NovelToon NovelToon
Must Get Married

Must Get Married

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Pengantin Pengganti Konglomerat
Popularitas:9.5k
Nilai: 5
Nama Author: Ani.hendra

Johanna Kate seorang gadis cerdas yang kehilangan ibunya pada usia muda. Yohanna sama sekali tidak mengetahui keberadaan ayahnya dan mengharuskannya tinggal bersama bibinya dan Nara. Selama tinggal bersama bibinya, Yohanna kerap mendapatkan perlakuan tidak baik.
Setelah lulus SMA, Yohanna diusir. Lima tahun kemudian, Bibi Yohanna berulah lagi. Demi membayar utangnya Hanna di paksa harus menikah dengan lelaki yang sama sekali tidak dikenalnya.
Bagaimana kisah selanjutnya. Apakah Johanna harus menikahi lelaki yang sama sekali tidak dikenalnya.
ikutin terus yuk....
Novel ke sebelas ☺️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ani.hendra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PERUBAHAN BIBI RENATA

💌 MUST GET MARRIED 💌

🍀 HAPPY READING 🍀

.

.

Tujuh hari setelah kepergian ibunya, Hanna masih larut dalam kesedihan. Sementara Renata sibuk mengurus jasa raharja dan semua duit kematian Maria.

Tiba-tiba suara handphone Renata berdering mengagetkannya. Ia tahu panggilan itu dari siapa. Renata ketakutan saat ia menutup panggilan itu. Rentenir mengancamnya jika ia tidak bisa melunasi semua hutang-hutangnya, Nara yang akan jadi sasarannya.

Renata mondar-mandir sambil menggigit jarinya. Ia bingung, apa yang harus dilakukannya. Apalagi mereka mengancam akan mengganggu Nara dan menghalangi Nara untuk bersekolah.

"Ini tidak bisa terjadi."

Tiba-tiba muncul ide cemerlang. Rumah ini harus dijual dan Hanna bisa tinggal bersama dengannya di kota A. Renata kemudian masuk ke sebuah ruangan penyimpanan surat-surat penting milik Maria. Renata menemukan surat itu.

"Aku menemukannya." Renata tersenyum sambil memeluk surat itu. "Ini akhir dari semuanya, aku akan menjual rumah ini untuk melunasi utangku. Tuhan memang baik." ucap Renata senang dan tidak menyadari ada Hanna di belakangnya.

Renata sontak terkejut dan menyembunyikan surat yang diambilnya dari dalam lemari. "Hanna sayang, kamu sudah bangun?"

Kening Hanna mengernyit saat melihat ekspresi bibi Renata. Ia melihat ke arah tangan bibi Hanna. "Apa yang bibi lakukan di kamar ibu?"

Renata mengembuskan napas singkat. "Aku terpaksa mengatakan ini. Sebenarnya aku tidak ingin membebani pikiranmu."

"Membebani apa maksud bibi?"

Lagi-lagi Renata menarik napas panjang "Ibumu meninggalkan banyak utang, Hanna."

"Apa?" Kerutan dahi Hanna terlihat jelas dan ia tidak percaya perkataan bibi Renata.

"Kita harus menjual rumah ini."

Hanna menggeleng. Ia masih tidak percaya ibunya meninggalkan banyak utang. Melihat ekspresi Hanna, Renata mulai kesal.

"Kau tidak mempercayai bibi? Ini kenyataannya. Semua rentenir menghubungi bibi dan kita harus segera melunasinya. Kita harus menjual rumah ini. Kau bisa tinggal di rumah bibi. Semua duit kematian ibumu serahkan kepadaku." tambah Renata.

Hanna hanya terdiam dan tidak mengerti maksud ucapan Bibinya. Ia tahu betul seperti apa ibunya. Tidak mungkin ibunya meninggalkan banyak utang.

"Kau masih tidak percaya? tidak mungkin kau tidak mengetahuinya." ucap Renata kali ini nada suaranya seperti menunjukkan sifat aslinya. "Ibumu sering klub malam dan main judi di sana."

Hanna menggeleng cepat. "Aku percaya ibu, Ini tidak mungkin! Ibuku wanita baik-baik." jawab Hanna.

Renata mendekat ke arah Hanna dan memandangi Hanna dalam-dalam. "Kau tidak percaya? Ha? Kau tidak percaya? Apa kau pikir ibumu baik? Ibumu haus akan kebahagiaan. Dengan cara ke klub dan meminjam uang kepada rentenir itu membuatnya bahagia. Ia bisa melakukan apa saja. Kau harus tau itu."

