NovelToon NovelToon
Painter/Killer

Painter/Killer

Status: tamat
Genre:Tamat / Balas Dendam / Mengubah sejarah / Perperangan / Mata-mata/Agen / Keluarga / Persahabatan
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: David Purnama

Kisah ini bercerita tentang seorang pemuda berbakat bernama Palette. Ia terlahir sebagai pelukis yang luar biasa. Kemampuan istimewanya menyeretnya masuk ke dalam masalah hidup yang jauh lebih pelik.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon David Purnama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Wajib Militer

Jerman memulai Perang Dunia II dengan menginvasi Polandia pada September 1, 1939.

              September 3, 1939. Inggris dan Prancis meresponnya dengan menyatakan perang terhadap Jerman.

*

              Perang mungkin masih jauh dari Potrait. Tapi seluruh negara di kawasan benua Eropa sedang bersiap-siap. Mereka harus membekali diri dengan kemungkinan terburuk.

              Begitu juga dengan kota Potrait. Jika tidak ingin kalah dengan mudah seperti kota-kota lain yang sudah diduduki oleh pasukan musuh mereka harus siap bertempur. Memperkuat barisan pasukan tentara mereka.

              Pemerintah mewajibkan setiap pemuda di atas umur delapan belas tahun untuk mengikuti wajib militer. Mereka akan dilatih dan dipersiapkan sebagai soldier untuk membela tanah air mereka.

          Pengumuman tentang wajib militer ini diberitakan melalui siaran radio, surat kabar, selebaran dan ditempelkan di papan pengumuman setiap balai kota. Di seluruh kota Potrait.

              Semua pemuda berumur lebih dari delapan belas tahun yang memenuhi syarat kesehatan wajib untuk mendaftarkan diri dan mengikuti wajib militer.

              Setiap keluarga harus melepaskan anak-anak mereka. Hukumnya wajib.

              Para pemuda ini dibutuhkan untuk berpartisipasi dalam perang yang tengah mengancam kemerdekaan seluruh umat manusia.

              “Tok”,

              “Tok”,

              Malam hari baru saja datang. Ada yang mengetuk pintu untuk rumah tua Jack dan Susan.

              “Selamat malam Mrs. Palette”,

              “Apakah anda berada di rumah?”,

              Rupanya orang itu adalah Mr. Ian Shot. Suaranya yang besar mudah untuk dikenali.

              “Selamat malam Mr. Shot”,

              “Silahkan masuk”,

              “Jack, senang bertemu denganmu”,

              Jack membukakan pintu untuk tamunya yang terhormat.

              Mr. Shot adalah seorang yang gemar berburu di hutan ujung Timur kota Potrait. Mr. Shot yang berperawakan garang sangat mahir dengan senapannya.

              Mr. Ian Shot juga adalah seorang soldier. Malam ini ia datang ke rumah Jack dengan memakai seragam dan atribut lengkap seorang abdi negara.

              “Jack, bisa kah kamu tolong panggilkan ibumu”,

              “Aku mau berbicara dengan Mrs. Palette”, pinta Mr. Shot.

              “Tentu saja Mr. Shot, aku akan memanggil ibu”,

              “Mr. Shot, apakah kamu juga akan ikut berperang?”, tanya Jack dengan lugu.

              “Tentu saja Jack, aku akan menembak mereka dari jarak jauh seperti ketika aku berburu di dalam hutan”, jawab Mr. Shot.

              Beberapa saat kemudian Susan keluar menemui Mr. Shot. Ibu Jack merasa tidak nyaman dengan kedatangan Mr. Shot yang berpakaian lengkap sebagai seorang soldier.

              “Ada keperluan apa anda malam-malam begini datang ke rumah kami Mr. Shot?”, tanya Susan.

              “Jadi begini Mrs. Palette”,

              Mr. Shot menjelaskan maksud dari kunjungannya.

              Kolonel Ian Shot akan membawa Jack Palette untuk mengikuti wajib militer. Ini adalah perintah.

              “Tapi Mr. Shot, Jack baru berusia enam belas tahun”, kata Susan.

              “Jangan khawatir Mrs. Palette, aku tidak akan menempatkan Jack untuk bertempur di garis depan”,

              “Pemuda bertalenta seperti Jack akan kami lindungi dengan sepenuh hati”,

              “Percaya padaku Mrs. Palette, aku tahu kemampuan anak anda. Aku sering mengawasinya ketika ia sedang berada di dalam hutan”, terang Mr. Shot.

              “Bagaimana pendapatmu Jack?”,

              “Apakah kamu ingin bergabung menjadi seorang soldier dan menjadi salah satu prajuritku?”,

              Mr. Shot berbicara dengan lantang kepada Jack yang sedang menguping dari balik dinding ruang tamu.

              Jack muncul di hadapan Mr. Shot dan Susan ibunya.

       “Kedengarannya itu menyenangkan Mr. Shot”,

              “Aku bersedia untuk bergabung menjadi seorang soldier”, jawab Jack penuh percaya diri.

              “Bagaimana ibu? Apakah ibu mengizinkan aku untuk mengikuti wajib militer?”, Jack meminta restu ibunya.

              “Tenang saja Mrs. Palette”,

              “Begitu Jack selesai mengikuti wajib militer, aku sendiri yang akan menempatkan anak anda di bagian staf”, janji dan jaminan dari Kolonel Ian Shot.

              Susan harus menumpahkan air mata untuk memberikan jawaban.

              Pada akhirnya Susan pun memberikan restunya dan mendoakan yang terbaik untuk anaknya Jack.

              “Baik lah Jack”,

              “Kamu boleh pergi sayangku”,

              “Tapi ingat untuk selalu memberi kabar dengan menulis surat kepada ibu”,

              “Dan jangan sampai kamu terbunuh”, pesan Susan kepada Jack sambil menangis.

              “Aku percaya pada anda Mr. Shot”,

              “Aku menitipkan keselamatan Jack pada anda”, kata Susan kepada Mr. Shot.

              “Sekali lagi Mrs. Palette, jangan khawatir”, jawab Mr. Shot kepada Susan.

              “Baik lah kalau begitu”,

              “Terima kasih banyak Mrs. Palette”,

              “Dan Jack, bersiaplah untuk besok pagi”,

              “Aku akan datang menjemputmu dan kita akan berangkat bersama ke pangkalan militer”, ucap Mr. Shot sebelum pamit.

*

              Jack Palette melihat wajib militer ini layaknya taman bermain yang sayang jika dilewatkan.

              Kolonel Ian Shot membawa Jack ke dalam satuannya karena ia mengetahui rahasia kemampuan istimewa dari seorang Palette.

              Sebagai seorang ibu Susan berharap dengan melawan rasa cemas dan takut. Semoga anaknya Jack bisa selamat dan pulang ke rumah begitu perang sudah selesai.

              Susan sadar begitu besok pagi Jack pergi meninggalkan rumah. Urusannya adalah tentang hidup atau mati.

              “Jangan khawatir ibu, aku akan baik-baik saja”,

              Malam ini setelah sekian waktu lamanya Jack kembali tidur bersama ibunya. Jack memeluk Susan yang terlihat begitu sedih untuk melepaskan kepergiannya.

1
🤯
😱
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!