NovelToon NovelToon
Jejak Metamorfosa

Jejak Metamorfosa

Status: sedang berlangsung
Genre:Menyembunyikan Identitas / Trauma masa lalu / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:133
Nilai: 5
Nama Author: Garni Bee

Di balik nama Alysa Kirana Putri, tersembunyi tiga kepribadian yang mencerminkan luka dan pencariannya akan kebebasan. Siapakah "Putri," anak ceria yang selalu tersenyum, namun menyembunyikan ribuan cerita tak terucapkan? Apa yang disembunyikan "Kirana," sosok pemberontak yang melawan bukan untuk menang, tetapi untuk bertahan dari tekanan? Dan bagaimana "Alysa," jiwa yang diam, berjalan dalam bayang-bayang dan bisu menghadapi dunia yang tak pernah memberinya ruang?

Ketika tuntutan orang tua, perundungan, dan trauma menguasai hidupnya, Alysa menghadapi teka-teki terbesar: apakah ia mampu keluar dari kepompong harapan dan luka menjadi kupu-kupu yang bebas? Atau akankah ia tetap terjebak dalam tekanan yang terus menjeratnya? Semua jawabannya tersembunyi dalam jejak langkah hidupnya, di antara tiga kepribadian yang saling bertaut namun tak pernah menyatu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Garni Bee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Langkah terakhir sayap kupu-kupu

Setelah daftar lomba diumumkan, Tim Kupu-Kupu memulai latihan intensif. Tari tradisional menjadi prioritas utama.

"Gayatri, lebih lentur. Tari itu soal ekspresi," ucap Kiran tegas.

"Jangan lupa senyum, ya." Tambahku.

Di lapangan, mereka mempersiapkan strategi kasti.

"Intan, siap di basis tiga! Aku lempar sekarang!" seru Arum.

Intan berlari cepat, dan kerja sama mereka menghasilkan strategi matang.

Namun, latihan menyanyi jadi tantangan terbesar. Salsa memimpin dengan sabar.

"Kirana, santai aja. Suara kamu bagus," ucapnya.

Aku menunduk, "Aku takut salah "

"Gapapa, gak ada yang salah. Yang penting kita udah usaha."

Sementara itu, Tim Lion berlatih basket dan voli dengan disiplin tinggi.

"Marendra, oper bola cepet! Dimas, siapin tembakan!" seru Alex saat latihan basket.

Di lapangan voli, Dimas berkata, "Marvin,

blocking lebih kuat. Jangan kasih celah!"

...

Hari Perlombaan

  Hari perlombaan tiba, dan Tim Kupu-Kupu siap tampil. Mereka sudah berlatih keras untuk lomba tari, kasti, dan menyanyi.

Tim Kupu-Kupu harus menghadapi Tim Aurel yang sudah lama dikenal sebagai lawan tangguh. Ketika lomba dimulai, Tim Kupu-Kupu sudah unggul, dan kini giliran ku untuk bermain di posisi terakhir, tugas yang cukup menegangkan. Semua anggota tim mengawasi dari pinggir lapangan, dan Aurel tampaknya tidak sengaja berfokus pada ku.

"Hati-hati, Kirana!" teriak Gayatri dari sisi lapangan.

"Aurel...!" bisik Salsa, merasa ada yang tidak beres. Mereka melihat Aurel melirik tajam ke arah ku, seolah menunggu kesempatan untuk membuat kesalahan.

Saat giliran ku tiba, bola dilempar dengan cepat ke arah basis terakhir. Aku berlari, tapi Aurel, yang berdiri agak jauh di sisi lain, melemparkan bola dengan keras ke arah ku.

"Fokus, Kirana!" teriak Arum, melihat bola yang datang begitu cepat.

Dengan refleks, aku mencoba menghindar, tapi bola itu meluncur tepat ke arah kaki. Untuk menghindari benturan, aku melompat mundur dan dengan cepat menjatuhkan diri ke tanah, berguling untuk menghindari bola yang hampir saja menabrak ku.

"AWW!" teriak ku, merasakan sedikit sakit di pergelangan kaki.

Tim Kupu-Kupu langsung panik. "Kirana, kamu oke?" tanya Salsa, berlari ke arahnya.

Aku mengangguk sambil memegangi kakinya, "Gapapa, cuma sedikit terkilir."

Yang lain mulai menyadari, bahwa Aurel memang sengaja mengincar ku.

