Zahwa adalah seorang gadis soleha yang cantik dan juga baik hati, rela menerima perjodohan yang dilakukan oleh ayahnya kepada anak temannya pak Gunawan Wijaya demi membalas budi kepada temannya itu, karna dulu disaat mereka kesusahan ekonomi pak Gunawan lah yang telah bembatu memberikan modal kepada ayahnya.
Anton Wijaya adalah pria yang memiliki wajah tampan dengan tubuh yang perfek, ditambah lagi dengan kekayaan keluarganya yang sudah pasti jatuh kepadanya sebagai anak laki laki membuat setiap wanita terpesona dan ingin menjadi kekasihnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitri Zamartha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13
Zahwa sudah berada di dalam kamar, dia duduk diatas sofa tempat biasa dia tidur, Zahwa ingin mengolesi tangannya yang masih nampak merah dengan salep dan ketika dia sedang membuka tutup salep, Anton tiba tiba membuka pintu dan masuk, dia melihat apa yang sedang ingin dilakukan istrinya itu. Anton pun melangkah mendekati Zahwa lalu dia ikut duduk di samping istrinya itu dan mengambil salep yang ada ditangan Zahwa, Zahwa kaget bukan kepalang dia menoleh kesamping suaminya sambil badan bergetar jantungnya berdegup kencang, dari tadi dia memang bingung dengan semua tingkah suaminya yang tiba tiba sedikit terlihat manis kepadanya namun juga masih terlihat canggung.
Ada apa ini kenapa denganmu mas, salah apa aku?.
Fikir Zahwa yang tertunduk dan memejamkan matanya, dia seperti anak kecil yang sudah siap di marahi orang tua saat melakukan kesalahan.
Zahwa lagi lagi kaget saat Anton menarik dan merasakan dingin ditanggannya karna salep yang dioleskan Anton pada tangannya yang memerah.
"Aku minta maaf." Ucap Anton sambil masih mengolesi tangan istrinya.
"I iya mas gak apa apa." Zahwa menjawab ragu merasa tidak percaya dengan ucapan suaminya barusan.
"Aku memang sudah keterlaluan selama ini dengan mu, setidaknya meski aku tidak bisa menerimamu sebagi istri, tapi aku bisa menganggapmu teman." ucap Anton sambil mengangkat wajahnya menatap mata Zahwa.
Zahwa pun membalas tatapan Anton lalu menganggukan kepalanya beberapa kali, menyetujui ucapan yang baru saja keluar dari mulut Anton, tapi jantungnya masih saja berdebar debar dia masih tidak percaya dengan semua ucapan dan sikap Anton yang tiba tiba saja berubah sore ini, Zahwa hanya mengetahui sifat suaminya yang pemarah karna memang semenjak menjadi istri Anton dia tidak pernah mendapat perlakuan hangat dari suaminya itu, sehingga wajar saja jika dia merasa heran dengan perubahan sikap suaminya itu, padahal sebenarnya dulu Anton adalah lelaki yang sangat penyayang, hangat dan penuh perhatian tapi sikap itu tentu saja hanya ditunjukkannya kepada Sarah.
"Mulai sekarang tidurlah di atas kasur bersama ku." ucap Anton yang sudah duduk bersandar disofa karna sudah selesai mengobati tangan Zahwa.
Lagi lagi Zahwa terkejut dengan ucapan suaminya, jantungnya berpacu lebih cepat dan dengan bibir bergetar dia mencoba menolak tawaran suaminya itu.
"Ti tidak usah mas aku bisa tidur disini saja." Zahwa mencoba untuk menolah.
"Sudah tidak perlu menolak begitu, nanti kalau mama tahu selama ini kamu tidur disofa aku bisa dimarahi lagi, tidak usah khawatir aku tidak akan apa apain kamu." Ucap Anton tersenyum menatap Zahwa dia bisa tau dengan ke khawatiran Zahwa karna wajah istrinya itu nampak pucat seketika.
"Kamu tidak mau kan kalau aku dimarahi mama.? kan mulai sekarang kita berteman." sambung Anton lagi sambil menjulurkan jari kelingkingnya ke hadapan Zahwa.
Zahwa tersenyum seketika wajahnya kembali normal, dan dia pun mengangkat tanganya dan melingkarkan jari kelingkingnya ke jari kelingking milik Anton yang ada di hadapannya.
"Iya mas" Sahut Zahwa sambil mengangguk menyetujui.
Baiklah mas semua ini demi kamu, aku akan mencoba menjadi teman baikmu suamiku. fikir Zahwa.
Malam itu Zahwa benar benar tidur diatas kasur bersama dengan Anton, dia meletakkan guling ditengah tengah mereka sebagai jarak dan tidur memunggungin Anton, Anton hanya tersenyum melihat tingkah Zahwa, dia pun saja baru pertama kalinya tidur berdua dengan seorang perempuan. Namun ketika terbangun Zahwa kaget karna dia melihat tangan Anton yang sudah berada dipinggangnya guling pemisahpun tidak pada tempatnya lagi, pelan pelan Zahwa menyingkirkan tangan Anton lalu bangun dan menuju kamar mandi. Setelah melakukan sholat subuh Zahwa membangunkan Anton untuk sholat juga, lalu dia turun ke bawah dan pergi ke dapur untuk membantu pekerjaan pembantu membuat sarapan, karna ada kedua kakak iparnya yang menginap jadi jumblah porsi menu sarapan pun bertambah sedikit lebih banyak.