NovelToon NovelToon
Kembali Ke Masa Lalu

Kembali Ke Masa Lalu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Reinkarnasi / Romansa Fantasi / Time Travel / Fantasi Wanita / Rebirth For Love / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: Lady_Xiyun

"Kaluna, putri mahkota yang terhukum penggal karena kesalahan dan dosa yang tidak pernah dia lakukan. Fitnah dan kebencian telah menghancurkan hidupnya, tetapi Kaluna tidak akan menyerah. Sebelum ajalnya tiba, dia berdoa kepada dewa untuk diberikan kesempatan kedua. Dia berjanji untuk tidak menjadi putri mahkota lagi, tetapi untuk membalas dendam kepada mereka yang telah menghancurkan hidupnya.

Apakah Kaluna akan berhasil kembali ke masa lalu dan membalas dendamnya? Ataukah dia akan terjebak dalam lingkaran kebencian dan dendam yang tidak pernah berakhir? Ikuti perjalanan Kaluna dalam cerita ini, dan temukan jawabannya."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lady_Xiyun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Cinta vs Kewajiban

Saat mereka telah tiba di kediaman Blackwood, keluarga Blackwood terkejut melihat kedatangan Grand Duke Muda Damian bersama Lady Kaluna dan Rina. Mereka tidak menyangka bahwa Grand Duke Muda Damian akan pulang bersama Lady Kaluna.

"Apa yang telah terjadi?" tanya Duke Arin, ayahanda Lady Kaluna, dengan penasaran. "Mengapa kamu pulang bersama Grand Duke Muda Damian?"

Lady Kaluna tersenyum dan menjelaskan apa yang terjadi.

"Kami dihentikan oleh penjahat dalam perjalanan pulang," kata Lady Kaluna. "Tapi Grand Duke Muda Damian melindungiku dan mengalahkan mereka."

Keluarga Blackwood terkejut dan berterima kasih kepada Grand Duke Muda Damian.

"Terima kasih, Grand Duke Muda Damian," kata Duchess Lirien, ibunda Lady Kaluna. "Kami sangat berterima kasih atas bantuanmu."

Grand Duke Muda Damian tersenyum dan mengangguk.

"Aku hanyalah melakukan apa yang harus aku lakukan," kata Grand Duke Muda Damian. "Aku tidak ingin melihat Lady Kaluna terluka."

Duke Arin memandang Grand Duke Muda Damian dengan penasaran.

"Apakah kamu mau makan malam di sini sebagai bentuk terima kasih kami karena mau membantu Kaluna tadi?" tanya Lord Kaiden.

Grand Duke Muda Damian terkejut karena di tawari singgah sampai malam tiba untuk sekedar makan malam atau mungkin sebagai ucapan terima kasih sajakah.

"Baiklah aku akan singgah sampai malam," kata Grand Duke Muda Damian menyanggupi permintaan dari Duke Arin.

Duke Arin tersenyum dan mengangguk.

"Aku paham," kata Duke Arin. "Kaiden dan Kyrien tolong jamu Grand Duke Muda Damian dengan baik." pinta Duke Arin kepada kedua putranya sebelum pergi dari sana.

Damian segera mengikuti langkah dari putra sulung Duke Arin, Kaiden. Mengajaknya ke tempat tentara pribadi blackwood yang sedang melatih dan mulai berbincang sampai tak terasa malam pun tiba dan mereka langsung pergi ke meja makan.

Saat mereka duduk di meja makan, Grand Duke Muda Damian merasa sedikit tidak biasa karena dia tidak terbiasa makan bersama keluarga lain. Tapi, dia berusaha untuk bersikap sopan dan menghargai kesempatan ini.

Duke Arin memulai percakapan dengan membicarakan tentang kejadian yang terjadi hari ini. "Aku sangat berterima kasih atas bantuanmu hari ini, Grand Duke Muda Damian," kata Duke Arin. "Kamu telah menyelamatkan Lady Kaluna dari bahaya."

Grand Duke Muda Damian tersenyum dan mengangguk. "Aku hanya melakukan apa yang harus aku lakukan," kata Grand Duke Muda Damian. "Aku tidak ingin melihat Lady Kaluna terluka."