"Dia pasti sengaja mau bikin kita kalah!" ucap Gayatri dengan marah.

Namun, meskipun terluka, aku tidak menyerah.

"Aku bisa lanjut, kita harus tetap menang!" serunya, berusaha berdiri kembali.

"Kalau kamu nggak bisa, kita siap bantu!" kata Kiran.

Dengan tekad yang kuat, aku kembali ke posisinya. Meskipun langkahku sedikit terhuyung karena cedera, aku berhasil melempar bola dengan akurat ke arah Gayatri yang sudah siap menangkapnya.

Di lomba tari, kami tampil anggun dengan gerakan yang sempurna, memukau penonton. Kami juga berhasil tampil percaya diri dalam lomba menyanyi, menemukan harmoni dalam suara meskipun merasa gugup.

Tim Lion mendominasi basket dengan tembakan tiga angka, sementara di voli mereka tetap solid meski harus puas di posisi kedua

---

Pengumuman juara

Lomba Basket

"Juara pertama lomba basket adalah... TIM LION!" 

Sorakan keras menggema dari Tim Lion. Mereka dikenal sebagai tim terkuat dalam cabang olahraga ini, dan kemenangan ini sesuai ekspektasi. 

Juara kedua lomba basket: TIM RAJAWALI!"

Meski berada di posisi kedua, Tim Rajawali tetap tersenyum bangga. 

Lomba Voli 

"Juara pertama lomba voli adalah... TIM RAJAWALI!"

Tim Rajawali akhirnya membalas kekalahan mereka di basket dengan meraih juara pertama di voli. 

"Juara kedua lomba voli: TIM LION!"

Tim Lion tetap bersorak meski harus puas di posisi kedua. 

---

Lomba Tari

"Juara pertama lomba tari adalah... TIM KUPU-KUPU!" 

Tepuk tangan dan sorakan meriah menggema. Tim Kupu-Kupu berhasil memukau juri dengan koreografi mereka yang anggun dan penuh energi. 

Lomba Kasti

"Juara pertama lomba kasti adalah... TIM KUPU-KUPU!"

Sorakan kembali terdengar. Tim Kupu-Kupu menunjukkan dominasi mereka dengan strategi permainan yang solid. 

---

Lomba Menyanyi

Ketika giliran pengumuman lomba menyanyi tiba, suasana aula mendadak hening. Semua peserta menahan napas, terutama Tim Kupu-Kupu yang masih tidak percaya mereka ikut lomba ini. 

"Juara ketiga lomba menyanyi adalah... TIM KUCING!" (Tim Aurel).

Aurel yang duduk di barisan depan hanya tersenyum tipis, berusaha menyembunyikan rasa kecewanya. 

"Juara kedua lomba menyanyi adalah... TIM KUPU-KUPU!" 

Sorakan penuh semangat terdengar dari tim. Aku dan teman-temanku saling berpandangan, hampir tidak percaya dengan hasil ini. 

“Juara kedua?!” ucap Intan dengan mata berbinar. 

Salsa tersenyum bangga, “Aku tahu kita bisa! Ini semua karena kerja keras kita!” 

"Dan juara pertama lomba menyanyi adalah..."TIM PANDA!" (Kelas sebelah)

Tim Panda bersorak dengan penuh kegembiraan, mereka tampil luar biasa di panggung. 

...

Setelah perlombaan selesai, aula dipenuhi tawa dan obrolan dari para peserta.  Namun, di tengah suasana santai itu, Alex, seperti biasa, tak bisa menahan diri untuk menggangguku.

Saat aku berjalan membawa tasku, Alex tiba-tiba mendekat. "Eh, bocil lumayan pinter juga tadi. Tas kamu berat banget tuh, sini aku bantu," katanya, langsung menarik tasku tanpa menunggu izin.

"E-eh! Alex! Balikin tas Gue!" seruku kesal, mencoba meraih tasku kembali, tapi dia malah mengangkatnya tinggi-tinggi.

"Ambil kalau bisa!" Alex berlari keluar aula, membuatku langsung mengejarnya.

Teman-teman dari kedua tim mulai memperhatikan dan tertawa melihat kejar-kejaran kami.

Setelah beberapa menit berlari, aku akhirnya berhasil mengejarnya di sudut lapangan. "Woyy balikin gak!" aku berteriak, suaraku mulai terdengar serius.

