Selamat datang di cerita baru Aku teman-teman. Kali ini aku ingin membuat cerita tentang sekelompok keluarga yang diasingkan ke sebuah pulau yang tak berpenghuni.
Pulau itu dikelilingi oleh samudera yang luas. Butuh waktu lima belas hari pelayaran untuk sampai ketempat itu.
Pulau itu dimiliki oleh seorang billionaire asal Amerika yang bernama Steven Julio. Steven menikah dengan warga Indonesia yang bernama Zahra. Keduanya menikah karena cinta.
Saskia Aurora merupakan karyawan di perusahaan Steven. Aurora mempunyai obsesi untuk menikah dengan Steven. Siapa yang tidak menyukai lelaki tampan dan juga kaya? Begitupun dengan Aurora.
Sayangnya lelaki itu sudah memiliki seorang istri. Bukannya menyerah, Aurora malah tertantang untuk mendapatkan Steven. Banyak yang dilakukan Aurora untuk mendapatkan, bahkan dengan cara yang ekstrim sekalipun.
Apakah Steven tertarik?
Tentu saja tidak. Steven merupakan pria yang setia dengan istrinya. Bisa dibilang "Bucin Abis".
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurul Senggrong, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kembali
Semakin malam suasananya semakin mencekam. Terdengar suara beberapa jenis binatang malam yang meramaikan keheningan malam. Aurora merasakan bulu kuduknya merinding entah kenapa. Rania tidak berani jauh dari Aurora.
"Kok Aku makin merinding, " gumam Rania dengan lirih. Meski begitu Aurora mampu mendengarnya. Karena memang tidak ada jarak diantara mereka.
Kuk geruuuuk!
"Itu suara apaan? " tanya Rania dengan gemetar.
"Kalau tidak salah itu suara burung tekukur, " jawab Aurora dengan tidak yakin. Ia pernah mendengar dari salah satu temannya saat piknik bersama waktu sekolah.
"Bukanlah.Itu suara burung hantu, " sanggah Dandi dengan percaya diri. Meski sebenarnya ia sendiri tidak mengetahuinya. Ia memang bukan tipe lelaki yang menyukai burung( kecuali burungnya 🤭🤭🤭).
"Memangnya kamu pernah dengar suara burung hantu? "
"Kagak. Tapi suara burung apa lagi di tengah malam seperti ini, " ucap Dandi dengan kening mengkerut. Aurora hendak menjawab namun kalah cepat dengan Rania.
"Jadi ini bukan suara hantu kan? " ucap Rania memastikan. Tidak masalah suara burung apapun itu. Yang penting bukan suara hantu.
"Tidak tau, " jawab Aurora dengan cuek. Mendengar kata hantu dari mulut Rania membuat Aurora tambah takut. Sayangnya ia pandai menyembunyikan ekspresinya.
"Jangan bicara soal hantu bisa tidak. Bikin orang merinding saja, " ucap Dandi yang duduk berseberangan dengan Aurora dan Rania.
"Maaf... "
".... "
Tidak ada lagi yang berbicara. Namun percayalah hal itu malah membuat suasana menjadi lebih mencekam. Bahkan suara daun saja membuat mereka begidik.
Akhirnya para Eagle berhasil menemukan keberadaan mereka. Aurora dan yang lain sangat berterimakasih karena berkenan mencari keberadaan mereka.
Kras... Kras...
"Sepertinya ada yang datang, " ucap Aurora dengan waspada. Semoga saja bukan binatang buas.
Tak lama kemudian dua orang bertubuh kekar muncul dari balik pohon. Di tangan keduanya ada senjata api. Sedangkan sebagai penerang mereka menggunakan headlamp.
Seperti namanya headlamp dirancang khusus untuk dipasang di kepala. Dengan begitu memudahkan tangan untuk melakukan aktivitas lainnya tanpa perlu memegang senter di tangan.
"Kalian siapa? " tanya Dandi dengan suara gemetar.
"Tuan meminta Kami untuk membawa Kalian kembali." Aurora bernafas lega saat mendengarnya.
"Terimakasih Tuan-tuan."
"Tidak perlu berterima kasih. Sekarang lebih baik Kita pergi dari sini. Tuan David sudah menunggu."