Lady Kaluna sendiri terlihat sedikit malu-malu karena dibicarakan tentang kejadian hari ini. Tapi, dia juga terlihat berterima kasih kepada Grand Duke Muda Damian.

Saat makan malam berlangsung, Grand Duke Muda Damian mulai merasa lebih nyaman bersama keluarga Blackwood. Dia mulai berbincang dengan Kaiden dan Kyrien tentang berbagai hal, dari politik hingga olahraga.

Duchess Lirien juga terlihat sangat senang memiliki Grand Duke Muda Damian sebagai tamu. Dia berusaha untuk membuatnya merasa nyaman dan dihargai.

Saat malam berlangsung, Grand Duke Muda Damian merasa bahwa dia telah membuat keputusan yang tepat dengan menerima tawaran Duke Arin untuk makan malam bersama. Dia merasa bahwa dia telah membangun hubungan yang lebih baik dengan keluarga Blackwood, dan bahwa dia telah menemukan sesuatu yang spesial dalam Lady Kaluna.

Lady Kaluna terlihat sedang melamun di taman kaca yang indah di kediaman Blackwood. Dia terlihat sangat tenang dan damai, tapi juga sedikit terlihat bingung.

Kaiden, kakaknya, melihatnya dari jauh dan langsung menghampirinya. "Kaluna, apa yang kamu pikirkan?" tanya Kaiden dengan penasaran.

Lady Kaluna terkejut dengan pertanyaan dari kakaknya dan langsung mengalihkan pandangannya. "Aku tidak memikirkan apa-apa, Kakak," kata Lady Kaluna dengan santai.

Tapi Kaiden tidak percaya. Dia tahu bahwa adiknya sedang memikirkan sesuatu yang serius. "Kaluna, aku tahu kamu sedang memikirkan sesuatu," kata Kaiden dengan lembut. "Apakah itu?"

Lady Kaluna terlihat sedikit tidak nyaman dan tidak tahu apa yang harus dikatakan. Tapi Kaiden tidak menyerah. Dia terus bertanya sampai Lady Kaluna akhirnya menjawab.

"Kakak, aku... aku tidak tahu apa yang harus aku katakan," kata Lady Kaluna dengan tergagap. "Tapi aku merasa bahwa aku sedang memikirkan tentang Grand Duke Muda Damian."

Kaiden terkejut dengan jawaban adiknya. "Grand Duke Muda Damian?" ulang Kaiden. "Apa yang terjadi antara kamu dan dia?"

Lady Kaluna terlihat sedikit tidak nyaman dan tidak tahu apa yang harus dikatakan. Tapi Kaiden terus bertanya sampai Lady Kaluna akhirnya menjawab.

"Kakak, aku... aku tidak tahu apa yang terjadi," kata Lady Kaluna dengan tergagap. "Tapi aku merasa bahwa aku telah menyukainya."

Kaiden terkejut dengan jawaban adiknya. Dia tidak menyangka bahwa adiknya akan jatuh cinta dengan Grand Duke Muda Damian. Tapi dia juga tidak ingin menghalangi adiknya dari mengejar cintanya.

"Kaluna, aku akan selalu mendukungmu," kata Kaiden dengan lembut. "Tapi kamu harus berhati-hati. Grand Duke Muda Damian adalah seorang pria yang sangat berkuasa dan berpengaruh."

Kaluna menatap Kaiden dengan penasaran, ingin bertanya tapi ragu - ragu.

"Menurut kakak dia seperti apa?" ucap Kaluna.

"Kamu tahu kan selama ini dia hanya tahu berperang saja dan selama hidupnya mungkin dia akan selalu ada di medan perang selain itu aku tidak tau."ucap Kaiden.

"Tapi, menurut rumor, dia mempunyai hubungan dengan Putri Helena. Apakah benar, Kakak."ucap Kaluna menatap Kaiden penasaran.

