Karena pengkhianatan yang dilakukan oleh kekasihnya, Bumi terlempar ke dunia penyihir, tempat dimana kekuatan sangat di perlukan untuk bertahan hidup.
Bumi diangkat menjadi anak seorang penyihir wanita paling berbakat era itu. Hidupnya mulai mengalami perubahan, berpetualang menantang maut dan berperang.
Meski semuanya tak lagi sama, Bumi masih menyimpan nama kekasihnya dalam hatinya, dia bertekad suatu hari nanti akan kembali dan meminta penjelasan.
Namun, gejolak besar yang terjadi di dunia penyihir membuat semuanya menjadi rumit. Masih banyak rahasia yang di simpan rapat, kabut misteri yang menyelimuti Bumi enggan menghilang. Lantas saat semuanya benar-benar tidak terkendali, masih adakah setitik harapan yang bisa diraih?
*
cerita ini murni ide author, jika ada kesamaan nama tokoh dan tempat itu hanyalah fiktif belaka.
ig: @aca_0325
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mapple_Aurora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5
Taman biru di belakang rumah menjadi tempat latihan pertama Bumi. Dia duduk tenang diatas bangku panjang sembari memperhatikan kupu-kupu yang hinggap di pucuk bunga. Di sampingnya Analika duduk sembari membaca buku bersampul biru yang sangat tebal.
"Untuk bisa masuk ke akademi langit hitam kau harus menguasai sihir dasar Caeruleus. Secara umum dalam ilmu sihir memiliki empat tingkatan yaitu dasar, menengah, puncak dan ahli. Ada tiga bagian sihir dasar yang harus kamu pelajari, tidak sulit namun cukup merepotkan."
"Sihir dari klan Caeruleus berpusat pada air, masih memiliki banyak kekurangan. Tetapi air merupakan kebaikan alam yang sangat dibutuhkan oleh manusia, perlahan kamu akan bisa menutup kekurangannya."
" Mantra pertama adalah untuk membangun koneksi dengan air di seluruh alam semesta. Pejamkan matamu dan lepaskan semua beban di hati dan pikiranmu."Perintah Analika setelah menjelaskan secara singkat tentang sihir Caeruleus.
Bumi mengikuti instruksi Analika, dia pejamkan mata dan melepaskan semua beban yang tersembunyi dalam hatinya. Tidak terlalu sulit sebenarnya jika saja tidak ada Delima disana, nama gadis itu masih menjadi beban paling berat untuk Bumi. Dia tidak bisa melepaskan gadis itu begitu saja, ada banyak penjelasan yang ingin ia dengar dari Delima.
Sudah satu bulan dia tinggal di Terra, nama gadis itu masih tersimpan dalam hatinya, bahkan setelah pengkhianatan yang dia terima, Bumi masih enggan menghapus nama Delima. Dia ingin melupakan rasa sakitnya, melupakan senyum tidak bersalah Delima kala melihatnya jatuh kedalam jurang.
" Aku Bumi Caeruleus anggota termuda dalam generasi Caeruleus memanggil air dari dalam inti bumi. Bacakan mantra itu selama mungkin sampai air datang membasahimu dari segala penjuru." Titah Analika, kembali menyadarkan Bumi dari rasa sakitnya.
"Aku bumi Caeruleus anggota termuda dalam generasi Caeruleus memanggil air dari dalam inti bumi..."
Meski kata-kata yang diucapkan terasa aneh di lidah Bumi, dia tetap membacanya terus menerus tanpa berhenti.
Tidak butuh waktu lama gemuruh Air terdengar di kejauhan, seperti ombak besar di lautan luas, semakin lama semakin dekat dan semakin memekakkan telinga tetapi Bumi tidak berani membuka mata. Bumi terus membaca mantra ,
Byurr...byurrr... Byurr..
Air yang datang entah dari mana menenggelamkan Bumi dihalaman itu, paru-parunya menyempit dan dadanya terasa sakit, dia kesulitan bernafas dan ketika dia hampir jatuh pingsan suara Analika kembali terdengar.
"Buka jemarimu dan gerakan secara teratur dan horizontal."
