seorang dokter yang terkesan cuek dan dingin di jodoh kan dengan calon dokter yang cantik dan ceria, bagai mana kiasah mereka selanjutnya????
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aily sauri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 9
"ayo turun kiat sudah sampai" ucap Atar dengan lembut, namun Kia masih saja diam di dalam mobil ia masih sangat ragu untuk turun.
"Kia dengerin mas kamu jangan ragu ya kan ada mas di sini kita hadapi semua nya bersama sama"
"Tapi kia takut mas" jawab nya sambil gemetar.
"Tidak perlu takut ada mas di samping kamu" Kia pun mengangguk.
Kedua nya mulai turun dari mobil dan melangkah menuju rumah Abi Kia, saat kedua nya tepat berada di depan pintu rumah tersebut tiba tiba Kia memegangi kepala nya sambil meringis membuat Atar khawatir.
"Kia kamu kenapa??" Tanya Atar khawatir.
"Kia gak papa kok hanya kepala Kia sedikit pusing mas" Jawab ya sambil memegang di kepalanya.
"Apa kita perlu ke rumah sakit, mas jadi khawatir sama" usul Atar.
"Tidak perlu mas Kia gak papa kok" jawab nya.
"Yaudah kamu rileks ya jangan tegang ada mas kok di samping kamu" ucap nya menguatkan Kia, Kia pun tersenyum dan mengangguk kan kepala nya.
Atar mulai menekan bel rumah tersebut, tak lama sorangan wanita membuka nya Kia tau jika wanita tersebut adalah istri dari Abi nya.
"Maaf cari siapa??" Tanya wanita tersebut.
"Kamu mau cari pak Samsul apa ada??" Udah Atar.
"Oh sialh kan masuk" ajak nya.
Kia dan Atar pun langsung masuk ke dalam rumah tersebut, Kia sangat bersyukur karan wanita tersebut tidaknmengenali diri nya.
"Silah kan duduk saya panggilan kan dulu suami saya" ucap nya. Kedua nyaboun mengangguk.
"Duduk Kia jangan tegang, rileks okay" ucap Atar bada Kia.
Kia duduk dengan gelisah rasa nya ia ingin sekali pergi dari rumah tersebut dan berlari memeluk umi nya, rasa nya ia bener bener tidak kuat dengan semua ini.
"Azqiara putri Abi" ucap seseorang yang masih mematung melihat keberadaan Kia, Kia masih duduk dengan wajah yang sangat sulit di artikan rasa nya begitu kaku, Kia mulai berdiri saat melihat Abi nya dan Abi Kia pun mulai mendekat pada putri nya.
"Abi" ucap Kia pelan dengan mata yang berkaca kaca.
"Kemari lah nak" ucap Abi Kia sambil merentangkan kan tangan nya agar Kia masuk ke dalam pelukan nya, tubuh Kia merasa kaku, hati nya sakit saat ingatan ingat masa kelam nya kembali melintas dalam hatinia terus memanggil nama umi nya agar menguatkan hati nya tapi sayang rasa nya ia bener bener tak mampu hingga kelapa nya semakin berat dan pandangan nya menggelap
"Kia....." Teriak Atar saat melihat tubuh Kia jatuh pingsan untung dengan sigap ia mengakap tu udh Kia walaupun Atar merasa berdosa karannyelah menyentuh tubuh wanita yang belum halal untuk nya tapi mau bagai mana lagi ini darurat
"Kia putri Abi bangun nak" ucap Abi Kia mengahapiri putri nya.
"Bawa Kia ke kamar " ucap abi Kia pada Atar, tanpa menunggu lama Atar pun langsung mengangkat tubuh Kia menujunkamar walaupun dalam hati terus beristighfar karan telah menyentuh wanita yang bukan muhrimnya.
"Maaf pak bisa panggil kan dokter untuk memeriksa Kia" ucap Atar dengan sopan.
Atar memang seorang dokter dan dia juga bisa memeriksa Kia tapi hanya memeriksa saja karan ia tak membawa apa apa tapi Atar juga merasa ragu untuk memeriksa Kia walaupun dengan pasien lain ia proporsional tapi dengan kianyang berstatus sebagai calon istri nya membuat Atar tak leluasa, akhir nya ia memutuskan untuk memanggil dokter wanita pada Abi Kia.
"Baik saya akan panggil kan dokter dulu " ucap Abi Kia lalu keluar dari kamar tersebut.
"Astaghfirullah..." Atar kembali beristighfar karan lagi lagi ia terjebak dalam situasi seperti ini dimana sekarang hanya ada diri nya dan Kia di dalam kamar tersebut, Atar memandang wajah calon istri nya yang terlihat sangat pucat.
"Kenapa anda bisa bersama dengan putri saya" tita tiba suara itu mengejut kan Atar.
"Maaf sebelumnya nya pak jika saya lancang, perkenalkan nama saya Atar dan insya Allah saya adalah calon suami Kia"
"Apa??? Anada tidak sedang bercanda kan" tanya Abi Kia memastikan.
"Saya serius pak, kedangan saya dan Kia kemari ingin meminta restu anda untuk pernikahan kami tapi mungkin Kia belum bisa berdamai dengan masa lalu hingga membuat nya seperti ini" jawab Atar.
"Iya Kia memang sangat kecewa pada saya, mungkin dia takut melihat saya" jawab nya dengan raut wajah yang sedih.
"Iya saya mengerti pak karana Kia sudah menceritakan nya pada saya tapi walaupun begitu saya bisa melihat jika Kia sangat merindukan sosok Abi nya" jawab Atar sambil tersenyum dan Abi Kia pun tersenyum sambil melihat Atar.
Tak lama seorang dokter wanita datang dan di minta untuk langsung memeriksa Kia.
"Bagai mana keadaan putri saya dok" tanya Abi Kia.
"Pasien hanya mengalami setres ringan mungkin banyak yang ia pikir kan dan membuat nya ketakutan hingga dia tak bisa menahan nya dan jatuh pingsan, untuk sekarang keadaan nya masih sangat lemah" jelas dokter.
"Astaghfirullah " Abi Kia merasa bersalah.
"Saya udah menyuntikan obat pada Pasian dan ini ada resepsionis obat juga"
"Terima kasih dok" ucap Abi Kia.
Dokter pun pergi darinkamar tersebut.
"Kia bangun nak maaf kan Abi, maaf kan semua kesalahan Abi, Abi sangat merindukan putri Abi" ucap nya sambil terisak.
"Saya titip Kia, jika sudah sadar tolong kabari saya itu pun kalau kia mau bertemu Dangan saya, saya tau kesalahan saya terlalu besar hingga membuat Kia sulit untuk memaafkan saya" ucap Abi Kia pada Atar, Atar pun menggangguk.
Atar duduk di sofa di kamar tersebut tak lupa ia juga membuka lebar lebar pintu kamar nya agar tidak terjadi pitnah nanti nya.
Sudah cukup lama Atar menunggu Kia hampir dua jam namun Kia tak kunjung bangun apa ini efek obat yang telah di berikan oleh dokter fikir Atar.
Ia merasa cemas dan khawatir atas keadaan colon istri nya sekarang, Atar pun bergegas keluar dari kamar untuk menemui Abi Kia.
"Permisi pak, apa saya mengganggu anda" ucap Atar dengan sopan.
"Tidak, apa Kia sudah sadar" tanya nya.