"Kalau masalah itu aku tidak tau adik walaupun putri helena anak raja Everard dan mereka bersepupu dan boleh saja menikah tapi kita tidak tau kenyataan lainnya kan." ucap Kaiden "oh ya ini sudah larut malam lebih baik kamu cepat beristirahat." ucap Kaiden lagi di angguki Kaluna.

Lady Kaluna mengangguk dan berterima kasih kepada Kaiden atas nasihatnya. Dia memahami bahwa Kaiden hanya ingin melindunginya dari kemungkinan bahaya yang mungkin timbul dari hubungannya dengan Grand Duke Muda Damian.

Setelah berbicara dengan Kaiden, Lady Kaluna memutuskan untuk pergi ke kamarnya untuk beristirahat. Dia merasa lelah dan ingin memikirkan tentang apa yang telah terjadi hari ini.

Saat dia berbaring di tempat tidurnya, Lady Kaluna tidak bisa tidak memikirkan tentang Grand Duke Muda Damian. Dia merasa bahwa dia telah menemukan sesuatu yang spesial dalam dirinya, tapi dia juga merasa bahwa dia harus berhati-hati.

Lady Kaluna memutuskan untuk menunggu dan melihat apa yang akan terjadi selanjutnya. Dia ingin memastikan bahwa dia telah membuat keputusan yang tepat sebelum melangkah lebih jauh.

Sementara itu, di kamarnya sendiri, Kaiden juga sedang memikirkan tentang apa yang telah terjadi hari ini. Dia merasa bahwa adiknya telah menemukan sesuatu yang spesial dalam diri Grand Duke Muda Damian, tapi dia juga merasa bahwa dia harus melindungi adiknya dari kemungkinan bahaya yang mungkin timbul.

Kaiden memutuskan untuk memantau situasi dan melihat apa yang akan terjadi selanjutnya. Dia ingin memastikan bahwa adiknya telah membuat keputusan yang tepat sebelum melangkah lebih jauh.

...****************...

Lady Kaluna sedang bersantai di taman kaca, menikmati sinar matahari pagi yang hangat dan menyenangkan. Suasana pagi yang tenang membuatnya merasa lebih santai.

Rina, pelayannya, masuk ke taman kaca dengan wajah yang sedikit serius.

"Milady, ada kabar penting," kata Rina. "Putri Helena telah mengirimkan undangan pesta minum teh ke kediaman kita."

Lady Kaluna terkejut dan langsung duduk tegak. "Pesta minum teh? Apa maksudnya?" tanya Lady Kaluna dengan penasaran.

Rina mengangguk. "Menurut undangan, Putri Helena ingin mengadakan pesta minum teh untuk memperkenalkan dirinya kepada masyarakat bangsawan di sini. Dan dia telah memilih beberapa orang untuk diundang, termasuk Milady."

Lady Kaluna terlihat berpikir sejenak. "Apa yang harus aku lakukan, Rina?" tanya Lady Kaluna.

Rina mengangguk. "Milady harus memutuskan apakah ingin menghadiri pesta tersebut atau tidak. Jika Milady ingin menghadiri, aku akan membantu Milady mempersiapkan diri."

Lady Kaluna terlihat berpikir sejenak lagi sebelum akhirnya membuat keputusan. "Aku akan menghadiri pesta tersebut, Rina. Tolong persiapkan diriku."

Rina mengangguk dan tersenyum. "Baik, Milady. Aku akan mempersiapkan diri Milady sebaik mungkin."

Lady Kaluna meminta Rina untuk mempersiapkan hadiah untuk Putri Helena. "Rina, aku ingin mempersiapkan hadiah untuk Putri Helena. Tolong cari sesuatu yang indah dan pantas untuknya," kata Lady Kaluna.

Rina mengangguk dan tersenyum. "Baik, Milady. Aku akan mencari hadiah yang paling indah dan pantas untuk Putri Helena."

Rina kemudian pergi ke ruang penyimpanan hadiah dan mulai mencari hadiah yang sesuai. Setelah beberapa saat, Rina kembali ke Lady Kaluna dengan membawa sebuah kotak kecil yang dihiasi dengan bunga-bunga indah.

