Hidup di jalan sebenarnya bukanlah pilihannya , tapi nyatanya kekayaan tak membuatnya cukup nyaman . Dan inilah sebuah kisah tentang seorang pria bernama Bramatyo Yudo Sadewo , pria muda dengan segala ambisinya ! Yang tanpa dia tahu jika suatu saat seorang wanita biasa bisa membuatnya bertekuk lutut ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lindra Ifana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
3
" Gis nanti kamu transfer duit dua puluh jutanya ke rekening Mama , besok Vina jadi pergi ke Bali bersama teman temannya . Sekalian kamu bayari uang arisan ibu ke Bu Nindy , nggak banyak cuma lima juta kok "
Gista hanya diam , sudah berkali kali ibu mertuanya meminta sejumlah uang dengan alasan untuk keperluan kuliah adik suaminya ataupun yang lain . Papa mertuanya meninggal jauh sebelum pernikahan mereka , sejak saat itu suaminya yang bernama Gibran bertanggung jawab penuh menjalankan perusahaan yang diwariskan padanya . Sekaligus bertanggung jawab pada hidup ibu dan adik perempuan satu satunya yang bernama Vina .
Gista sebenarnya kurang nyaman berada satu atap dengan ibu mertua dan adik iparnya . Lima tahun ini dia lalui dengan penuh kesabaran . Seberapa kuat ia berusaha menjadi menantu yang baik tapi selama itu pula mertua dan iparnya semakin memusuhinya .
Tapi Gista selalu menjaga perasaan Gibran , bagaimanapun ia sudah menjadi bagian dari keluarga itu . Dia berharap suatu saat mereka bisa berubah menjadi lebih menghargainya .
" Kenapa kau diam ? Kau dengar ibu berbicara kan ? Jangan bilang kau tak mau mengirim uang itu karena sebenarnya uang itu adalah uang kami juga "
Sofi memandang sinis ke arah menantunya , dia tidak akan terima jika Gista yang mengatur keuangan keluarga . Sofi berpikir uang uang itu adalah masih menjadi haknya .
" Gista pasti akan segera transfer , tapi nanti setelah Gista bicara hal ini dengan Mas Gibran . Semua pengeluaran yang cukup besar harus sepengetahuan suami Gista Bu , "
" Besar kau bilang ??.ltu hanya dua puluh lima juta Gis ... uang belanjamu per bulan saja sepuluh kali lipat dari itu . Kalian belum punya juga punya anak jadi pengeluaran kalian juga belum terlalu besar bukan !? Gibran pernah bilang jika aku dan Vina kekurangan uang maka aku boleh memintanya padamu . Uang itu uang kami juga , kau hanya bertugas untuk membawa dan membaginya . "
Gista menghela nafasnya dalam dalam , selalu itu yang menjadi senjata terakhir Sofi . Wanita itu selalu menegaskan jika dia bukan siapa siapa di rumah ini . Hatinya terasa nyeri ketika selalu di ingatkan jika lima tahun pernikahannya belum juga di karuniai buah hati .
Sudah berkali kali ia datang ke dokter tapi hasilnya selalu menyatakan jika rahimnya sangat baik baik saja . Lain halnya dengan Gibran yang tak pernah mau memeriksakan dirinya . Pria itu selalu saja berkeras bahwa diapun juga sangat baik baik saja .
" Baik , pasti nanti akan Gista transfer uangnya . Tapi tetap dengan ijin Mas Gibran " kukuh Gista membuat ibu mertuanya langsung berdecak kesal .
Dengan langkah yang di hentak hentakkan di lantai Sofi berjalan menuju kamarnya yang letaknya memang di lantai bawah , dia sudah terlalu lelah untuk naik turun tangga hingga lebih memilih menghuni kamar tamu di lantai bawah .
Gista hanya geleng geleng kepala melihatnya , bulan lalu ibunya juga meminta uang lima puluh juta hanya untuk membeli sebuah kalung . Waktu itu Gibran sendiri yang mengirim uang dari rekening pribadinya .
Setelah ibu mertuanya masuk kekamar , dari arah depan terlihat adik iparnya yang mengenakan pakaian cukup seksi mendekat padanya .
" Mbak minta tiga ratus ribu buat ongkos taksi ... cepetan ! "
" Lhohh bukannya baru kemarin Embak transfer dua puluh lima juta buat uang bulanan kamu ?? Kok naik taksi ? Memang mobil kamu kemana !? "
" Vina cuma minta tiga ratus ribu Mbak !! Ribet banget sih ! Vina mau ke atas , Mbak saja yang bayar taksinya .... Benar kata lbu wanita mandul memang sangat rewel , " gerutu Vina dengan suara yang masih bisa di dengar oleh Gista .
" Yang sopan jika berbicara pada Embak Vin !! Kau yang pakai taksinya jadi Embak tidak berkewajiban untuk membayarnya . "
" Mandul tetap saja mandul , semoga kau cepat pergi dari sini ,"
" Vinnn !! " pekik Gista yang membuat langkah Vina langsung terhenti .
Tapi apa yang dilakukan Vina selanjutnya membuat Gista sangat terkejut , adik iparnya itu malah menampar dirinya sendiri dengan keras .
PLAKKKKKK ...
Vina kemudian luruh kelantai dengan isakan yang cukup keras terdengar . Sofi yang sedang keluar kamar langsung berlari pada putri bungsunya .
Gista menoleh ketika suara bariton terdengar keras sedang menegurnya ,
" Apa yang sudah kau lakukan pada adikku !! "
~ Kisah Bram Emak simpen dulu karena suatu saat akan berhubungan dengan perjalanan rumah tangga Gista . Mungkin ke depannya kisah novel ini lebih berat dari novel Emak sebelum sebelumnya . Maunya nulis yang lebih kisruh 🤭🤭😄😄 sesuai dengan judulnya . Kawal terus novel ini , dan jangan pernah bosan untuk memberikan kritik atau saran agar alurnya menjadi lebih baik . Love U all ...💝💝💝🙏🙏 ~