NovelToon NovelToon
Cinta Ugal Ugalan Mas Kades

Cinta Ugal Ugalan Mas Kades

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Dokter Genius / Cinta pada Pandangan Pertama / Suami ideal / Istri ideal
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: Fernanda Syafira

Arunika Nrityabhumi adalah gadis cantik berusia dua puluh tujuh tahun. Ia berprofesi sebagai dokter di salah satu rumah sakit besar yang ada di kotanya.
Gadis cantik itu sedang di paksa menikah oleh papanya melalu perjodohan yang di buat oleh sang papa. Akhirnya, ia pun memilih untuk melakukan tugas pengabdian di sebuah desa terpencil untuk menghindari perjodohan itu.
Abimanyu Rakasiwi adalah seorang pria tampan berusia dua puluh delapan tahun yang digadang - gadang menjadi penerus kepala desa yang masih menganut sistem trah atau keturunan. Ia sendiri adalah pria yang cerdas, santun dan ramah. Abi, sempat bekerja di kota sebelum diminta pulang oleh keluarganya guna meneruskan jabatan bapaknya sebagai Kepala Desa.
Bagaimana interaksi antara Abi dan Runi?
Akankah keduanya menjalin hubungan spesial?
Bisakah Runi menghindari perjodohan dan mampukah Abi mengemban tugas turun temurun yang di wariskan padanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fernanda Syafira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

21. Sisi lain Abi

"Bos, ini jas lo." Iqbal mengantarkan jas untuk Abi.

"Ok. Thank's bro!" Jawab Abi.

"My pleasure. Di tunggu di ruang rapat. Semua jajaran direksi beserta beberapa karyawannya udah disana." kata Iqbal.

"Ok.!" Jawab Abi sembari mengacungkan jempolnya.

"Ayo dek, ikut Mas ke ruang rapat." Ajak Abi.

"Eh, aku gak tunggu di sini aja, Mas?" Tanya Runi.

"Ikut, aja. Nanti kamu hilang." Abi yang sudah siap dengan pakaian formalnya, mengulurkan tangan pada Runi.

"Siapa juga yang mau culik aku, kalo bukan Mas!. Nanti Mas gak fokus kalo aku ada di sana?" Goda Runi.

"Ayolah ikut aja, Mas lebih gak fokus kalo kamu gak ada dalam pengawasan Mas. Karatan ini loh dek, tangan Mas gak kamu sambut - sambut." Kata Abi.

"Iya deh, iyaa." Runi meraih tangan Abi.

"Mas, tapi malu loh, Mas. Nanti kalo aku ganggu yang lain, gimana?" Tanya Runi.

"Asal kamu gak berlarian, gak teriak - teriak, gak ngajakin ghibah, gak akan ganggu kok." Jawab Abi yang berjalan sembari menggenggam tangan Runi.

"Yeee, Mas kira aku Almira, teriak - teriak sambil berlarian." Protes Runi yang membuat Abi terkekeh.

Abi membuka pintu ruang rapat dan mempersilahkan Runi masuk terlebih dulu, baru kemudian Abi menyusul dan kembali menggandeng tangannya. Pemandangan yang membuat siapa saja iri melihatnya.

"Duduk di sini." Abi menggeser kursi di sebelahnya untuk Runi duduk.

Ternyata, mereka juga sudah mempersiapkan kursi untuk Runi di sebelah kiri Abi. Sementara itu, ada Danu dan Iqbal yang secara berurutan duduk di sebelah kanan Abi.

"Mas, ini gak apa - apa?" Bisik Runi pada Abi. Ia merasa sungkan karena menjadi pusat perhatian orang - orang yang ada di sana.

"Gak apa - apa, dek." Jawab Abi santai.

Runi sedikit terkejut kala bertemu pandang dengan Surya, pria yang akan di jodohkan olehnya.

Ia segera mengalihkan pandangannya, sementara tangannya secara refleks meremas tangan Abi.

