PELANGI SEHABIS BADAI
Itulah nama yang cocok untuk Liu Ryu. Seorang Anak desa yang mencari keberuntungan di dunia Kultivator.
Masalah demi masalah yang selalu menimpa dirinya justru membawa Ryu mencapai kesuksesan hingga dia tau latar belakangnya yang berasal dari sebuah Klan besar di dunia Abadi.
Saat itulah Ryu berniat untuk membalaskan dendam kepada kelima Sosok Misterius yang telah membantai anggota Klan Liu sejak jutaan tahun yang lalu.
Mampukah Liu Ryu menggapai mimpinya dan membalaskan dendam kepada kelima sosok yang membunuh anggota Klan Liu sejak jutaan tahun yang lalu???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Doom, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CH 31. PORTAL TELEPORTASI
" Lebih baik sekarang kita tinggalkan tempat ini. kurasa sudah tidak ada lagi Harta disini." Ryu beranjak keluar Ruangan tersebut.
Bagaimanapun suatu saat nanti Ryu akan berencana menuju Benua Bintang sebagai rasa terimakasih kepada sosok Senior Kultvator Petir tersebut.
Ditambah lagi, jika tidak dikembalikan maka Perperangan akan selalu saja terjadi karena saling mencurigai siapa yang telah mengambil Kitab mereka dan imbasnya tentu saja rakyat kecil.
Terlebih dengan dukungan kedua Istrinya untuk menjelajah Dunia yang belum mereka ketahui. Tentu saja membuat Ryu tambah bersemangat.
" Saudara Ryu.. Apa kau mendapatkan sesuatu?" Tanya Jun Hui saat mereka telah berada di depan Lorong.
" Mmmm" Ryu menjawab dengan anggukan.
" Baiklah... ini hasil yang kami bagikan." Jun Hui memberikan Cincin Ruang berisi Koin.
" Kalian bagikan saja! Kami telah mendapatkan Bagian." Ryu menolak secara halus.
" Baiklah kalau begitu. Sekarang kita pergi ke Portal dimensi sekarang! sepertinya masih ada waktu" Jun Hui memandu mereka.
......................
Kini Para murid Sekte mulai bermunculan mendekati Portal dimensi sambil menunggu waktu terbuka.
Di sisi lain, terlihat dari Sekte Lembah Racun sedang merencanakan sesuatu sambil berbisik satu sama lain.
Terlihat Para peserta Sekte lain banyak yang kehilangan Anggota mereka terlebih dari Sekte Kecil kini hanya tersisa beberapa Orang.
Dari Pihak Sekte Lembah Racun lah yang terlihat masih banyak. Bahkan Sekte Kuil Kebenaran telah kehilangan beberapa murid.
Tentu saja hal itulah membuat Sekte Lembah Racun memberanikan diri dan berencana membuat Onar.
" Hahaha... Kalian ingin selamat, serahkan semua Harta yang Kalian dapatkan!" Ucap Senior Sekte Kabut Racun.
" Saudara Gao. Apa yang ingin kamu lakukan? bukankah kita semua dapat Andil dalam menjelajahi Dunia keci Tuzi ini?" ucap salah satu Senior sekte.
" Itu benar Saudara Gao. Bahkan kami harus banyak kehilangan Perseta untuk mendapatkan Harta ini." timpal yang lain.
" Aku tidak Peduli. Yang penting sekarang kalian serahkan samua Harta itu pada kami. Atau kami akan mengambilnya secara paksa." Senior Gao mengancam.
" Senior Gao. Apa yang mereka dapatkan itu hak mereka." ucap Ling Hua dari Sekte Kuil Kebenaran.
" Saudari Hua... Apa kau Ingin membela Sekte sampah ini? Lihat di posisi kalian semua, kalian sudah kalah jumlah. Apa ingin Bertarung dengan Kami?" Yang Gao mengancam.
Mendengar ucapan tersebut, Ling Hua sedikit takut mengingat Posisi mereka Kalah Jumlah, bahkan jika digabungkan dengan sekte kecil lain posisi mereka juga Kalah.
Salah satu harapan mereka sekarang adalah Sekte Naga Awan. Namun dari gerak gerik mereka lebih memilih untuk diam.
Melihat dari tatapan mereka, salah satunya untuk menyaingi kekuatan Lembah Racun adalah murid Sekte Naga Awan.
" Aku tidak ingin mencampuri urusan kalian." Hong Li menyadari tatapan tersebut kepadanya.
" Saudara Li. aku tidak menyangka kalian hanya Kelompok Pengecut. Ling Hua sangat Geram.
" Lancang! " Hong Li terlihat marah melepaskan Aura membunuh.
