NovelToon NovelToon
Istri Simpanan

Istri Simpanan

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahmuda
Popularitas:5.6M
Nilai: 4.9
Nama Author: requeen

Hidup Bintang seketika hancur setelah sahabatnya mengambil kekasih hatinya dan dihari yang sama ia juga harus kehilangan kehormatannya oleh orang yang tidak dikenal karena mabuk.

Apakah Bintang akan selamanya memendam rasa benci dan dendam jika akhirnya ia harus menjadi bagian dari keluarga sahabatnya itu ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon requeen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kecelakaan

Bintang dan Langit berada di Panti Asuhan 'Kasih Ibu ' selama dua hari. Dihari ketiga Shanti dan Rizal juga Cilla menjemput mereka kembali untuk pulang ke Bandung.

Meskipun tidak lama namun Bu Dewi terlihat lega karena kerinduannya sudah terobati dan yang pasti Bu Dewi merasa lega karena Bintang dan Langit bersama orang-orang yang baik.

"Bunda nanti aku mau menginap lagi di rumah nenek !" pinta Langit ketika mereka sedang dalam perjalanan pulang.

"Tidak boleh !" jawab Cilla cepat dengan bibir yang mengerucut.

Bintang menatap Shanti yang malah tersenyum " Cilla kenapa mbak ?" tanyanya.

"Selama kalian menginap di Panti Cilla ngambek ingin ikut kalian, tapi kakek neneknya juga kangen sama Cilla, bikin mbak serba salah " jawab Shanti. Rizal yang sedang mengemudi hanya terkekeh.

"Kak Cilla..di Panti aku banyak teman loh..kata Nenek dan Bunda mereka semua saudara aku " oceh Langit membuat Cilla semakin cemberut.

Shanti dan Bintang hanya tertawa melihat Cilla yang semakin ngambek mendengar ocehan Langit.

"Bulan depan Cilla kan ulangtahun, mumpung Papa belum berangkat berlayar lagi bagaimana kalau kita rayakan di sana saja " Ide Rizal.

"Iya mau Pah " Mata Cilla langsung berbinar.

"Yeey..nanti aku ketemu nenek lagi " Langit pun langsung girang.

"Tumben ide kamu cemerlang Mas, aku saja tidak kepikiran kesana " Shanti menggenggam tangan Rizal.

"Selalu ada jalan untuk menyenangkan anak " jawab Rizal sambil tersenyum bangga.

Bintang hanya tersenyum melihat kemesraan Shanti dan Rizal. Sepasang suami istri itu memang tidak pernah sungkan memperlihatkan kemesraan di depan Bintang karena mereka sudah menganggap Bintang itu seperti adiknya sendiri.

"Bi, kamu tidak ada niat untuk mencarikan Ayah untuk Langit ?" tanya Rizal ketika melihat Cilla dan Langit tertidur di kursi belakang bersama Bintang. " Kamu masih muda loh "

"Aku belum kepikiran kesana Mas, lagian belum tentu ada pria yang mau sama wanita yang punya anak tanpa tau siapa Ayahnya" jawab Bintang.

"Belum tentu juga Bi " Rizal membesarkan hati Bintang.

"Siapapun yang nantinya berniat menikahi kamu harus menghadap mbak dulu " ujar Shanti tegas.

"Kenapa kamu yang posesif ?" Rizal terkekeh melirik Shanti yang terlihat begitu melindungi Bintang.

"Ya aku harus memastikan yang jadi Ayah Langit itu pria yang baik " jawab Shanti.

"Kalau begitu kamu saja yang carikan jodoh untuk Bintang yang sesuai dengan keinginan kamu.. seperti Siti Nurbaya saja " tawa Rizal semakin kencang membuat Cilla menggeliat merasa terganggu dengan suara tawa Papanya.

"Sssttt.. tertawa nya jangan kencang-kencang nanti anak-anak bangun !" omel Shanti sambil memukul lengan suaminya.

*

Hari ini Dipa tiba di Jakarta, dari Surabaya ia datang membawa Bunga. Elsa tidak bisa ikut karena ada acara dengan teman sosialita nya.