"Kenapa, sayang?" Tanya Abi saat merasakan tangannya yang di remas oleh Runi.

"Ada dia, Mas." Kata Runi sembari menatap netra Abi dalam - dalam, seolah menyampaikan maksudnya.

"Oh, bagus dong. Jadi dia bisa lihat kalau kamu adalah wanitanya Mas." Jawab Abi santai. Sementara, Runi hanya bisa menghembuskan nafas pasrah.

"Mas mulai dulu." Bisik Abi.

"Hm. Mas fokus aja. Aku gak mau jadi bahan gunjingan ya, Mas. Nanti mereka bilang karena ada aku, Mas jadi gak fokus dan dianggap seperti meremehkan rapat ini." Cicit Runi yang mewanti - wanti kekasihnya.

"Njih, sayang." Jawab Abi.

Dua jam sudah mereka menjalani rapat. Runi yang hanya mendengarkan, tampak tak bosan sama sekali. Ini adalah kali pertama ia mengikuti rapat perusahaan seperti ini.

Ia seperti sedang belajar dan menambah wawasan mengenai hal lain. Pria di sampingnya yang terkenal sabar, ramah dan humble, ternyata berbanding terbalik jika sudah berada di ruang rapat.

Berbeda saat ia bekerja di desa, walaupun terlihat galak, tetapi Abi masih bisa lebih santai. Namun di perusahaan ini, ketegasan, kecerdasan dan ketangkasan Abi benar - benar di uji. Abi menjadi sangat serius, setiap keputusan, ia ambil dengan cepat dan penuh perhitungan serta memiliki dasar yang jelas.

Runi sampai harus berkali - kali mengusap tangan Abi untuk menenangkannya kala emosinya terpancing oleh beberapa direksi yang sengaja mencari celah kesalahan demi kepentingan pribadi.

Sungguh, damage Abi menjadi berkali - kali lipat di sini dan itu membuat Runi menjadi semakin mengerti bagaimana Abi yang sebenarnya.

"Ternyata wibawa dan ketegasan Mas Abi sehebat itu. Pantas aja Agil selalu bilang kalau Mas itu menyeramkan. Ternyata memang iya, menyeramkan untuk orang yang bermasalah dengannya." Runi terkekeh dalam hati.

Peserta tampak mulai membubarkan diri. Beberapa dari mereka sempat menghampiri Abi, Danu dan Iqbal terlebih dulu untuk sekedar berbasa basi sebelum pergi.

"Mas, ini sudah selesai?" Tanya Runi.

"Sampun, sayang. (Sudah, sayang.)" Jawab Abi sembari mengusap kepala Runi.

Hal yang mungkin sepele bagi orang lain. Tapi membuat Runi merasa kalau Abi begitu menyayanginya ketika pria itu mengusap lembut kepalanya.

"Makasih ya, sudah temani Mas." Kata Abi.

"Aduh, si bos, malah pamer kemesraan. Masih ada manusia loh, di sini." Goda Danu sembari melihat beberapa karyawan yang baru akan keluar ruangan.

"Kalau itu manusia, terus gue apa? Malaikat?" Kekeh Abi.

"Malaikat pencabut harga diri!" Kata Danu yang tergelak.

"Untung ada pawang. Kalo gak, si malaikat pencabut harga diri ini pasti udah meledak - ledak, kayak pengeluaran di bulan ramadhan dan idul fitri." Cicit Iqbal yang tadi sempat melihat Runi menenangkan Abi dengan mengusap tangan Abu.

"Besok lagi, kalau sedang rapat, tolong di dampingi ya, bu bos." Pinta Iqbal dengan menangkupkan kedua tangannya.

"In syaa Allah, kalo di ajak sama Mas Abi." Jawab Runi.

"Tolong beresin pemberontak tadi, Bal. Kalo di biarin, mereka akan menggerogoti perusahaan." Titah Abi.