Merasakan Aura pembunuh milik Hong Li, Kini para Murid Sekte kecil nyalinya langsung Ciut berkeringat dingin.
Disisi Lain, Ling Hua merasakan sesuatu yang buruk jika kedua Murid sekte itu melawannya akan sangat sulit, meskipun tingkat Kultivasinya lebih tinggi.
" Begini saja. Jika kamu mau jadi kekasihku, aku akan membantu kalian." Hong Li menatap Ling Hua dengan senyuman.
" Hhhuuufffhh... Aku tidak Sudi." ucap Ling Hua.
" Saudara Li. Bagaimana jika kita Rampas semua harta mereka, lalu kita bagi Dua." Yang Gao sedikit takut jika Hong Li akan membantu pihak Ling Hua.
" Aku tidak mau. Urus saja urusan kalian" Hong Li menjauhi mereka.
" Hahahaha. Sekarang tidak ada lagi yang perlu dikhawatirkan. Rampas Harta mereka!" Perintah Yang Gao.
Pertarungan Antara Sekte Lembah Racun dan beberapa Sekte kecil tidak dapat dihindari. Li Wei, Jingmi dan Jun Hui pun ikut dalam pertarungan.
Sebenarnya Xin Chie dan Huli Yue ingin membantu, Namun hal itu dicegah oleh Ryu. Ryu berfikir Sekte Lembah Racun melakukan itu bukanlah tanpa alasan, melainkan ada hal yang mereka sembunyikan.
" Aku tidak akan membiarkan kalian semena-mena kepada Murid Sekte Lain." Ling Hua mengeluarkan Pedang melompat ke arah Yang Gao.
" Yang Gao. lawanmu adalah aku" Ling Hua melancarkan serangan Pedang kepada Yang Gao.
" Traaang... Traaang... Traaang..." Yang Gao pun menangkis semua serangan dari Ling Hua.
Lengkingan suara Pedang kini terdengar berbagai Arah terlihat beberapa Sekte Kecil mulai kewalahan dan mengalami luka.
Murid Sekte Kuil Kebenaran yang ikut membantu pun juga keawalahan yang juga membuat mereka terluka.
Di area Pertempuran lain Ling Hua terlihat menguasai Pertarungan hingga membuat Yang Gao kewalahan dan melompat ke belakang.
" Wuush" Yang Gao melemparkan sebuah Bubuk.
" Bruukk " Tubuh Ling Hua seketika melemah.
" Hahaha... Kena kau. itu Adalah bubuk Racun Pelemas Tulang." Yang Gao terlihat Senang.
" Dasar Licik. Aku akan membunuhmu!" Ling Hua mengutuk berusaha untuk bangkit.
" Apa? Membunuhku? Lihat Posisimu sekarang Manis... Sekarang akulah yang akan membunuhmu" Yang Gao melompat ke arah Ling Hua.
" Bboooom " Sebuah bayangan yang sangat cepat memukul Yang Gao membuatnya terpental.
" Apa?" semua menoleh ke arah suara. Seakan pertarungan terhenti.
" Uhuuk" Yang Gao memuntahkan darah segar.
Di Balik Bubuk Racun yang sangat Pekat Telihat Sosok yang sedang menggendong Ling Hua keluar dari Kabut beracun tersebut.
" Senior " Murid Sekte Kuil Langit berlari ke arah Ling Hua.
" Saudara Ryu. Kau kah itu?" Ling Hua berusaha mengangkat tangannya berusaha menyentuh topeng tersebut.
tidak berkata apapun, Ryu mengangguk kecil menempelkan tangannya ke Dada Ling Hua untuk menyedot Racun.
Seketika Tubuh Ling Hua mulai membaik dan semua Racun pada tubuhnya kini telah Hilang, kini Xin Chie dan Huli Yue pun datang ke tempat itu.
" Chie'er, Yue'er... Berikan Pil pada murid yang terluka." Ryu berjalan ke Arah Yang Gao bersama Murid Juniornya.
" Senior Gao." Para murid Sekte Lembah Racun mulai berdatangan ke arah Yang Gao.
" Aku tidak Apa-apa." Yang Gao kembali bangkit dengan penuh Amarah mengisyaratkan sesuatu Kepada Juniornya.
" Mmmmm" Semua mengangguk melemparkan beberapa bubuk Racun ke arah Ryu menutupi seluruh Areal tempat Ryu berada.
" Apa? " Semua murid Sekte lain Lain merasa Khawatir dengan bubuk itu.
" Hahahaha. Mati Kau " Yang Gao tertawa lepas diikuti Para Juniornya.