Bumi mengikuti instruksi, dia buka jemarinya lalu menggerakkan dengan pelan dan horizontal. Lalu, secara aneh air itu mulai menyusup masuk kedalam sela-sela jarinya, melewati pori-porinya dan bergabung dengan aliran darahnya.
Dingin!
Bumi menggertakkan giginya, dia menggigil kedinginan kala seluruh air masuk kedalam tubuhnya, seluruh tubuhnya berubah warna menjadi biru, seluruh tubuhnya seolah dilebur bersama air. Hanya bola matanya yang masih tetap berwarna Hazel.
"Ibu..."bumi menggertakkan giginya tanpa sadar memanggil Analika.
"Tenang,"kata Analika berpindah ke belakang Bumi, dia jentikan jemarinya ditengah-tengah punggung bumi.
"Ini adalah proses awal, sekarang kau sudah bisa mengolah mantra sihir lainnya. Mantra dasar kedua adalah mengubah sebagian air menjadi embun, bersifat lembut dan bisa digunakan untuk penyembuhan."kata Analika menjelaskan, dia kembali duduk di bangku panjang.
" Embun biru digunakan untuk penyembuhan sekaligus untuk menyerang. Sekarang kau bisa menyaring air-air dalam tubuhmu menjadi kabut biru tipis, jika kabutnya semakin tipis dan transparan maka semakin bagus. Kami menyebutnya mantra dasar Caeruleus kedua,"
"Yang ketiga adalah yang paling penting yaitu menyatukan antara air dan embun, proses nya sulit. Tapi kamu harus berhasil." Kata Analika datar.
" Setelah terbiasa dengan sihir dasar, pelajari sihir-sihir yang ada di sini. Aku akan kembali kerumah sebelum pendaftaran akademi langit hitam dibuka, saat itu kau sudah harus menguasai sihir dasar dengan bebas." Setelah selesai menjelaskan secara singkat tentang dasar-dasar sihir, Analika menyerahkan buku tebal yang sejak tadi dia pegang,
Setelah mengatakan itu sosok Analika menghilang tanpa meninggalkan jejak apapun. Wanita itu pergi secepat dia datang dan Bumi tidak tahu apa yang akan dikerjakan oleh Analika sehingga pergi dengan sangat terburu-buru.
Bumi menghela nafas panjang, dia perhatikan buku bersampul biru yang sangat tebal itu. Dia sudah sangat muak membaca buku di ruang belajar dan sekarang dia juga harus kembali membaca buku lagi.
Astaga! Kapan semua ini berakhir.
Bumi hanya bisa mengeluh dalam hati. Dia mulai membuka buka tersebut, buku yang berisi mantra sihir yang membuat kepala Bumi pusing.
"Kamu kesulitan?"
Bumi menoleh ke belakang, kearah suara itu berasal. Seorang wanita muda yang seumuran dengan bumi berdiri dibawah pohon di dekat dinding, dia memakai baju hitam longgar dengan rambut keriting sepunggung, bola mata birunya menandakan bahwa dia salah satu anak dari klan Caeruleus.
"Siapa kau?!"Tanya Bumi menutup kembali bukunya.
"Aku Leani, rumahku ada di ujung jalan."wanita itu tersenyum dan berjalan mendekat. Dia berhenti tepat lima langkah dari Bumi.
"Bibi Lika memintaku untuk membantumu. Biasanya aku tidak akan mau, tapi, karena ini permintaan bibi Lika maka aku dengan senang hati datang kemari."Leani menjelaskan,
"Terimakasih."
Maka sejak saat itu dengan dibantu Leani, Bumi bisa dengan cepat memahami mantra-mantra yang ada dalam buku tersebut. Tapi tentu juga tidak bisa menguasai seluruh nya dalam satu waktu.
Setidaknya dalam satu bulan Bumi bisa menguasai sepuluh mantra sihir sampai tingkat menengah, dia masih jauh dibawah Leani tetapi untuk orang yang baru belajar sihir kemampuannya sudah luar biasa.
Ibunya, Analika tidak ada kabar sejak pertemuan terakhir mereka. Bumi tidak tahu apa yang dia lakukan dan kemana dia pergi. Barulah saat membaca berita di tablet, dia mengetahui bahwa Analika di hukum oleh kementerian sihir dan di kirim ke selatan.
***
Like, komen dan vote.