Dipa sempat murka karena Elsa lebih memilih acara dengan teman-temannya daripada menemani Bunga yang merengek ingin ikut dengan Dipa ke Jakarta.

"Kak Elsa tidak ikut Mas ?" tanya Leon sambil mengambil Bunga dari gendongan Dipa ketika Leon menjemputnya di Bandara.

"Tidak, dia sedang sibuk " jawab Dipa.

Hari ini Dipa sengaja datang ke Jakarta untuk membicarakan pembangunan klinik khusus tumbuh kembang anak yang rencananya akan dibangun tepat di sayap kanan bangunan utama rumah sakit milik keluarga nya.

Dari Bandara Leon membawa Dipa dan Bunga ke rumah dimana Dina, Lana dan mertuanya sudah menunggu kedatangan Dipa dan Bunga.

Leon melirik Dipa yang tampak lelah dengan Bunga dipangkuannya. Ini bukan pertama kalinya Dipa datang ke Jakarta bersama Bunga tanpa Elsa.

Sebegitu sibuk kah Elsa sampai tidak bisa mendampingi suami dan putrinya ke Jakarta ? batin Leon.

Leon tidak mengerti rumah tangga seperti apa yang sedang kakak iparnya itu jalani.

Meskipun Dina juga terkadang egois namun Leon sangat bersyukur karena menurutnya Dina lebih baik dibanding Elsa dalam hal mengurus anak.

Hari pertama di Jakarta Bunga dan Lana terlibat pertengkaran karena memperebutkan mainan yang sama. Padahal baru beberapa jam yang lalu mereka saling berpelukan melepas rindu ketika Dipa dan Bunga baru tiba.

"Tidak usah bertengkar, sebaiknya kalian belajar berbagi !" nasehat Dina berusaha melerai pertengkaran antara Bunga dan Lana.

"Aku mau pinjam boneka ini Aunty, tapi Lana nya pelit " adu Bunga.

"Tapi kak Bunga pinjamnya maksa " Lana mempertahankan bonekanya.

"Kalau begitu gantian, kalau tidak mau gantian nanti bonekanya dibuang ke tempat sampah " ancam Dina.

"Jangaaaan !!" jawab Bunga dan Lana kompak.

"Kalau begitu berhenti bertengkar !"

"Iya " jawab Bunga dan Lana.

Meski sempat saling cubit dan saling menjulurkan lidah namun tidak lama kemudian mereka pun sudah terlihat akur kembali.

Dina mengawasi kedua bocah perempuan itu agar tidak kembali bertengkar. Diantara seluruh keluarganya hanya Dina lah yang lebih telaten mengurus anak, terbukti meskipun sering bertengkar dengan Lana namun Bunga lebih nurut kepada Dina dibanding kepada Mommy nya.

Setelah menjemput Dipa, Leon kembali ke rumah sakit karena masih ada pekerjaan yang belum ia selesaikan.

"Kenapa Elsa tidak ikut dengan kalian kesini ?" tanya Mama Niken ibu Dipa.

"Hari ini dia sedang ada acara " jawab Dipa.

"Oh " hanya itu tanggapan orangtua Dipa seolah mereka sudah maklum dengan kebiasaan Elsa dan tidak mempermasalahkan nya.

"Kapan kamu akan ke rumah sakit ?" tanya Papa Ardi.

"Besok Pah, hari ini aku mau istirahat dulu " jawab Dipa.

"Iya , kamu kelihatan lelah " Papa Ardi menepuk bahu putra kebanggaannya.

Dipundak Dipa kelak Ardi akan meletakkan tanggung jawab yang sangat besar atas semua perusahaan miliknya.

Untuk urusan perusahaan Ardi tidak mungkin melibatkan Dina yang hanya lulusan SMA, kecuali untuk urusan rumah sakit sepertinya Ardi yakin akan mempercayakan kepada Leon menantunya.

Di hari yang sama Bintang dan Langit sedang dalam perjalanan dari Bandung menuju Jakarta. Hari ini Rizal memenuhi janjinya kepada Cilla untuk merayakan ulangtahunnya di Panti Asuhan tempat Bintang dibesarkan.

Setibanya di Panti Asuhan, Rizal menurunkan beberapa kotak besar berisi godybag yang akan dibagikan kepada anak-anak panti, sementara Cilla dan Langit langsung bermain bersama anak-anak panti.

