Menceritakan tentang hubungan percintaan yang rumit antara dua insan yang terjebak dalam zona persahabatan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nsti Nsti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
13
HAPPY READING 🥰 🥰 🥰
,
,
,
,
Di sisi lain Abdul yang sedang melakukan syuting di lokasi
"Cut,,!!!!"
Teriak sutradara membuat Abdul dan babe menghentikan adegan nya.
Semua kru bertepuk tangan dengan hasil akting Abdulbabe yang menurut mereka sangat memuaskan
"Apa hari ini kamu ada kesibukan,,??"
Tanya babe sembari duduk di kursi yang sudah disiapkan
"No,,why,,??
Jawab Abdul yang mulai duduk
"Aku ingin mendatangi apartemen mu,,"
Bisik babe dengan mengangkat satu alisnya
"No problem,, stelah ini kita langsung ke apartemen ku,,"
Senyum Abdul antusias
",,"
......................
Abdulbabe sudah masuk kedalam mobil, Abdul meninggalkan lokasi syuting menuju apartemen miliknya.
Disepanjang perjalanan mereka saling melempar senyum satu sama lain dengan satu tangan saling menggenggam
"Oh ya aku ada hadiah untuk mu,,"
Ucap Abdul sembari menyetir melepaskan genggaman nya dan mengambil satu paper bag yang ada di sampingnya lalu memberikannya pada babe
"Apa ini,,??"
"Buka saja,, aku yakin kamu pasti suka,,"
Senyum Abdul Babe mulai membuka isi paper bag
"What,,!!"
Kaget babe stelah melihat isi paper bag
"Apa kamu menyukainya?"
"Tentu,,ini jam tangan Dior yang aku inginkan,, aw thank you sayang,,"
Senyum babe dengan meraih Tangan Abdul dan mencium nya
,
,
,
,
Di lain sisi Jam belajar sudah habis membuat semua mahasiswa dan mahasiswi pergi meninggalkannya kelas.
Sedangkan Ardila juga sudah selesai menyusun alat belajarnya dan mulai meninggalkan kelas
" Ardila,,!!!"
Teriak Nesti di sepanjang lorong fakultas hingga membuat Ardila menghentikan langkahnya
"Apa kau mau langsung pulang,,??"
Sambung Nesti yang kini sudah berjalan disamping Ardila
"Hmmmp"
Angguk Ardila di sembari langkahnya
"Apa kau punya sedikit waktu..??"
Tanya Nesti antusias
"No,,aku harus segera pulang"
Jawab Ardila datar namun tidak dengan hati nya dan Terus melanjutkan langkahnya ke arah mobil
"Aku pulang dulu,,"
Ucap Ardila sembari membuka pintu mobil namun pintu nya segera ditahan oleh Nesti
"Apa kau masih marah padaku,,???"
Tanya Nesti tajam
Ardila diam sejenak dengan memicing kan mata nya
"Tidak ada yg perlu aku marah kan Nesti,, minggir lah,, aku tidak mau terlambat untuk pulang,, aku harap kau paham,,"
Ucap Ardila yang membuat Nesti seketika melepaskan pegangan pintu nya.
Ardila membuka pintu mobilnya kembali
"Apa kau begitu mencintai nya,,??"
Tanya Nesti membuat Ardila seketika terdiam Nesti mengalihkan pandangannya ke arah mata Ardila yang tertunduk
"Jawab aku Ardila,, apa kau begitu mencintai nya,,???" Desak Nesti dengan memegang pundak Ardila
Ardila tidak menjawabnya dengan menepis tangan Nesti dan segera masuk ke dalam mobil meninggal Nesti yang masih berdiri.
Disepanjang perjalanan Ardila mulai menitik kan air mata dengan meremas kasar stir mobil
"Maafkan aku Nesti,,hiks hiks hiks"
Tangis Ardila dengan tubuh bergetar tanpa menghentikan mobilnya
"Kau tenang saja,, aku berjanji akan menceritakan ini semua padamu,, Maafkan aku telah mengingkari janji ku,, untuk selalu bersama dengan mu,, tapi aku sungguh tidak punya pilihan lagi Nesti,,!!!!!!"