"Milady, aku telah menemukan hadiah yang paling indah dan pantas untuk Putri Helena," kata Rina dengan bangga. "Ini adalah sebuah kalung emas yang dihiasi dengan permata berlian. Aku pikir ini akan sangat disukai oleh Putri Helena."

Lady Kaluna terlihat sangat puas dengan hadiah yang dipilih oleh Rina. "Wah, Rina, kamu sangat pandai memilih hadiah. Aku yakin Putri Helena akan sangat menyukai kalung ini," kata Lady Kaluna dengan senyum.

Rina tersenyum dan mengangguk. "Terima kasih, Milady. Aku senang bisa membantu Milady mempersiapkan hadiah untuk Putri Helena."

Setelah mempersiapkan hadiah, Lady Kaluna dan Rina mulai mempersiapkan diri untuk menghadiri pesta minum teh di kediaman Putri Helena. Lady Kaluna memilih gaun yang indah dan elegan, sementara Rina membantu dia merias wajah dan mengatur rambutnya.

Saat mereka selesai mempersiapkan diri, Lady Kaluna memandang dirinya di cermin dan merasa puas dengan penampilannya. "Rina, aku merasa sangat cantik hari ini," kata Lady Kaluna dengan senyum.

Rina tersenyum dan mengangguk. "Milady, kamu memang sangat cantik hari ini. Aku yakin Putri Helena akan sangat terkesan dengan penampilan Milady."

Lady Kaluna tersenyum dan berterima kasih kepada Rina. "Terima kasih, Rina. Aku tidak bisa melakukan semua ini tanpamu."

Setelah itu, Lady Kaluna dan Rina berangkat ke kediaman Putri Helena untuk menghadiri pesta minum teh. Mereka tiba di kediaman Putri Helena dan disambut oleh pelayan-pelayan yang elegan.

Lady Kaluna dan Rina kemudian memasuki ruangan tempat pesta minum teh diadakan. Mereka melihat Putri Helena yang sedang duduk di atas takhta, dengan senyum yang elegan di wajahnya.

"Selamat datang, Lady Kaluna," kata Putri Helena dengan senyum. "Aku sangat senang kamu bisa menghadiri pesta minum teh ini."

Lady Kaluna tersenyum dan menghormati Putri Helena. "Terima kasih, Putri Helena," kata Lady Kaluna. "Aku sangat senang bisa menghadiri pesta minum teh ini."

Putri Helena mengangguk dan meminta Lady Kaluna untuk duduk di sebelahnya. "Silakan duduk, Lady Kaluna," kata Putri Helena. "Aku ingin berbicara denganmu tentang beberapa hal."

Lady Kaluna duduk di sebelah Putri Helena dan menunggu instruksi selanjutnya. Rina berdiri di belakangnya, siap untuk membantu jika diperlukan.

Saat mereka duduk, Putri Helena memulai percakapan dengan topik yang tidak terduga. "Lady Kaluna, aku ingin berbicara denganmu tentang Grand Duke Muda Damian," kata Putri Helena dengan senyum yang misterius.

Lady Kaluna terkejut dan tidak tahu apa yang harus dikatakan. Apa yang ingin Putri Helena katakan tentang Grand Duke Muda Damian?

"Apa tentang Grand Duke Muda Damian, Putri Helena?" tanya Lady Kaluna dengan penasaran.

Putri Helena tersenyum dan memandang Lady Kaluna dengan mata yang tajam. "Aku ingin tahu apakah kamu memiliki perasaan yang spesial terhadapnya," kata Putri Helena dengan suara yang lembut.

Lady Kaluna terkejut dan tidak tahu apa yang harus dikatakan. Dia tidak ingin mengakui perasaannya yang sebenarnya, tapi dia juga tidak ingin berbohong kepada Putri Helena.

"Aku... aku tidak tahu apa yang harus aku katakan, Putri Helena," kata Lady Kaluna dengan tergagap.

Putri Helena tersenyum dan memandang Lady Kaluna dengan mata yang penuh simpati. "Jangan khawatir, Lady Kaluna," kata Putri Helena. "Aku hanya ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi antara kamu dan Grand Duke Muda Damian."