Semua sangat menyayangkan bahkan semua Murid Sekte yang ada di tempat itu mengutuk kelicikan dari Murid Sekte Lembah Racun.
Terlihat Percikan Petir yang sangat kuat menghisap Kabut Racun tersebut membuatnya Semakin menipis dan Hilang tanpa sisa.
" Apa?" Semua kembali Kaget membulatkan mata saat melihat Sosok yang ada di tempat itu masih berdiri tegak dan santai.
" Kalian pikir dengan Racun ini bisa membunuhku? Sekarang Sekarang ku kembalikan Racun kalian dengan dengan Bonusnya" Ryu menggunakan Teknik Dasar Petir mengguncang Semesta.
" Booomm... Bboooom Booomm" Hujan Petir manyambar Seluruh Murid Sekte Lembah Racun.
Terlihat beberapa Potongan dari Semua Murid Sekte Lembah Racun Berserakan Kecuali Tubuh Yang Gang yang Masih utuh, meskipun juga mati.
" GLUUUGG" Semua menelan ludah melihat kengerian tersebut.
" Jadi ini yang dinamakan Teknik Dasar. Sangat mengerikan" Ryu tidak menyangka apa yang baru saja dia lakukan.
Ryu kembali berjalan ke arah Kedua Istrinya dan Ling Hua Berada dengan santai menyambut Wajah yang terlihat ketakutan dengan senyuman.
" Saudara Ryu" Jun Hui, Li Wei, dan Jingmi menyapa Ryu sedikit Gugup.
" Aaahh... Maaf telah membuat kalian Khawatir" Ryu menyapa mereka dengan ramah.
" Kalian Ambil saja Semua Harta yang ada pada Murid Sekte Lembah Racun itu sebagai Ganti Rugi karena mereka telah melukai Kalian. Dengan satu Syarat, jangan beritahukan kejadian ini.!" Ryu memandang Para Murid Sekte kecil.
" Ba...Baik" mereka menjawab dengan Gugup menuju Potongan Mayat dari Sekte Lembah Racun.
" Saudara Ryu. Terimakasih atas bantuannya!" Ling Hua yang sedari tadi sudah sadar yang juga sebagai Saksi mata kejadian tersebut.
" Tidak masalah. Sudah menjadi kewajiban kita menjadi Seorang Kultivator untuk saling melindungi. Dan Untuk Murid Sekte Lembah Racun, memang pantas untuk mereka karena sudah banyak melakukan Kejahatan." ucap Ryu.
Mendengar ucapan tersebut Baik dari Sekte Kuil Kebenaran dan beberapa Sekte Kecil sangat setuju akan hal itu, mengingat mereka lah yang sering membuat ulah.
Dari Kejauhan semua murid Sekte Naga Awan yang dari Awal terus memperhatikan serangkaian kejadian, kini mereka Hanya memilih Diam dan tidak ingin berurusan dengan Sosok tersebut hingga di kemudian hari.
" Ka Ryu... Sepertinya Portal Dimensi mulai terbuka." Huli Yue bersuara.
" Saudari Hua, Wei, Jingmi, Saudara Hui. Suatu hari Nanti Kami akan bertamu ke Sekte Kalian." Ryu memandang mereka dengan ramah.
" Wuush" tiga Bayangan seperti Kilat menuju Pintu Dimensi.
Semua kembali terlihat kaget, bagaimana bisa seorang Kultivator masih Level 45 dan 46 bisa secepat kilat.
" Saudara Ryu... kuharap kamu tidak akan melupakan janjimu" Sebuah senyuman Puas terlihat dari wajah Jun Hui
Semua dari Murid Sekte kecil juga sangat senang dengan sosok yang baru saja mereka kenal yang begitu sangat ramah namun menyimpan kekuatan yang besar.
Kecuali Ling Hua, kini Fikirannya mulai kacau masih merasakan Sentuhan hangat dari sosok yang menyelamatkan hidupnya dari kematian namun mencoba untuk menyembunyikan hal tersebut agar tidak diketahui Juniornya.
Saat Pintu terbuka lebar, semua yang ada disitu melompat untuk keluar dari Dunia Kecil Tuzi.
Kini di depan Pagoda kembar semua menantikan kedatangan dari murid mereka masing-masing.
Satu-persatu murid pun keluar dari Dunia kecil dengan membawa Sumber daya yang mereka kumpulkan untuk keperluan sekte dan untuk mereka sendiri.
Setelah semua murid Sekte lain sudah meninggalkan tempat itu, kini hanya tinggal sosok wanita Cantik seusia 40 Tahun sedang menunggu Muridnya yang masih belum muncul hingga Portal Dimensi tertutup rapat dengan sempurna.