Teriak Ardila dengan memukul stir mobilnya
"Hiks hiks hiks ayah ibu bantu Ardila,,," ""
Stelah melewati perjalanan sekitar 1 jam lebih akhir nya mobil Ardila sudah tiba di parkiran apartemen nya tinggal.
Sebelum turun Ardila berusaha mengontrol kesedihan nya dengan menghapus air matanya.
Dirasa cukup Ardila segera turun dan berjalan ke lantai 4 tempat nya tinggal.
Ardila berjalan dengan langkah lemas dan tatapan malasnya hingga akhirnya Ardila sudah masuk kedalam apartemen.
Setiba didalam ruangan apartemen Ardila memperhatikan setiap sudut ruangan namun masih terlihat sepi Ardila memastikan kamar Abdul
CEKLEK
(pintu kamar terbuka)
Ardila mengintip dari arah luar melihat seseorang yang sedang tidur dengan menutup seluruh tubuhnya dengan selimut
"Ternyata dia sudah pulang,,!"
Keluh Ardila dengan menutupi kembali pintu kamar nya dengan perlahan.
Stelah memastikan keberadaan Abdul Ardila bergegas membersihkan ruangan mulai dari menyapu, mencuci piring,
Sampai memasak hingga akhirnya Ardila selesai dengan tugas harian nya
"Aku rasa aku Harus mandi dulu,, tubuh ku sudah sangat lengket,,!!"
Ucap Ardila dengan mengusap lehernya yang sudah lengket Karena keringat Ardila mengambil bathrobe dan handuk seperti biasa dan berjalan perlahan memasuki kamar Abdul.
Stelah masuk Ardila terus memperhatikan wajah Abdul yang tidak terlihat karena tertutup kain selimutnya.
Ardila membuang nafas lega nya dan segera masuk ke dalam kamar mandi dan membersihkan badannya.
Stelah beberapa menit Ardila kembali keluar menggunakan bathrobe dan rambut di bungkus handuk dengan melangkah perlahan namun langkah Ardila tiba-tiba berhenti karena merasa ada yang memeluk nya dari arah belakang
"Lepaskan Abdul,,,!!!"
Kaget Ardila yang berusaha melepaskan pelukan Abdul dari arah belakang Namun Abdul tidak mengindahkan teriakan Ardila
Ardila yang merasa panik sekuat tenaga berusaha melepaskan diri nya namun pelukan Abdul Semakin kuat.
Tak lama setelah itu Ardila merasakan hendusan dari arah tekuk nya
"Stop Abdul,, lepas kan,,!!!!"
Panik Ardila dengan sekuat tenaga melepas kan pelukan Abdul hingga akhirnya dia bisa lepas.
"Babe,,!!!!!"
Kaget Ardila yang menyadari kalau yang memeluk nya tak lain adalah babe
"Hallo Ardila.. kenapa kau menjadi menggoda begini,,!!"
Senyum babe yang berusaha mendekati Ardila
"Tidak kau jangan sentuh aku,,!!!!"
Tekan Ardila penuh ketakutan dengan menarik langkah nya ke arah belakang
"Oww,, tapi ini sungguh sangat menggiurkan untuk ku abaikan,,"
Lirik tajam babe dengan terus melangkah ke arah Ardila
"No,, kau jangan mendekat penipu brengsek,,!!!!!"
Teriak Ardila
"Hmmp penipu,,??,,tapi sayang tidak akan ada yg percaya padamu Ardila,,"
"Aku mohon jangan mendekat lagi,,!!!"
Babe tidak mengindahkan ketakutan Ardila hingga akhirnya Ardila mentok di Pintu kamar.
Babe yang melihat itu semua semakin tersenyum senang dan mendekati Ardila dengan tubuh yang sangat lengket Dengan tubuh Ardila
"Hmmmpp kamu wangi sekali Ardila,, ini sungguh membuat ku tergoda,,!!"
Endusan babe di sekitar leher Ardila
"Brengsek,,!!!!!"
Teriak Ardila penuh emosi dengan menendang banana babe dengan lutut nya hingga membuat babe meringis tertunduk karena kesakitan
"Ohh shit,!!!"