Lady Kaluna merasa bahwa Putri Helena telah mengetahui sesuatu yang tidak ingin dia ketahui. Dia merasa bahwa dia harus berhati-hati dan tidak mengungkapkan terlalu banyak tentang perasaannya yang sebenarnya.

"Aku hanya ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi antara kamu dan Grand Duke Muda Damian," ulang Putri Helena dengan mata yang tajam.

Lady Kaluna merasa bahwa dia harus berhati-hati dan tidak mengungkapkan terlalu banyak tentang perasaannya yang sebenarnya. "Aku tidak tahu apa yang kamu maksud, Putri Helena," kata Lady Kaluna dengan santai.

Putri Helena tersenyum dan memandang Lady Kaluna dengan mata yang penuh simpati. "Jangan berpura-pura, Lady Kaluna," kata Putri Helena dengan lembut. "Aku tahu bahwa kamu memiliki perasaan yang spesial terhadap Grand Duke Muda Damian."

Lady Kaluna terkejut dan tidak tahu apa yang harus dikatakan. Dia merasa bahwa dia telah ketahuan dan tidak bisa lagi berpura-pura.

"Apa yang kamu ingin katakan, Putri Helena?" tanya Lady Kaluna dengan penasaran.

Putri Helena tersenyum dan memandang Lady Kaluna dengan mata yang tajam. "Aku ingin mengatakan bahwa aku juga memiliki perasaan yang spesial terhadap Grand Duke Muda Damian," kata Putri Helena dengan suara yang lembut.

Lady Kaluna terkejut dan tidak tahu apa yang harus dikatakan. Dia merasa bahwa dia telah mendengar sesuatu yang tidak ingin dia dengar.

Sebelum sempat Kaluna mengatakan sesuatu para putri dan lady datang juga dan membuat Kaluna menghela nafas lega karena mendapat menghindar dari pertanyaan yang di lontarkan dari Putri Helena.

"Ternyata lady Kaluna sudah datang lebih dulu." ucap Putri Sophia

"Iya Yang Mulia Putri Agung Sophia." ucap Kaluna tersenyum.

Dan mulai lah perbincangan yang saling pamer dan menunjukkan kedekatan kepada Putri Helena.

"Lady Victoria bagaimana persiapan acara pernikahan anda dengan yang mulia putra mahkota." ucap Lady Nora

"Terima kasih atas perhatiannya kalian tau kan pernikahan kami akan sangat megah, meriah dan mewah jadi harus mempersiapkannya dengan baik." ucap Lady Victoria sombong.

"Hm oh iya kamu akan menjadi kakak iparku aku lupa ya juga tetapi jangan bahas masalah itu lebih baik bahas hal lain." ucap Putri Helena sindir mereka "Siap inikan pesta teh kenapa yang menonjol malah sih Victoria." dalam hati Putri Helena.

Membuat mereka menjadi tidak enak dan merasa salah tingkah jadi membuat mereka mengalihkan pembicaraan.

"Putri Helena katanya anda meminta yang mulia raja untuk menikahkan anda dengan Grand Duke Muda Damian ya, aku tanpa ini dengan tanpa sengaja tadi." celetuk Lady Sora.

Ucapan Lady Sora membuat mereka yang ada di ruangan itu berbisik - bisik dan terkejut terutama Kaluna. Putri Helena tersenyum senang dan memandang Lady Sora dengan mata yang berkilauan dan penuh percaya diri. Senyumnya yang manis membuat Lady Sora merasa lebih nyaman.

Putri Helena tersenyum senang dan memandang Lady Sora dengan mata yang berkilau. "Benar, aku telah meminta Ayahanda Raja untuk menikahkan aku dengan Grand Duke Muda Damian," kata Putri Helena dengan suara yang bangga.

Lady Kaluna merasa seperti telah ditampar oleh ucapan Putri Helena. Dia tidak percaya bahwa Putri Helena telah meminta Ayahanda Raja untuk menikahkan dia dengan Grand Duke Muda Damian.

"Apa... apa yang kamu katakan, Putri Helena?" tanya Lady Kaluna dengan tergagap dan mata yang terbuka lebar karena kekagetan. Dia tidak percaya apa yang dia dengar.

