NovelToon NovelToon
I Love You, Paman

I Love You, Paman

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Cintapertama / Beda Usia / Cinta Murni / Romansa / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:21.6k
Nilai: 5
Nama Author: Aurora.playgame

"Papa tidak setuju jika kamu menikah dengannya Lea! Usianya saja berbeda jauh denganmu, lagipula, orang macam apa dia tidak jelas bobot bebetnya."

"Lea dan paman Saga saling mencintai Pa... Dia yang selama ini ada untuk Lea, sedangkan Papa dan Mama, kemana selama ini?."

Jatuh cinta berbeda usia? Siapa takut!!!

Tidak ada yang tau tentang siapa yang akan menjadi jodoh seseorang, dimana akan bertemu, dalam situasi apa dan bagaimanapun caranya.

Semua sudah di tentukan oleh sang pemilik takdir yang sudah di gariskan jauh sebelum manusia di lahirkan.

Ikuti ceritanya yuk di novel yang berjudul,

I Love You, Paman

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aurora.playgame, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 30 - Memaksakan diri?

Pagi harinya, Saga sudah bangun lebih awal dari biasanya. Ia berdiri di dapur dan menyiapkan sarapan sambil sesekali melirik ke arah jam di dinding.

Hatinya masih gelisah setelah pertengkaran semalam dengan Lea. Ia berharap pagi ini suasananya menjadi lebih baik dan mungkin mengajak Lea berbicara dengan tenang saat sarapan.

Namun, saat jam menunjukkan waktu yang biasanya Lea keluar dari kamarnya, Saga tidak mendengar langkah kaki atau suara pintu kamar Lea yang terbuka.

Ia menunggu beberapa menit, namun tidak ada tanda-tanda Lea akan muncul.

"Apa dia masih marah?," gumamnya pelan. Dengan ragu, Saga pun menghampiri kamar Lea. Ia berdiri di depan pintu kamar yang tertutup rapat dan merasa ragu untuk mengetuk.

Tok tok tok.

"Lea...?." Saga mengetuk pintu kamar Lea namun tidak ada jawaban. Lalu Saga mencoba lagi, dan kali ini dengan suara yang sedikit lebih keras. "Lea, kamu sudah bangun?."

Tetap tidak ada jawaban. Setelah beberapa saat, Saga pun merasa semakin gelisah. Lalu, Ia memutar kenop pintu perlahan, membuka pintu dan melongok ke dalam kamar.

Dan, apa yang ia lihat kini membuatnya tertegun karena ternyata kamar Lea kosong. Tempat tidurnya pun sudah rapi.

Saga melangkah masuk, matanya menyapu seluruh ruangan namun tidak melihat Lea. "Dia sudah pergi?," gumamnya, merasa bingung.

Lalu Saga memeriksa meja belajar, tempat Lea biasa meletakkan tas sekolahnya, tapi tas itu tidak ada. Seragam dan sepatu pun juga sudah tidak ada di tempatnya.

Saga menghela napas panjang karena merasa sedikit lega tetapi juga khawatir. "Apa dia sudah berangkat sekolah? Tapi ini masih pagi...," pikirnya, heran.

Untuk memastikan, Saga pun membuka lemari pakaian Lea. Dan semua bajunya pun masih ada, karena ia sempat mengira jika Lea akan pergi dari rumah.

"Saga, apa yang kamu pikirkan?," gumamnya seraya tersenyum kecil.

Kemudian Saga duduk di tepi tempat tidur Lea sambil memandangi kamar yang kini terasa begitu hampa.

"Kenapa dia pergi pagi-pagi sekali? Apa dia masih marah?."

Sejauh mata memandang di sekitar kamar Lea, Saga mendapati beberapa foto dirinya terpajang rapi di meja dan di dinding, seolah Lea sangat mengidolakannya, pikirnya, tapi itu memang benar kan....

Lalu Saga termenung, ia mungkin cukup egois dan membenarkan perkataan Lea tentang dirinya yang sudah tidak terlalu peduli. Bahkan, ia tidak tau tempat kerja Lea.

Saga juga merasa bersalah karena kemarahan dan kata-katanya semalam mungkin telah membuat Lea merasa tertekan.