Teriak babe dengan wajah memerah sembari memegangi daerah darurat nya.
Ardila segera membuka pintu kamar namun babe dengan sigap menahan nya Dan menarik Ardila hingga terlentang di atas ranjang
"Aku mohon jangan sentuh aku,,!!"
Geleng Ardila penuh ketakutan dengan menarik tubuh nya di atas ranjang
"Tapi sayang nya aku menginginkan mu,, tidak kah Abdul itu bodoh,, dengan mengabaikan wanita yang begitu menggoda seperti mu,,"
Ucap babe dengan merebah tubuh nya di atas Ardila
"Tidak jangan sentuh aku,,,".
Ucap Ardila penuh ketakutan dengan tubuh bergetar menahan air matanya
"Diam lah,, dan nikmati apa yang akan aku lakukan,, aku berjanji tidak akan membuat mu terluka,,".
Ucap Babe dengan tatapan bak seekor kucing kelaparan dan langsung menyambar bibir Ardila
CEKLEK
(suara pintu kamar terbuka)
BANG..
(suara benda jatuh)
"Apa yang sedang kalian lakukan,,!!!!!"
Teriak seseorang baru masuk dengan penuh amarah Babe yang mendengar teriakkan tersebut segera menarik tubuh nya dengan wajah paniknya
"Abdul,, Untung lah kamu datang Dengan tepat waktu,, istri mu memaksa ku untuk menyentuh nya,,"
Ucap babe mendekati Abdul dengan tatapan pura-pura sedihnya
"No,, itu tidak benar Abdul,, dia Hampir saja memerkosa ku,,"
Geleng Ardila yang sudah berdiri dengan memeluk tubuh nya sendiri penuh ketakutan dan air mata yang terus mengalir
"Dia berbohong Abdul,, aku mohon percaya padaku,,aku tidak mungkin melakukan itu semua,,!"
Panik babe
Dia berbohong Abdul,, aku mohon untuk kali ini percaya padaku,,hiks hiks hiks"
Ucap Ardila dengan tangis nya
"Tidak Abdul ini semua tidak benar,, dia seperti pelacur yang datang menggoda ku dan berharap aku menyentuh nya,,aku menolak nya namun dia memaksa ku,,"..
Ucap babe
"Dia berbohong Abdul,,,
""CUKUP,,,!!!!!!".
Teriak Abdul menghentikan perdebatan mereka dengan menggempal kuat tinjunya
"Sekarang kamu pulang,,!!!".
Tegas Abdul kearah babe
"Kau mengusir ku,,??"
Kaget Babe
"Pulang,,,!!!!".
Teriak Abdul dengan tatapan penuh amarah hingga membuat babe pergi dengan wajah kecewanya.
Babe sudah pergi Abdul mengalihkan tatapan penuh amarah nya ke arah Ardila yang sudah bergetar penuh ketakutan dengan meremas tepi bathrobe nya
"Abdul kau jangan membuatku takut,, aku berkata jujur,, dia yang pertama Kali melecehkan ku,,,
" PLAK
satu tamparan keras mendarat di pipi Ardila hingga membuat Ardila terhuyung ke atas ranjang
"Aaa ssttt,,".
Ringis Ardila dengan memegang pipinya dan air mata yang tidak henti-hentinya membasahi pipinya.
Abdul tidak peduli dengan ringisan Ardila dengan menarik paksa tubuh Ardila lalu melemparnya hingga terpental ke atas lantai.
Abdul terus diam dengan tatapan penuh Amarah nya dan berjalan mendekat kearah Ardila
"Hiks hiks jangan pukul aku Abdul,, aku sungguh tidak berbohong,,"
PLAK
Satu tamparan keras kembali mendarat di pipi Ardila hingga membuat sudut bibir Ardila mengeluarkan darah.
Ardila sudah seperti orang kerasukan setan dengan menarik paksa kerah bathrobe Ardila dan menyender tubuh Ardila ke dinding lalu mencekik leher Ardila dengan tatapan yang berapi-api
"Lepaskan aku Abdul,, uhuk"
Pinta Ardila dengan memukul-mukul tangan Abdul
"Kau benar-benar sudah membuat ku semakin membenci mu pelacur murahan,,!!!!!"
