🌹🌹🌹🌹
Karena ingin terlepas dari jerat kemiskinan, Sena dan Felli memutuskan untuk menjual kesucianya. Melewati 1 malam penuh Dosa.
"Fel, pokoknya aku mau yang seperti Om Rudi, walaupun sudah tua tapi masih terlihat tampan," pinta Sena sang adik sepupu.
Felli terkekeh.
"Ada yang mau menggunakan jasamu saja sudah untung, hahaha," akhirnya Felli tertawa terbahak.
21+
✍🏻 revisi typo 💕
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MY SUGAR 14 - Aturan Baru
Tadi, Hanan memang tidak masuk kerja. Namun saat jam pulang kantor, Hanan sudah menunggu Sena di basement. Ia setia tetap berada di dalam mobil sampai Sena datang.
Di ujung sana, Hanan melihat dengan jelas Sena yang berlari dengan menutupi kedua sisi wajah. Sena, menghindari tangkapan CCTV agar tak merekam wajahnya.
Melihat itu, Hanan merasa gemas sendiri.
Ia bahkan masih mengulum senyumnya saat Sena sudah masuk ke dalam mobil, duduk dengan napas terengah.
"Ayo Om, kenapa malah diam dan menatapku seperti itu?" tanya Sena heran, ia sudah duduk sempurna namun mobil tak kunjung berjalan. Malah Hanan menatapnya dengan tatapan yang entah.
Bukanya menjawab, Hanan malah memundurkan kursi mobilnya, lalu duduk menghadap Sena.
Sejenak, keduanya hanya saling tatap, namun dengan cepat Sena berpaling. Ketika detak jantungnya mendadak berdetak lebih cepat. Ia meremat kedua tangannya, gugup.
Tatapan Hanan buat ia meleleh.
"Sensen," panggil Hanan lembut, tapi Sena masih setia menunduk.
"Lihat aku," ucap Hanan lagi.
Mau tak mau, akhirnya Sena mengangkat wajah, entah kenapa kini ia jadi merasa malu, wajahnya terasa begitu panas.
"Sen, apa kamu nyaman berada di dekatku?" tanya Hanan dengan tatapan yang dalam. Awalnya, Hanan memang tak begitu peduli dengan perasaan yang Sena rasakan tentang hubungan ini. Awalnya, ia hanya perlu memikirkan keuntungan bagi kedua belah pihak.
Hasratnya terpenuhi oleh gadis yang membuatnya candu dan Sena mendapatkan bayaran akan hal itu.
Tapi semakin lama berada di dekat gadis ini, Hanan merasakan sesuatu yang lain. Ingin memiliki dan melindungi. Rasa yang seharusnya tidak boleh ada.
Karena hubungan mereka terjalin bukan untuk perasaan seperti itu.
Cukup lama diam, akhirnya Sena mengangguk, menjawab Iya. Berada didekat Hanan memang membuatnya merasa nyaman. Meskipun Hanan selalu menjamah tubuhnya, namun Sena tak merasa risih. Anggaplah ia bodoh, asalkan itu Hanan maka Sena tak merasa keberatan.
Terlebih, Hanan tak pernah memperlakukannya dengan kasar.
"Kenapa bertanya seperti itu? apa Om sudah bosan dengan ku? karena kita tidak melakukan itu?" tanya Sena dengan begitu polosnya.
Sena ingat betul ucapan Felli kala itu, jika si daddy sudah merasa bosan, maka ia bisa melepaskan begitu saja sang baby dan mencari baby yang lainnya.
Pertanyaan Hanan tentang rasa nyaman, membuatnya merasa ada yang tidak beres. Mungkin, Hanan sudah merasa tak nyaman berada di dekatnya.
"Aku akan pergi dari apartemen Om, Om tidak perlu membayarku lagi, uang kemarin bagiku sudah begitu banyak," terang Sena saat dilihatnya Hanan hanya terdiam. Meski kecil, tapi Sena mencoba tersenyum.
Anehnya, hatinya merasa begitu sesak ketika mengatakan itu.
"Aku akan turun," ucap Sena lagi, ia berbalik dan membuka pintu mobil.
Namun dengan cepat, Hanan mengunci pintu itu.
Ada desiran aneh saat Sena mengatakan tentang kepergian. Hanan nyaris saja merasakan kehampaan. Rasa yang sama seperti saat Airin meninggalkan dirinya.
"Kenapa mulutmu banyak sekali bicara?" tanya Hanan saat Sena kembali menoleh kepadanya.
Tidak tahukah gadis ini apa yang sudah ku lakukan untuk membawanya kembali, batin Hanan sambil menatap tajam sang baby.
Ditatap seperti itu, Sena jadi takut sendiri, ia menunduk, bingung. Sebenarnya apa maunya pria dihadapannya ini.
"Sen," panggil Hanan dan Sena mulai mengangkat wajahnya kembali.
"Duduk dipangkuanku," ucap Hanan, mendengar itu kedua mata Sena membola.
"Disini?" tanya Sena dengan tidak percaya.
"Iya, dipangkuanku," jawab Hanan sambil menepuk kedua pahanya.
"Bu-bukan, maksudku di dalam mobil? di parkiran kantor?" tanya Sena dengan wajah yang begitu gugup bercampur takut. Bagaimana jika sampai ada yang memergoki mereka? bagaimana kalau Rara atau Rangga melihat? bagaimana kalau Yoana.
Tidak tidak, Sena menggeleng dengan cepat.
"Sebentar saja," pinta Hanan, lalu menarik Sena untuk duduk dipangkuannya.
"Dengarkan baik-baik perkataanku," ucap Hanan sambil mengelus punggung Sena dengan sayang.
"Aku tidak ingin mengakhiri hubungan ini. Tapi sekarang aku ingin membuat aturan untukmu," jelas Hanan lagi, kini satu tangannya sudah pindah kedepan. Membenahi rambut Sena yang menutupi dadanya, dipindah kebelakang.
"Jangan berhubungan dengan pria manapun, hanya aku saja lelakimu. Sedih katakan padaku, bahagia ceritakan padaku, butuh apapun minta padaku," terang Hanan.
"Sekali saja aku melihatmu dengan pria lain, aku akan menghukummu semalaman suntuk. Kamu masih ingatkan bagaimana perkasanya aku?"
"Apa kamu mengerti?" tanya Hanan lagi dan lagi, ia berhenti memainkan kedua tangannya, memberi kesempatan Sena untuk menjawab.
"Iyah Om, aku mengerti. Tapi kenapa seperti itu, kata Felli_"
"Hmpt!" Belum sempat Sena menyelesaikan ucapannya, Hanan lebih dulu meraup bibir itu. Hanan, hanya ingin mendengar jawaban Sena tentang pertanyaannya. Bukan hal yang lain.
pdhl.mau baca gmn respon sanaf manta istrinya nikah lagi..sama.brondong pula😌
bonchap dong🤧
lagiam lu ngaku nadia ttp jadi istri lu karma 15 thn kemudian lu udah tuirr, miskin lagi. cw mana yg mau😏