Meski ia tahu Lea adalah gadis yang kuat, tetapi Saga juga tahu bahwa perasaannya sangat sensitif. Dengan begitu, kini Saga hanya bisa berharap bahwa Lea baik-baik saja di sekolah.

**

Adapun Lea yang baru tiba di sekolah, kini ia berjalan menuju kelasnya. Para siswa di kelasnya sedang ramai membahas sebuah event besar yang akan diadakan beberapa hari lagi.

Event ini adalah salah satu yang paling dinantikan setiap tahunnya, dengan tema yang selalu menarik perhatian semua siswa.

Tahun ini, tema yang diusung adalah “Glamour Night,” di mana setiap siswa diundang untuk datang dengan pakaian terbaik mereka dan membawa pasangan.

Namun, Lea hanya duduk di bangku nya seraya menatap buku pelajaran di depannya.

Meskipun mendengar riuhnya teman-teman sekelas yang begitu antusias, pikirannya tidak terlalu fokus pada event tersebut. Ia hanya mencoba menyelesaikan tugas-tugasnya sebelum jam pelajaran dimulai.

Kemudian, beberapa siswi di kelas menghampiri Lea dengan senyum ceria. "Lea, kamu pasti datang kan ke event nanti, ya? Kita bisa bareng-bareng deh!," ujar Shela, salah satu teman sekelas Lea yang terkenal periang.

Lea tersenyum tipis lalu mencoba mengalihkan pembicaraan. "Aku nggak yakin bisa datang, Shela. Kebetulan jadwal kerja paruh waktuku bentrok dengan event itu."

"Yah, masa nggak bisa izin sih? Kamu pasti bakalan jadi pusat perhatian di sana!," timpal Nia, teman lainnya, dengan nada memohon.

"Aku nggak tahu deh. Lagi pula, aku nggak terlalu tertarik," balas Lea seraya menggelengkan kepalanya.

Sementara itu, di sudut lain kelas, seorang siswa populer yang sudah lama menyimpan rasa pada Lea, yang bernama Bima itu mendekati bangkunya.

Dengan senyum percaya diri, Bima langsung duduk di sebelahnya. "Lea, kamu pasti datang kan? Aku mau ngajak kamu jadi pasangan aku di event nanti," ujarnya.

Lea terkejut dengan ajakan Bima, tetapi ia mencoba tetap tenang. "Bima, maaf, aku nggak bisa. Aku punya pekerjaan paruh waktu yang nggak bisa aku tinggalkan," jawab Lea.

Dikenal tidak mudah menyerah dalam menaklukkan wanita, Bima pun mencoba membujuk dan tersenyum lagi. "Lea, sekali ini aja. Aku bisa bicara sama bos kamu, minta izin biar kamu bisa hadir. Gimana?."

"Terima kasih, Bima, tapi aku serius. Aku nggak bisa datang. Maaf ya."

Bima tampak kecewa, tetapi masih berusaha terlihat santai. "Ok kalau begitu. Kalau kamu berubah pikiran, kamu tahu di mana mencariku," balas Bima sambil beranjak dari duduknya.

Lea hanya mengangguk dan kembali fokus pada buku di depannya. Meski terlihat tenang di luar, dalam hatinya ia merasa sedikit terganggu dengan semua hal itu.

Popularitasnya di sekolah seringkali membuatnya merasa terbebani, apalagi dengan perhatian yang berlebihan dari beberapa teman pria seperti Bima.

**

Ketika bel tanda pelajaran dimulai berbunyi, Lea merasa lega. Akhirnya, semua perhatian beralih dari event tersebut ke pelajaran yang harus mereka ikuti.

Saat istirahat tiba, Lea duduk sendirian di kantin. Lea menatap undangan event yang ia bawa di dalam tasnya.

Warna undangan itu begitu mencolok, seakan-akan memanggilnya untuk datang. Tetapi Lea hanya bisa menatapnya dengan perasaan yang bimbang dan hampa.

"Apakah aku terlalu memaksakan diriku untuk bekerja? Atau mungkin aku harus sedikit bersenang-senang seperti anak-anak lainnya?," pikir Lea dalam hati.