Semua sudah dipersiapkan dari Bandung oleh Bintang dan Shanti termasuk kue ulangtahun yang Bintang jaga baik-baik agar tidak rusak ketika dalam perjalanan Bandung-Jakarta.

Pesta ulangtahun Cilla yang ke lima itu berlangsung sangat meriah. Dan anak-anak panti terlihat senang ketika Cilla dan Langit membagikan masing-masing dua buah godybag berisi perlengkapan sekolah dan beraneka macam makanan.

Selesai acara pesta ulangtahun Cilla, Shanti dan Rizal membawa Cilla dan Langit menginap di rumah orangtua Rizal sementara Bintang menginap di Panti Asuhan.

Langit memang sudah terbiasa ikut dengan Shanti dan Rizal jadi Bintang tidak khawatir ketika Shanti dan Rizal membawa Langit menginap di rumah orangtua Rizal.

Di kamarnya Bintang masih menemukan banyak photo-photo dirinya dengan Dina sewaktu SMA, bahkan ada juga beberapa photo mereka bertiga bersama Leon.

Bintang ingat jika mereka dulu sering berboncengan satu motor bertiga dan teman-temannya meledek dengan menyebut mereka cabe-cabean.Bintang tidak menyangka jika Dina dan Leon tega berselingkuh dibelakangnya.

Bintang mengumpulkan semua barang-barang yang berhubungan dengan Dina dan Leon kemudian membuangnya ke tempat sampah.

Bintang berharap Tuhan tidak lagi mempertemukan mereka dan menganggap keduanya sudah mati.

Malam itu hujan turun sangat deras, Bintang meringkuk diatas ranjangnya dan akhirnya tertidur.

Belum lama ia tertidur Bintang terbangun ketika terdengar suara ponselnya yang tidak berhenti berdering. Ternyata Shanti yang menghubunginya.

"Bi, Langit jatuh dari tangga mbak sekarang sedang menuju ke rumahsakit kamu menyusul ya !" suara Shanti terdengar panik dan kepanikan Shanti tentu saja menular kepada Bintang.

"Jatuh dari tangga ? aku segera menyusul " Bintang langsung memakai sweater dan menyambar tasnya kemudian buru-buru pergi menuju rumah sakit yang Shanti sebutkan.

Bintang pergi menuju rumah sakit dengan menggunakan ojek yang kebetulan mangkal di dekat Pantai Asuhan.

Begitu Bintang datang Shanti langsung menghambur memeluk Bintang.

"Bagaimana bisa__?"

"Maafkan mbak, tadi di rumah hujan dan mati lampu, kami sedang di lantai atas. Mas Rizal sudah memperingatkan agar Cilla dan Langit diam sementara kami mencari lilin.. pada saat kami mencari lilin sepertinya Langit malah mendekat kearah tangga dan akhirnya jatuh " Shanti menangis sambil memeluk Bintang.

"Sebaiknya kalian tenang, Langit sedang ditangani oleh dokter " Rizal berusaha menenangkan Bintang dan Shanti walaupun ia sendiri sangat gentar apalagi melihat banyaknya darah di kepala Langit.

"Ya Tuhaaan cobaan apalagi ini " Bintang terduduk lemas dengan tatapan yang kosong.

1
elise rachma
Luar biasa
Ds Phone
cerita seronok dibaca
Ds Phone
takut kau
Ds Phone
dia pas dia dia pas dia
Ds Phone
gara gara orang
Ds Phone
cemburu tak habis
Ds Phone
akhir terjadi lah
Ds Phone
bersanding sama
Ds Phone
ayah nya yang berlebih lebih
Ds Phone
ada aja idela meraka
Ds Phone
sesuai aturan nya
Ds Phone
nak minang lah tu
Ds Phone
akhir lah didunia
Ds Phone
belum cuba belum tahu
Ds Phone
Adik beradik sama sama sokong
Ds Phone
akhir nya mahu belajar ugama
Ds Phone
manja betul
Ds Phone
menatu dengan makmetu sepakat
Ds Phone
sambil kerja ada yang teman
Ds Phone
melepas ridu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!