Namun, Alex malah tertawa. "Santai, Kirana. Cuma bercanda kok."

"Bercanda lo gak lucu!"

Aku berhenti, menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri. Aku sadar marah-marah nggak akan bikin dia berhenti. Jadi, aku punya ide lain.

Tiba-tiba aku duduk di pinggir lapangan, menunduk, dan mulai pura-pura terisak. "Tau ah aku capek, ambil aja sono tas Kirana ambil!" suaraku bergetar, dan aku memaksa beberapa air mata keluar.

Semua orang langsung terdiam. Alex yang awalnya tertawa kini terlihat panik. "Eh, Kirana? Kamu nangis beneran? Aku... aku nggak maksud—"

Salsa dan Gayatri segera menghampiriku. "Kirana, kamu nggak apa-apa? Tasnya balikin, Alex!" seru Gayatri, terlihat marah.

Alex langsung menyerahkan tasku dengan wajah penuh rasa bersalah. "Nih, nih! Maaf ya, Kirana. Aku nggak tahu kamu bakal sedih."

Aku mengambil tasku dengan tangan gemetar, masih berpura-pura menangis. Setelah beberapa detik suasana hening, aku tiba-tiba berdiri, menghapus air mataku, dan berkata dengan nada ceria, "Bercanda wlee!"

Semua orang terdiam sejenak, lalu serentak berseru, "Kirana!"

Aku tertawa lepas, melihat wajah-wajah panik mereka. "Emangnya kalian doang yang bisa ngeledekin aku hmm?"

Alex menatapku dengan mulut terbuka, lalu menggelengkan kepala. "Serius, Kirana? Kamu bikin aku panik. Kupikir aku bikin kamu nangis beneran. Bukan apa-apa, tapi aku takut dimarahin ortunya jir."

"Nah bener banget tuh. Asli kita lebih milih kamu marah-marah daripada ngeliat kamu nangis. Kayak kita lebih milih lo lukain daripada harus ngeliat omelan ortu lo."

"Makanya jangan macem-macem kalian."

Gayatri dan Salsa tertawa terbahak-bahak.

"Tapi btw maafin aku ya suka kelewatan ngelukain kalian." jawabku sambil tersenyum.

"AKHIRNYA SELAMA INI DIA NYADAR JUGA! Huftt lega banget hehe, gapapa lah Kirana kita maklumin dan udah maafin dari lama." kata Salsa dibalas anggukan teman yang lain.

"Iya, Kirana. Kita semua juga minta maaf kita juga banyak salah."

Hari itu, meskipun dimulai dengan kekesalan, berakhir dengan tawa dan candaan yang membuat semuanya merasa lebih dekat.

...

Setelah pulang ke rumah, aku merasa sangat bahagia karena berhasil meraih juara dalam lomba. Orang tua ku sangat bangga dengan pencapaianku dan teman-teman. Orangtuaku juga sangat memahami bahwa ini adalah hari-hari terakhir ku sebelum kelulusan.

“Putri, kamu hebat! Kamu bisa buktiin ke Mamah sama Papah.” kata Mamahku sambil memelukku.

“Sekarang kamu sudah boleh menikmati waktu main sebelum kelulusan dan pindah. Kami izinkan kamu keluar sama temen-temen mu.”

Aku merasa lega dan gembira mendengar izin itu. “Makasih, Mah, Pah! Putri senng banget. Akhirnya bisa menikmati waktu, walau tinggal sebentar lagi.”

Selama seminggu penuh sebelum kelulusan, aku menghabiskan waktu dengan teman-teman, bermain dan menikmati setiap detik kebersamaan. Kami pergi ke tempat-tempat favorit, menikmati makan bersama, dan berbincang tentang masa depan yang penuh harapan. Meskipun kelulusan dan kepindahan sudah di depan mata, aku merasa sangat bersyukur bisa merayakan momen indah bersama orang-orang yang berarti dalam hidupku.

1
Black Jack
wah, jalan ceritanya bikin gue deg-degan 😱
Mulyani: wahh makasih dukungan nya, jangan ragu buat kasih masukan atau sarannya ya..
total 1 replies
Kakashi Hatake
Aku selalu menantikan update dari cerita ini. Jangan sampai berhenti menulis, thor!
Mulyani: Waaaah makasih dukungan nya! Ikutin terus update nya ya..Jangan lupa juga masukan nya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!