Brian Carlos adalah seorang presiden direktur sekaligus pewaris tunggal salah satu perusahaan terbesar di suatu negara. Ia diterpa gosip miring tentang minatnya pada wanita.
Valerie, seorang wanita yang bekerja sebagai instruktur senam dengan keahlian beladiri yang mumpuni serta kehidupan penuh rahasia.
Keduanya terlibat masalah karena sebuah kesalahpahaman, hingga Brian menuntut Valerie atas kasus penganiayaan.
Demi menyelamatkan nama baiknya, Valerie menerima tawaran Brian untuk bekerja sebagai bodyguard. Namun tidak menyangka jika Brian sudah memiliki maksud lain sejak pertama kali mereka bertemu.
Akankah kisah mereka berakhir manis seperti kisah dalam novel pada umumnya?
Yuk baca!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vey Vii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kehadiran Noah
Sesampainya di gedung kantor PT. Cater Group, Valerie mengikuti langkah kaki Brian menuju ruangannya.
Berada di belakang Brian, membuat semua mata tertuju pada Valerie. Para karyawan kantor itu pun memperhatikan Valerie dari ujung rambut hingga ujung kaki.
Wanita berbadan tinggi dengan kulit putih dan rambut pirang yang di ikat tinggi itu sukses menjadi pemandangan terbaik untuk para karyawan Brian.
Jaket kulit hitam serta celana jeans hitam membuat penampilan Valerie tampak sederhana namun menarik. Ia berjalan di belakang seorang presiden direktur tampan sekaligus pewaris tunggal salah satu dari tujuh keluarga terkaya di negara ini. Hal itu membuat banyak orang bertanya, siapa dia?
Valerie dan Brian menaiki lift bersama, keduanya tidak saling bicara dan enggan memulai pembicaraan satu sama lain.
Brian memahami setiap tatapan kagum orang-orang di sekelilingnya. Ia yang biasa menjadi pusat perhatian, kini orang lain teralihkan oleh wanita yang berada di dekatnya.
Sesampainya di ruangan, Brian melirik Valerie. Wanita itu begitu menarik, sangat menggoda. Leher jenjang dan kulit putih mulusnya begitu memikat. Valerie menarik dari segala sisi.
"Kau tidak perlu melakukan ini," ucap Brian sambil menarik kuncir hitam yang mengikat rambut pirang Valerie.
"A-apa yang kau lakukan?" tanya Valerie melotot. Sebuah tindakan yang ia anggap tidak sopan.
"Jangan pernah mengikat rambutmu," tegas Brian. Ia melempar ikat rambut Valerie ke dalam tempat sampah tanpa meminta izin pada pemiliknya.
"Apa bekerja untukmu juga artinya kau bisa mengatur penampilanku?"
"Hmm, tentu. Selama bekerja, kau harus menuruti semua perintahku!" seru Brian. Tidak membantah, Valerie hanya menghela napas kasar sambil memalingkan wajah.
"Kau bisa duduk, jika berdiri terus kau tampak seperti manekin," ucap Brian sambil mengayunkan dagunya ke arah sofa panjang di pojok ruangan.
"Baiklah, terima kasih." Valerie mengangguk dan berjalan menuju sofa. Ia duduk di sana dan bersantai selama berjam-jam selagi Brian sibuk di depan layar laptopnya.
Pukul dua belas siang, Brian keluar dari ruangannya. Saat itu, Valerie juga mengikuti laki-laki itu ke manapun ia pergi, sesuai dengan perintah dan aturan yang tertulis dalam kontrak kerja, bahwa Valerie harus selalu bersama Brian untuk menjaga keselamatannya.
"Aku akan makan siang sambil bertemu seseorang," ujar Brian.
"Baiklah." Valerie mengangguk dan berjalan di samping laki-laki itu menuju kantin kantor.
Gedung perkantoran ini tidak hanya mewah dan megah. Segala fasilitas tersedia secara lengkap, bahkan kantin kantor ini pun nampak seperti restoran bintang lima.
Valerie tidak terlalu terkejut, pasalnya perusahaan ini adalah salah satu perusahaan terbesar di negara ini. Namun ia hanya kagum tentang bagaimana perusahaan memberikan kenyamanan yang terjamin untuk para karyawannya.
"Noah," lirih Valerie saat melihat seseorang yang ia kenali duduk sendirian di kursi kantin dari kejauhan.
"Kau sudah menunggu lama?" sapa Brian pada Noah. Brian bersalaman dengan Noah dan duduk berhadapan dengan laki-laki itu.
"Baru sepuluh menit. Aku punya banyak waktu luang," jawab Noah. Laki-laki itu mengerutkan kening saat melihat Valerie ada di samping Brian.
"V, kau di sini?" tanya Noah pada Valerie.
"Kau bilang bekerja padamu maka masalah kita selesai. Kenapa ada Noah di sini?" tanya Valerie pada Brian tanpa menghiraukan pertanyaan Noah.
"Kau bisa duduk di meja lain dan pesan makan siang. Aku harus bicara pada Noah," ujar Brian.
Valerie merengut, ia meninggalkan meja tempat Noah dan Brian dan pergi ke meja lain yang berada tidak jauh dari mereka.
"Dia selalu saja bersikap seenaknya!" gerutu Valerie.
🖤🖤🖤
knp aku jg jd senyum" sendiri yah bacanya sambil merinding tapi hihiii 😁😁