Hanna menangis saat mendengar perkataan bibinya. Ia tidak percaya dengan semua ini.

Renata mencoba mengendalikan emosinya. Bagaimana pun rencananya harus berjalan dengan baik. "Sekarang dengarkan bibi, kau mau ikut dengan bibi kan?"

Hanna mengangguk dengan pandangan nanar.

"Jika kau ingin ikut dengan bibi, rumah ini harus kita jual. Semua utang ibumu harus kita bayar. Aku tidak mau rentenir mengejar kita sampai ke kota A. Kau mengerti?"

Hanna mengangguk dengan pelan. Ia masih terus menangis di sana.

"Anak pintar." Renata mengusap rambut Hanna dengan lembut dan kembali berkata. "Sudah delapan hari bibi meninggalkan Nara di rumah. Bibi tidak mau berlama-lama di sini. Secepatnya kita harus selesaikan utang-utang ibumu. Aku harap kau mengerti itu."

Lagi-lagi Hanna hanya mengangguk dengan tangisan. "Sudah jangan menangis. Tangisanmu tidak akan menyelesaikan masalah."

Setelah mengatakan itu, Renata meninggalkan Hanna menangis di sana. Ia masih terus mencoba mengerti dengan semua ini. Ia masih tak percaya bahwa ibunya meninggalkan banyak utang.

🔹🔹🔹🔹🔹

Satu bulan setelah tinggal di rumah bibi Renata, semua berubah. Bibi yang biasanya memperlakukannya dengan baik, sekarang mereka terang-terangan bersikap kasar kepada Hanna.

"Berani sekali kau terlambat pulang!" Sebuah tamparan mendarat di pipi Hanna.

"Maaf Bi, aku ada kerja kelompok di sekolah." Jawab Hanna masih dengan jawaban yang sama. Ia menangis di sana, hingga menyulut emosi Renata. Renata tidak suka melihat Hanna menangis. Itu sungguh menjijikkan baginya.

Renata kembali melayangkan tamparan di wajah Hanna untuk yang ke dua kalinya. "Jangan menangis!" Geram Renata.

Hana melihat ke arah Renata dengan tatapan tajam. Lagi-lagi Renata kembali melayangkan tamparan hingga empat kali ke wajah Hanna.

"Berani sekali kau menatap aku seperti itu. Kau anak tidak tahu diri, anak yang sangat memalukan." teriak Renata dengan emosi . Dia memecahkan foto Hanna dengan ibunya hingga pecah berkeping-keping.

Hanna menunduk dan mencoba menyelamatkan foto sebelum disobek Bibinya. "Aku mohon jangan bi," Ucap Hanna menangis.

"Kau masih menangis? Aku bilang jangan menangis. Itu membuatku muak melihatmu. Sekarang keluar dari rumahku!" Teriak Renata menyeret Hanna keluar dari ruangan.

Hanna menggeleng sendu. "Ampun bi, Hanna tidak mau keluar!"

"Aku bilang jangan menangis, mengapa menangis, sangat berisik!" teriak Renata dan terus menjambak rambut Hanna.

Nara yang kebetulan lewat dengan santainya melompat dan tersenyum mengejek kepada Hanna. Ia kemudian berbalik melihat Hana yang sekarang berantakan dan terus menangis. Hanna pun melakukan yang sama, melihat Nara dengan tatapan nanar. Bibi dan Nara tiba-tiba berubah menjadi jahat dan menyiksanya.

"Sekarang kau tidur di gudang. Aku tidak ingin kau satu kamar dengan Nara. Kau selalu mengganggu belajarnya." Renata membuang semua baju Hanna keluar dan menutup pintu dengan sedikit kasar.

Hana terduduk sambil memandangi bajunya yang berantakan. Hanna duduk sambil terus menggenggam tangannya yang kedinginan. Semua kamar sudah terisi dan sama sekali tidak ada kamar kosong. Pandangan Hanna tiba-tiba tertuju pada sebuah gudang yang pintunya sedikit terbuka.

Hanna sedih harus tidur di dalam gudang itu dan tanpa sadar ia tertidur di sana. Renata membawa beberapa obat-obatan dan tiba-tiba terjatuh karena tersandung sesuatu.

"Apa yang kau lakukan disini? Kau seperti orang idiot!" teriak Renata kepada Hanna yang tertidur di lorong dan menggigil kedinginan.

"Dasar bodoh!" Umpat Renata meninggalkan Hanna begitu saja. Hanna tidak menjawab, ia kembali tertidur sambil memeluk lututnya.