"Bisakah Kita_"
Rania tidak melanjutkan ucapannya saat melihat tatapan para Eagle yang menakutkan. Mereka bertiga bergegas membangunkan Sania dan Edo. Setelah itu mematikan api unggun yang sudah mereka buat. Setelah memasang keranjang kebelakang punggung, mereka pun akhirnya pulang.
Cukup jauh juga mereka berada. Butuh hingga dua jam perjalanan untuk sampai di rumah. Di sepanjang jalan tidak ada yang berani membuka mulutnya. Meski kaki mereka pegal sekalipun.
Setibanya di rumah, David meminta mereka untuk langsung beristirahat. Untuk yang lainnya akan di bicarakan nanti saja bersama yang lainnya.
Aurora dan keempat temannya tidak ada yang membantah sama sekali. Mereka langsung naik ke atas rumahnya masing-masing.
Begitu masuk kedalam rumah, Aurora langsung tidur. Ia tidak menghiraukan tubuhnya yang kotor. Yang penting ia. bisa istirahat dengan baik.
Aurora bangun saat mendengar peluit yang di tiup oleh David. Dengan mata setengah terpejam ia turun dari rumah pohonnya. Ia langsung ikut berbaris bersama yang lain. Tidak ada waktu untuk sekedar membersihkan mukanya.
"Siapa saja yang semalam menghilang kemarin? " tanya David dengan suara dinginnya. Aurora dan keempat temannya langsung mengangkat tangan kanan mereka.
"Tahu kesalahan kalian? "
"Kami tersesat."
"Bagaimana bisa tersesat? "
"Saat hendak kembali kami lewat jalur yang tidak seharusnya, " jawab Dandi mewakili keempat temannya.
"Alasannya? "
"Karena jalan yang sudah kami lewati tidak ada lagi tumbuhan obat yang kami peroleh, " jawab Aurora dengan jujur.
"Jadi apa sekarang kalian mendapatkannya? " Kelima orang itu pun menggelengkan kepalanya.
"Kami bertemu sepasang harimau dan singa. Kami berlima naik keatas pohon sampai hewan-hewan itu pergi"
"Jangan bercanda Nona. Kalau kalian bertemu kedua hewan buas itu pasti tubuh kalian tidak akan utuh lagi." ejek Panji.
"Tidak percaya juga tidak masalah. Semoga saja kalian tidak mengalami kejadian seperti yang sudah kami alami, " ucap Aurora dengan santai.
"Benar.Untung Kami masih sempat untuk naik pohon. Kalau tidak mungkin tubuh kami sudah tidak utuh lagi. "
"Apa terjadi perkelahian diantara dua jenis binatang itu? "
"Tidak sama sekali. Mereka malah terlihat akur. "
"Tidak mungkin. Pasti kalian salah lihat."
"Kalau satu orang wajar salah lihat. Tapi nyatanya kami berlima."
"Mungkin saja itu hanya alasan kalian saja agar tuan David tidak memberi hukuman. "
"Cukup! " teriak David dengan keras. Aura yang ia miliki sangat kuat. Tatapannya membuat orang gugup.
"Aku menegaskan kalian untuk kedua kalinya. Bahwa setiap kalian keluar jangan lupa untuk membuat tanda. Seperti yang sudah Saya katakan sebelumnya di sini banyak hewan buas yang berkeliaran. Sayangi hidup kalian sendiri. "
"Baik Tuan."
"Sebagai hukuman... kalian berdua harus membersihkan rumput di tempat yang Saya tentukan. Nantinya tempat itu akan dijadikan tempat untuk membudidayakan tanaman obat yang kalian temukan. Mengerti! "
"Siap mengerti. "
lanjut up lagi dong thor ..... semangat ya 💪💪♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️
pesaraan aku kok dikit banget Thor..
kan nanggung,jadi pengen nambah(ngelunjak /Curse//Hammer/)
Thor maaf ni ya...jangan sampe nanti tuan Steven ambil anaknya Aurora,kasian Aurora Thor dia kan cuma berjuang sendiri dan tuang Steven pun hanya menyimpan rasa benci sam Aurora/Scowl/
Thor kapan David pulang ke hutan Thor hanya dia yg twu kalo yg di kandung Aurora itu anak nya tuan Steven..meski tanpa dokter dan alat medis semoga kelahiran c kembar baik" aja dan nati setelah bayinya lahir tolong jangan sampe Steven ambil karna aku kasian sama Aurora yg berjuang sendiri saat mengandung juga melahirkan