Tekan Abdul dengan tatapan tajam dan semakin memperkuat cekikikan nya
"Uhuk uhuk,, aku tidak berbohong Abdul,,"
Ucap nya berusaha menahan cekikan Abdul
Abdul semakin memperkuat cekikan nya dengan tatapan tatapan penuh amarah menatap mata Ardila
"Lep,,,paskan,, a ku,,ab,,, Abdul "
Sambung Ardila dengan nada sayut.
Sedangkan mata Ardila sudah memerah dan urat kening Ardila seketika terlihat menahan aliran darah yang tersumbat karena cekikan Abdul
"Dasar pelacur pembawa sial,,!!!!!!!!"
Teriak Abdul dengan melepaskan cekikan nya dan mendorong Ardila hingga terpental ke atas lantai
BRUGH
"Uhuk,, uhuk uhuk,,"
Batuk Ardila dengan bersimpuh di lantai.
Abdul terus menatap Ardila dengan tatapan penuh kebencian dan amarah yang tidak pudar dari tatapan nya.
"Cuihhh,,,, PELACUR menjijikkan,,!!!"
Ketus Abdul dengan meludah ke arah Ardila tersimpuh.
"Uhuk uhuk,,,"
"Hiks hiks Kau sudah salah Abdul,,aku sungguh tidak pernah menggoda nya,, hiks hiks,,".
Isak Ardila Sembari mengelus lehernya
Mendengar ucapan Ardila membuat Abdul seketika berjongkok di samping Ardila dan menarik kasar rambut Ardila ke arah belakang
"Aaahhh ssstttt,, lepaskan Abdul,, hiks hiks"
Isakan Ardila yang semakin menjadi-jadi menahan tangan Abdul dari atas kepala nya
"Ini belum berakhir,, perempuan murahan seperti mu,, layak mendapatkan hukuman lebih,, karena sudah berbohong,,!!!!".
Tekan Abdul yang segera melepas paksa rambut Ardila dan berdiri dari duduk nya
"Apa yang kau lakukan Abdul hiks hiks,,,?"
Isak Ardila penuh ketakutan dengan menarik duduknya
"Kau cukup diam,, dan terimalah hukuman yang layak untuk pelacur murahan seperti mu,,!!!".
Ucap Abdul sembari membuka ikat pinggang nya
"No Abdul,,,jangan lakukan itu, hiks hiks hiks,,".
Isak Ardila dengan tubuh bergetar menahan ketakutan sembari menggelengkan kepala dan terus menarik tubuhnya
"Rasakan ini semua, pelacur pembawa sial,,,!!!!"
CETER...
(Suara cambukan)
"Aaa,,!!,, sakit,!!!!!!"
Teriak Ardila histeris
CETER
CETER
CETER
CETER
Suara cambukan keras melayang beberapa kali di tubuh Ardila hingga membuat Ardila berteriak dan meringis di sepanjang malam
"Aaaaa,,,,,!!!!!!" ',,"
,
,
,
......................
Sedangkan disisi lain Nesti yang sedang bersantai di atas ranjang nya dengan menyenderkan tubuhnya menikmati segelas susu
"Oh shit,, apa dia benar-benar marah padaku,,??" Tanya Nesti sembari memainkan gelas yang ada di genggaman nya
"Kenapa aku malah tidak meminta nomor nya,,oh Nesti kamu kenapa bodoh sekali,,!!!!"
"Hufffttt apa yang sedang dia lakukan sekarang "
Ucap Nesti dalam lamunan dan meletakan kembali gelas nya di meja samping ranjangnya
PRANG,,,,,
(Bunyi gelas pecah)
"Oh shit,,!!"
Kaget Nesti yang segera turun dari ranjang dan membersihkan serpihan kaca gelas dengan tangan kosong
"Aaahhh ssstttt,,"
Ringis Nesti yang mendapati jarinya terluka karena serpihan kaca.
Nesti segera menekan luka tersebut tangan yang satu lagi
"Apa terjadi sesuatu pada mu,,???"
Feeling Nesti,
,
,
,
,
,
,
,