Keesokan harinya.

Hanna membawa semua pakaian yang sudah dicucinya untuk di jemur. Ia sudah terlambat untuk berangkat sekolah. Namun, tiba-tiba langkahnya terhenti karena Nara tiba-tiba menjatuhkan sesuatu ke atas pakaian yang baru dicucinya.

"Apa yang kau lakukan Nara?" Hanna menatap Nara dengan kesal namun Nara cuek.

Renata menatap Hanna kesal karena semua cucian yang bersih kotor lagi. Hanna tidak perduli, ia sudah benar-benar terlambat untuk ke sekolah. Hanna membiarkan pakaian itu tanpa di jemur.

"Makanan untukmu sudah tidak ada." ucap Renata ketika melihat Hanna masuk ke ruang makan dan hendak menyiapkan bekal makan siangnya.

"Tapi bi...."

"Kau tidak dengar, tidak ada makan pagi dan siang. Sekarang kau pergilah!"

Renata mengembuskan napas singkat. Benar saja Hanna melihat kotak makan siangnya yang sama sekali belum terisi apapun. Hanna membuka tudung saji dan tidak menemukan apapun. Ia hanya bisa menghela napas. Semua makanan yang ada di atas meja sudah habis. Bibi Renata sengaja melakukan ini.

"Pulang sekolah, kau harus membersihkan halaman belakang. Jangan melibatkan Nara, Nara harus belajar. Kau mengerti?"

Hanna tidak menjawab, Ia hanya masuk ke dalam gudang untuk mengambil tasnya.

"Apa kamu dengar itu? Kau harus membersihkan pekarangan belakang dan kau kerjakan sendirian." Ucap Nara dan berlalu pergi.

Hanna menahan tangan Nara. "Kenapa kalian seperti ini" tanya Hanna.

Nara tertawa. "Apakah kau terlalu bodoh untuk mengerti? Tinggal di rumah ini tidak gratis. Kau harus mengeluarkan tenaga agar bisa makan."

"Aku sudah mengerjakan semuanya." ucap Hanna.

"Apa yang kau kerjakan?" Nara tersenyum mengejek sambil menunjuk ke arah pakaian yang belum dijemur Hanna. "Kau belum melakukan tugasmu dengan baik Hanna."

"Jadi kau melarangku untuk pergi sekolah?"

"Itu lebih baik. Agar aku tidak melihatmu di sekolah. Aku benci dengan semua teman di sekolah. Mengapa mereka lebih memilihmu? Dan aku membenci itu." Ucap Nara emosi.

"Mengapa kau membenciku, bukankah kita keluarga?"

"Kita keluarga? Aku tidak pernah menganggapmu keluarga." Ucap Nara dengan sinis, lalu pergi meninggalkan Hanna.

Hanna memejamkan matanya dengan tangan mengepal. Semenjak kejadian itu, Hanna tidak ingin menangis. Ia harus kuat melewati semua badai ini.

FLASH BACK OFF

.

.

BERSAMBUNG.....

^_^

Tolong dukung ya my readers tersayang. Ini novel ke sebelas aku 😍

Salam sehat selalu, dari author yang cantik buat my readers yang paling cantik.

^_^

1
🌠Yona Yona🌠
semangat
🌠Yona Yona🌠
jadi ingat masa masa di sekolah dulu
dulunya hanya coretan baju doang...eh pulang pulang ke rumah kena marah enyak gue.... pokoknya paling suka jaman jaman sekolah dulu 😍
🌠Yona Yona🌠
semangat
🌠Yona Yona🌠
aku suka aku suka
Cheryl Emery
penasaran
Cheryl Emery
ngapain Levi ngajak ketemuan ya 😃
Mona Seila ☑️
🥰🥰🥰🥰🥰
Mona Seila ☑️
Wah mantap levi, langsung tembak aja gak usah tunggu lagi
Cheryl Emery
tetap semangat Levi, tunjukan bahwa kamu bisa mengambil hati Hanna 😀😃
✨Margareth💫
lanjut dong Tamba seru
✨Margareth💫
semangat thor
Hosanna Feodora
up dong
Hosanna Feodora
🤭🤭🤭🤭🤭🤭🤭
Angela Catrine 💢
ayooooo semangat
Angela Catrine 💢
baca berulang-ulang gak bosan Thor
Briana Annette
semangat
Briana Annette
mantap thor
Magdalena💨
lanjut
Magdalena💨
Baru baca Uda update lagi author
suatu keberuntungan buat aku dah 😆
🎄Claudya🎄
kesal Dia
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!