Di Tempat yang sudah jauh dari Pagoda kembar, Ryu dan Kedua Istrinya terus melanjutkan perjalanan mereka melewati Hutan menuju ke arah sumber air Panas.
Setelah menempuh Perjalanan berhari-hari kini mereka telah tiba di depan sebuah Goa dimana tempat Sumber Air Panas berada.
Setelah Sampai di dalam Goa, Ryu langsung mengeluarkan Chaizu untuk menyerap Siluman Kelinci yang mereka dapatkan dari Dunia kecil Tuzi.
Begitupun Xin Chie dan Huli Yue juga tidak ingin kalah mengeluarkan Hewan Kontrak mereka agar bisa menyerap tumpukan mayat kelinci tersebut.
Kini Ryu berjalan ke arah Goa yang Cukup Luas lalu menancapkan 3 Batu Bintang yang dia dapatkan sebelumnya kemudian membuat Pola Lingkaran dengan ukiran yang sangat rumit di tengah 3 Tiang tersebut
Waktu berjalan hingga memakan waktu seharian, hingga Prosese tersebut telah selesai dengan keringat bercucuran di seluruh tubuhnya karena banyak menguras energi Spiritual.
" Haaahh. Akhirnya selesai juga." Ryu dengan napas Ngos-ngosan.
" Ka Ryu. Apa itu bentuk dari Portal Teleportasi? tanya Huli Yue.
" Benar. Teleportasi akan berfungsi jika kita membuat di tempat yang kita tandai seperti ini Juga. Jadi kita harus kembali ke Sekte Lembah Persik besok pagi." ucap Ryu.
" Kami akan selalu ikut kemana Ka Ryu berada." ucap Xin Chie.
" Sepertinya aku akan mandi dulu di Kolam Air Panas." Ryu beranjak dari tempat duduk menuju Kolam Air Panas.
" Adik Yue" Xin Chie memberi isyarat.
" Mmmmm" Huli Yue mengangguk mengerti maksud Xin Chie.
Di Kolam kecil Ryu terlihat Asik membersihkan dirinya, tiba-tiba Xin Chie dan Huli Yue datang ke tempatnya.
" Kenapa kalian disini?" Ryu kaget menutup bagian tubuhnya.
" Kami mau mandi " mereka berjalan mendekati Ryu.
" Gantian." muka Ryu memerah.
" Kami tidak tahan lagi. Kami juga Merasa gerah kelamaan menunggu." Kedua Istrinya melepaskan beberapa bagian pakaian.
" Ah sudahlah. Kalian bisa mandi Disana" Ryu menunjuk ke arah Kolam kecil cukup jauh dari tempatnya.
" Kami juga mau disini " Mereka sudah berdiri di pinggir kolam.
" Hah. terserah!" Ryu sudah pasrah.
" Bbyyyuuur " keduanya melompat ke Kolam Ryu berada.
Setelah mereka selesai mandi Ryu meminta Xin Chie dan Huli Yue mempelajari Kitab Teleportasi dan Pelindung Tempurung Kura-kura. Sementara Ryu sendiri hanya membaca beberapa Kitab yang lain sekedar menambah pemahaman tentang Dunia Kultivator.
......................
Keesokan pagi mereka beranjak dari tempat tersebut untuk kembali Ke Sekte Lembah Persik untuk membuat 1 tempat Teleportasi lagi.
Setelah keluar dari Goa, Ryu menatap kembali mulut Goa seakan memikirkan sesuatu.
" Chie'er, Yue'er. Aku akan memasang Teknik Kedua Pelindung Kura-kura agar tidak ada yang bisa menembus dan melihat Mulut Goa ini. Tapi aku butuh bantuan Kalian untuk menambah Kekuatan Pelindung." ucap Ryu.
" Mmmm " Xin Chie dan Huli Yue mengangguk setuju.
Xin Chie dan Huli Yue pun mentransfer Spiritual milik mereka kepada Ryu yang kini juga berkonsentrasi menyerap Spiritual milik Kedua istrinya
"Wuush" Pelindung Kura-kura telah aktif.
" Jika seperti ini aku yakin Kultivator dibawah Level 80 bahkan Siluman Berusia 100rb Tahun juga tidak mampu menemukannya bahkan menembusnya." ucap Ryu.
" Chie'er keluarkan Hewan Kontrak milikmu. Kurasa kita menggunakan Jinying agar lebih cepat menuju Sekte Lembah Persik.
Xin Chie mengeluarkan Jinying lalu menaikinya diikuti Ryu dan Huli Yue langsung melesat terbang menuju Sekte Lembah Persik.
kan 21 org