"Siap Bos! Gue emang udah nunggu mereka sih, dan gongnya ternyata mereka di lahap bulat - bulat sama seorang Abimanyu." Iqbal tertawa puas.

"Ch! Main - main sih! Belum tau mereka, gimana sepak terjang CEO kalo udah ngamuk." Timpal Danu.

Mereka berempat menjadi kelompok terakhir yang keluar dari ruang rapat. Mereka tampak berbincang santai dan sesekali bergurau yang memecah tawa.

Mereka berjalan bersama menyusuri lorong dari ruang rapat, menuju ruangan Abi yang masih dalam lantai yang sama.

Runi berusaha terlihat biasa saat berpapasan dengan Surya, namun gerakan tangannya yang berada di genggaman Abi tak bisa di bohongi.

"Itu, dek?" Tanya Abi sekonyong - konyong.

"Eh, apa? Iya, Mas." Jawab Runi gelagapan.

"Itu tadi siapa? Kayaknya gue baru lihat." Tanya Abi pada dua rekannya.

"Yang mana?" Tanya Iqbal. Ia dan Danu langsung menoleh ke belakang.

"Yang barusan lewat pakai kemeja navy." Jelas Abi.

"Oh, itu Surya Adinata. Staf ahli di SDM. Memang dia baru masuk setelah satu bulan lo balik ke rumah lo." Jawab Iqbal.

"Kenapa, Bi? Ada masalah sama dia?" Danu penasaran.

"Enggak, cuma kelihatan asing aja di rapat tadi." Kilah Abi.

"Eh!, kapan kita kongkow? Kangen nih lama gak ngobrol bareng. Mumpung lo masih disini, Bi." Tanya Iqbal. Mereka kini sudah berada di ruangan Abi.

"Nanti malam aja, yok? Biasa, di cafenya Gombloh. Tu bocah prik nanyain lo terus, Bi." Kata Danu.

"Nanti malem gue kabarin lagi. Soalnya gue masih ada urusan." Jawab Abi.

"Ok! Ini, lo mau langsung cabut?" tanya Iqbal.

"Gue selesain kerjaan bentar, baru cabut. Soalnya gue mau nemenin Runi ke RS." Jawab Abi.

"Runi sakit?" Tanya Iqbal dan Danu kompak.

"Kompak amat lo berdua, kayak paduan suara!" Kekeh Abi.

"Lah ya Lo aneh, anak orang lagi sakit malah di kurung di sini." Kata Danu

"Iya, bukannya di bawa ke rumah sakit dulu! Kocak lo!" Imbuh Iqbal.

"Enggak, Kak. Aku mau ngasih laporan selama pengabdian." Jawab Runi.

"Ooo, kirain!" kata Danu.

"Tuh! Lo berdua yang kocak! Main nyimpulin tanpa cari penjelasan." Sengit Abi, sementara Danu dan Iqbal hanya bisa cengar cengir.

Tringgg....

Tringg....

Suara telfon ruangan Abi berbunyi. Iqbal yang berada paling dekat dengan telfon itu, langsung mengangkat panggilan.

"Ya...."

"............"

"Eh! Kok bisa? Saya kan sudah bilang kalau dia di larang masuk ke perusahaan. Beresin dia, jangan sampe ke atas." Iqbal tampak kelabakan.

"................."

"Oke!" Jawab Iqbal yang langsung menutup telfonnya.

"Bi, mending lo di sini dulu, deh. Ada cegil lo ngerangsek masuk. Lagi di urus satpam." Kata Iqbal.

"Setelah lama menghilang, tau dari mana dia kalo Abi lagi di sini?" Imbuh Iqbal heran.

"Cewek gila siapa, kak?" Suara Runi membuat Iqbal tersentak, ia lupa kalau ada Runi yang sedang bersama mereka.

1
Syakira
saya suka dengan cerita nya
Kiran Kiran
Gemesin!
Giselle Bustamante
Siapin tisu buat nangis 😭
Gadislpg: Gak bikin banyak air mata kok, kak ✌
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!