Namun, bagaimanapun, Lea telah membuat pilihan hidup yang berbeda dari teman-temannya.

Pekerjaan paruh waktunya bukan hanya tentang uang, tetapi juga sebagai cara agar ia tidak terlalu menggantung hidupnya pada Saga.

**

Hari ini, Lea tidak pulang ke rumah seperti biasanya setelah sekolah. Ia langsung menuju kafe tempatnya bekerja dan membawa seragam ganti di dalam tas.

Dengan langkah cepat, Lea berjalan menyusuri jalanan kota yang padat. Pikirannya terfokus pada pekerjaan yang menantinya, serta beberapa tugas sekolah yang harus ia selesaikan nanti malam.

Di sisi lain, Saga sedang sibuk dengan pekerjaannya sebagai kurir. Aktivitas pengiriman barang hari ini begitu padat, hingga membuatnya harus berkeliling kota dengan waktu yang sangat terbatas.

Ketika akhirnya Saga kembali ke rumah saat senja mulai turun, ia terkejut melihat seseorang sedang menunggunya di depan pintu.

Dengan senyumnya yang ramah, Nadia berdiri sambil memegang ponsel di tangan. "Hei, Saga," sapa Nadia ketika Saga mendekat. "Maaf mendadak datang ke sini. Melanjutkan pembahasan waktu itu," lanjutnya.

"Tidak apa-apa, Nadia. Aku juga baru selesai kerja, kebetulan pas banget waktunya," balas Saga.

"Kamu pasti sangat capek, ya? Aku lihat pekerjaanmu sekarang makin sibuk."

"Sibuk sih, tapi namanya juga kerjaan, harus disyukuri," balas Saga sambil membuka pintu rumah. "Masuk aja dulu. Aku bersih-bersih dulu, baru kita ngobrol."

Bagaimana kisah selanjutnya? Ikuti terus update ceritanya ya...

1
Tarwanto Wanto
/Coffee//Coffee//Rose/
Aurora
Wkwkwk... Boleh tuh 🤣🤣🤣😅
Aurora
Wkwkwk... Boleh tuh 🤣🤣🤣😅
Suanti
saga di jodoh kan sama nadia aja sama2 dewasa 🤣🤣🤣
Aurora
Udah update lagi kakak... Yuk lanjut baca, makin seru lho... 😍😍👉
Ima Aulia Ima
lnjt kak jangan sedikit" jd bikin penasaran
Aurora: Sabar ya kak... Kalau penasaran kan jadi lebih seru bacanya 😍
Jangan lupa kasih dukungan like nya juga ya, biar othor makin semangat nulisnya... 💪😍❤️
total 1 replies
Ima Aulia Ima
LG seru tp mlh bersambung 😌
Aurora: Siap-siap kak... Bentar lagi meluncur 😍
total 1 replies
Nisa Fatimah
hampir sama jalan ceritanya sama kisah q pas masih remaja /Grievance/
Aurora: Wah masa kak? Kebetulan sekali ya... Semoga kakak di kasih yang terbaik... Aamiin..
total 1 replies
Nisa Fatimah
dari awal baca sampai bab ini,,,q mau kasih /Good//Good//Good/ sama kakak author /Kiss//Kiss//Kiss/
Aurora: Terima kasih banyak kakak... Jangan lupa like juga di akhir episode nya ya kak, biar karya ini makin banyak yang baca 😍😘🙏
total 1 replies
shanum
sampai sini dlu, mampir di "cinta dibalik heroin"
Aurora: Terima kasih sudah mampir kakak... ❤️
total 1 replies
Rina Yuniarsih
Luar biasa
Aurora
Siap kak... Di tunggu ya... 😍🙏
Ima Aulia Ima
lanjut dong kelanjutan ny aku LG seru nie
Ima Aulia Ima
aku TDK sabar untuk kelanjutan ny
Aurora: Ok kak... Di tunggu update selanjutnya ya... 😘
total 1 replies
Rahayu Anam
hadir thor baru mulai baca😚
Aurora: Terima kasih kakak...😍 Ter love love pokoknya, semoga suka ya... 😘❤️
total 1 replies
I'm Girl
Luar biasa
Nomber 1
Karya baru, lanjut thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!