanya.

“Siapa?” Ulang Lisle pada seseorang di luar. Dia memang mengunci pintunya tadi.

“Ini aku Aaron. Buka pintunya, Sweety.”

Lisle merasa ingin muntah. “Tu... tuan Aaron. Sebentar.”

Ponsel masih menempel di telinganya. Kennard mendengar suara gugup Lisle dari ruang kerjanya dengan muka kelam. Apa yang dipikirkan gadis itu?

“Jangan buka pintunya!” Desis Kennard dengan nada memerintah. Diambilnya ponselnya yang lain, menekan sebuah nomor.

“Steve sialan! Kenapa orang-orang itu sangat lambat? Kalau terjadi apa-apa dengan gadis itu, aku tak akan mengingat kalau kau sudah bekerja lama denganku. Aku akan membunuh kalian semua!” Baru kali ini Kennard panik mencemaskan nasib seorang gadis. Steve di sebelah sana sampai pucat mendengar makian tuannya.

“Mereka sudah berangkat dari tadi, Tuan. Mungkin sebentar lagi.”

“Brengsek!” Kennard melempar ponselnya  hingga hancur berkeping-keping.

Sambungan telepon dengan Lisle sudah terputus. Kennard hampir melempar lagi ponsel di tangannya jika tidak ingat dia akan memerlukannya segera untuk mengetahui kabar Lisle.

Sementara di kamar hotel di Glassville, Lisle dengan gugup membuka pintu kamar. Tuan Aaron masuk dengan senyum yang membuat isi perut Lisle nyaris tumpah.

“Aku sudah mendapatkan sebuah rumah untuk kita. Kau pasti akan menyukainya, Sweety....” Aaron mendekat.

Lisle refleks mundur beberapa langkah. “Secepat itu, Tuan?” Padahal baru beberapa jam yang lalu dia menjejakkan kakinya di Glassville. Bagaimana lelaki ini sudah menemukan rumah untuknya? Apa mungkin dia memang sudah menyiapkannya. Lisle mengeluh, sepertinya ini memang sudah direncanakan.

“Kenapa? Lebih cepat lebih baik. Aku sudah terlalu lama menunggu saat-saat seperti ini.” Aaron melangkah mencoba meraih tubuh Lisle. Dia bahkan telah melempar jasnya tadi entah kemana.

“Tuan, saya lelah. Saya baru saja tiba. Bagaimana kalau saya istirahat dulu?” Lisle mencoba mengulur waktu.

“Tak masalah. Aku bisa bersabar sedikit lagi. Aku hanya ingin memelukmu, Sweety. Kau tidak tahu betapa aku menginginkanmu. Setiap hari dulu aku selalu mencari alasan untuk mampir ke tokomu hanya untuk melihatmu. Apa kau lupa? Aku benci melihat anak-anak muda yang mencoba merayumu. Mereka sangat tidak pantas untukmu. Aku akan memberimu kesenangan hidup dan banyak hal yang tidak bisa diberikan anak kemaren sore seperti mereka.”

Muka Lisle menjadi pucat. Dia tidak mengira tuan Aaron akan meminta secepat ini. Dia bahkan tidak sempat meluruskan punggungnya.

“Tuan, jangan.... Akh!” Tangan Lisle berhasil ditangkap Aaron. Dengan tenaganya yang kuat dia berusaha menyentakkan tubuh gadis itu hingga jatuh ke pelukannya. Kulit halus Lisle, aromanya, dan kehangatan yang dirasakannya membuat Aaron hampir gila. Tinggi tubunnya yang nyaris menyamai Lisle membuat wajah mereka bisa bersentuhan dengan mudah kalau gadis itu tidak memberontak.

“Tuan, saya mohon....” Lisle mengeleng-gelengkan kepalanya menghindari ciuman lelaki itu. Tangannya berusaha menolakkan tubuh gemuk itu yang menghimpitnya ke tembok. Tapi perlawanan Lisle tak berarti apa-apa bagi lelaki sekuat Aaron. Lengan besarnya merengkuh pinggang kecil Lisle dengan ketat. Sebelah tangannya lagi berusaha mengendalikan gerakan kepala gadis itu.

Airmata Lisle mengalir tak terkendali. Dia merasa hidupnya akan benar-benar hancur.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

1
Bzaa
ngarep banget ada extra part-nya otor 😄
kopi sudah otewe ya
Bzaa
salam juga otor sehat sll 😘
Bzaa
cemburu buta si tuan bucin 🤣
Bzaa
belajar makin dewasa les
Bzaa
Kasina Steve jdi serba salah 😄
Bzaa
lisle.... 😍💪
Bzaa
jgn2 Steve awalnya suka sama lisle , ato sama Andra😉
Bzaa
aamiin ya Robbal'alamin
Bzaa
cepat sehat lagi Celine
Bzaa
wahhhh si Celine.... knp jdi berubah
Bzaa
yah lisle kena jebakan
Bzaa
yah ada lagi si bert, Mao ngapain kali tuh orang gangguin
eka abud
lanjut
Bzaa
semoga Celine baik2 aja
Bzaa
sweet....
Bzaa
semangat 💪😘
Bzaa
bikin penasaran..lanjuty
Bzaa
keren nn
Bzaa
jgn sampe Celine jdi jahat karena iri ya tor... kasian lisle
Bzaa
wkwkkw kekuatan cemburu.. datanglah 😃😄🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!