Putri Helena tersenyum dan memandang Lady Kaluna dengan mata yang tajam dan penuh percaya diri. Dia merasa bahwa dia telah mendapatkan apa yang dia inginkan

"Aku telah meminta Ayahanda Raja untuk menikahkan aku dengan Grand Duke Muda Damian, dan Ayahanda Raja telah setuju," kata Putri Helena dengan suara yang bangga.

Lady Kaluna merasa seperti telah kehilangan segalanya. Dia tidak percaya bahwa Grand Duke Muda Damian akan menikahi Putri Helena. Dia merasa bahwa dia telah kehilangan kesempatan untuk bersama dengan Grand Duke Muda Damian.

"Wuah selamat ya pasti kalian akan menjadi pasangan yang serasi," kata Lady Nora.

Putri Helena tersenyum dan memandang Lady Kaluna dengan mata yang tajam. "Terimakasih doakan semuanya akan lancar," kata Putri Helena dengan suara yang dingin. "Yang penting adalah aku telah meminta Ayahanda Raja untuk menikahkan aku dengan Grand Duke Muda Damian, dan Ayahanda Raja telah setuju."

Putri Helena dalam hati menunjukkan tersenyum sinis

Lady Kaluna merasa seperti telah ditelan oleh kekecewaan. Dia tidak percaya bahwa Grand Duke Muda Damian akan menikahi Putri Helena. Dia merasa bahwa dia telah kehilangan segalanya.

...****************...

Damian sedang duduk di ruang kerja Raja, mendengarkan dengan saksama apa yang dikatakan oleh Raja. Namun, ketika Raja menyebutkan nama Putri Helena sebagai calon istri Damian, dia terkejut dan langsung menolak keputusan tersebut.

"Ampun, Paman Raja," kata Damian dengan sopan namun tegas. "Saya tidak bisa menerima keputusan ini. Saya tidak memiliki perasaan yang spesial terhadap Putri Helena."

Raja memandang Damian dengan mata yang serius. "Damian, kamu harus memahami bahwa pernikahan ini adalah untuk kepentingan kerajaan. Putri Helena adalah pilihan yang tepat untukmu."

Namun, Damian tetap tidak mau menerima keputusan tersebut. "Saya mengerti, Paman Raja, namun saya tidak bisa memaksakan diri saya untuk menikahi seseorang yang tidak saya cintai. Saya harap Paman Raja dapat memahami perasaan saya."

Raja memandang Damian dengan mata yang tajam, namun Damian tetap tidak mau menyerah. Dia yakin bahwa dia harus mengikuti hati nuraninya dan tidak memaksakan diri untuk melakukan sesuatu yang tidak dia inginkan.

Raja memandang Damian dengan mata yang serius, namun setelah melihat keteguhan Damian, dia akhirnya mengangguk.

"Baiklah, Damian," kata Raja dengan suara yang berat. "Aku akan membatalkan rencana pernikahanmu dengan Putri Helena. Aku ingin kamu bahagia, dan jika kamu tidak mencintai Putri Helena, maka aku tidak akan memaksakanmu."

Damian merasa lega dan berterima kasih kepada Raja.

"Terima kasih, Paman Raja," kata Damian dengan sopan. "Aku sangat menghargai keputusan Paman Raja."

Raja tersenyum dan memandang Damian dengan mata yang hangat.

"Aku ingin kamu bahagia, Damian," kata Raja. "Dan aku akan selalu mendukungmu dalam segala keputusanmu."

...To Be Continued...

Note:

Terimakasih telah membaca jangan lupa komen, kritik dan saran ya 😊 jangan lupa tinggalkan jejak😊 sayang kalian semua semoga kalian suka Makasih🥰🥰

1
Imamatur
/Determined//Hammer//Determined//Determined//Grievance/
Zalina
waaw/Sneer//Sneer/
Zalina
makasih
Zalina
suka
Zalina
sangat seru
Zalina
cerita menarik
Zalina
seru
Zalina
terimakasih
Imamatur
makasih update
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!