Alvian, seorang pria muda nan tampan menginginkan sosok seorang Istri yang cantik dan aduhai.
Ia terpaksa harus menelan kekecewaan saat orang tuanya justru menjodohkan dia dengan Aylin, seorang perempuan tertutup dan bercadar.
Hal itu membuat Alvian berbuat sesuka hati agar Aylin tak kuat menjalani bahtera rumah tangga dengannya dan meminta untuk berpisah.
Namun, siapa sangka hal itu justru menjadi bumerang bagi dirinya sendiri setelah dia tahu kalau di balik cadar istrinya, tersembunyi paras cantik yang selama ini sangat ia idam-idamkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon omen_getih72, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16
Aylin merasa sangat senang, karena dengan adanya mertua, ia bisa menyambut teman kerjanya dengan tenang.
Bahkan di hadapan mereka, mertuanya itu memberikan kesan yang sangat baik dan terus menyanjungnya sebagai seorang menantu.
"Aylin, kamu beruntung sekali memiliki mertua yang sangat menyayangimu. Tapi, mana suamimu, kenapa belum terlihat? Aku sangat penasaran," tanya Luna.
"Iya, aku bisa bayangkan jika suami kamu pasti tampan seperti Papanya," timpal Rima.
"Duh ... Nanti Papa jadi Geer deh," sela Mama Veny terkekeh.
"Nah, yang masih muda saja bilang Papa masih ganteng. Kira-kira kalau mau menikah lagi masih laku tidak ya?" canda Pak Bastian.
"Masih laku kok, Pa. Tapi nanti Papa pasti akan menyesal, kalau Mama di culik brondong, soalnya Mama juga masih cantik," sela Aylin.
"Papa hanya becanda, lagian cinta Papa hanya untuk Mama seorang," balas Pak Bastian.
Semua tertawa, sedangkan Aylin hanya tersenyum, dalam hatinya merasa miris kenapa suaminya tidak memperlakukan dia dengan baik seperti Papanya.
Bahkan pernikahan mereka seperti duri yang setiap kali bertemu akan saling melukai.
"Aylin, Alvian kenapa masih belum turun juga? Ini sudah saatnya kita makan," tanya Mama Veny resah.
"Mungkin sebentar lagi turun, Ma. Mas Alvian memang orang yang sangat sibuk," jawab Aylin untuk menutupi keburukan suaminya.
"Sudahlah, ayo kita semua makan saja dulu, Alvian biar nanti menyusul," sela Pak Bastian yang sangat paham dengan watak putranya.
"Iya, ayo semua makan," ucap Aylin ramah.
Tapi sejujurnya dalam hati ia merasa cemas, takut jika suaminya itu tidak mau keluar karena tadi sudah marah padanya dan terlihat tidak setuju.
"Kakak, kemarin katanya mau masak daging sapi untuk Byan. Aku sudah menunggu Kakak, tapi Kakak tetap tidak datang?" tanya Byan.
"Aduh maaf, sebenarnya sudah Kakak siapkan tapi malah lupa," jawab Aylin beralasan.
"Byan, kamu jangan terlalu banyak makan pedas," bujuk Raka.
"Hari ini khusus untuk Byan sudah aku masakkan yang tidak terlalu pedas kok, ini Kakak ambilkan," tawar Aylin.
Pada saat itu, Raka menatap sosok Aylin. Bukan karena memandang fisik, namun perhatiannya pada putrinya.
Pak Bastian yang mulai menyadari sesuatu seketika berdiri.
"Papa panggil Alvian dulu ya? Takutnya dia malah ketiduran," sela Pak Bastian.
"Iya, Pa."
**
**
Sementara di kamar, ini sudah ketiga kalinya Alvian mengganti pakaiannya, pertama ia menggunakan setelan jas.
"Ah, seperti mau ke kantor saja!"
Alvian kembali mengganti pakaiannya dengan kemeja.
"Kenapa malah jadi seperti mau kondangan?"
Alvian kembali mengganti pakaiannya dengan baju kesayangannya, namun tetap merasa tidak cocok.
"Cuma makan malam biasa, bukan di restoran mewah. Astaga ada apa denganku ini? Kenapa malah jadi salah tingkah seperti ini. Lagipula itu hanya teman Aylin, apa urusannya denganku!" Alvian meremas rambutnya frustasi.
Akhirnya Alvian hanya memakai celana jeans berwarna navy yang dipadukan dengan kaos lengan pendek berwarna putih.
Tak lupa ia melengkapi penampilannya dengan sebuah jam tangan mahal.
Kali ini ia merasa sangat puas dengan penampilannya yang simpel namun tetap terlihat tampan.
"Yap, aku memang selalu terlihat sempurna," ucap Alvian bangga pada dirinya sendiri.
Tak lupa ia merapikan rambutnya untuk melengkapi kesempurnaannya.
Kini ia semakin puas dengan penampilan santai namun tetap menawan.
Baru saja Alvian hendak keluar kamar, saat ia membuka pintu sudah ada sang Papanya yang menyambutnya.
"Papa!!" ucap Alvian kaget.
"Kamu lama sekali, sudah tahu ada teman Aylin seharusnya kamu berusaha untuk menghargai mereka!" sentak Pak Bastian menahan amarah.
"Maaf, Pa, tadi Alvian sakit perut, jadi terlalu lama di kamar mandi," jawab Alvian beralasan.
"Ya sudah ayo turun! Semua orang sudah menunggumu dari tadi! " ajak Pak Bastian sambil menyeret lengan putranya.
"Iya," jawab Alvian patuh.
"Kamu lihat Raka? Bagaimana dia menatap istrimu penuh kekaguman. Kamu harus bisa mulai belajar menghargai Aylin! Jika saja Aylin adalah putriku, aku tidak akan menikahkan dia dengan pria sepertimu! Kamu yang tidak pantas untuknya!" gertak Pak Bastian.
Alvian hanya diam saja, dalam hati ia terus mengumpat dan malah menyalahkan istrinya.
"Maaf ya, Alvian terlambat turun," sapa Pak Bastian berubah ramah.
"MasyaAllah, ini benar Alvian? Ya Tuhan, tampan sekali, kamu benar-benar beruntung Aylin, suamimu seperti aktor korea," puji Rima.
"Iya, kamu harus menjaganya baik-baik agar tidak ada pelakor yang menggodanya," timpal Luna.
Alvian mengulas senyum tipis, tatapannya seolah mengatakan jika Aylin sangat beruntung menikah dengannya.
Sementara Aylin hanya bisa tersenyum getir, untuk apa tampan jika cuma makan hati?
**
**
Acara jamuan makan malam pun berjalan lancar, Aylin senang karena suaminya mau ikut berbaur.
Entah itu tulus atau terpaksa Aylin tidak perduli, yang penting tidak akan menjadi bahan pembicaraan karena dirinya yang memiliki suami yang sangat menyebalkan.
Setelah acara makan malam selesai, para tamu pun mulai berpamitan.
"Aylin, kamu sebaiknya segera istirahat saja. Kamu pasti lelah sudah masak sebanyak ini sendirian! Semua ini biar Mama yang membereskan" bujuk Mama Veny.
"Tidak usah, Ma. Aylin tidak mau merepotkan Mama, sebaiknya Mama dan Papa yang istirahat lebih dulu," tolak Aylin.
"Sudah, kamu nurut saja sama Mama, kamu istirahat saja gih. Besok kamu juga harus bekerja kan? Biar Papa yang membantu Mama beres-beres!" sela Pak Bastian.
"Iya, kamu dan Alvian istirahat saja!" timpal Mama Veny.
"Tapi Mama dan Papa akan menginap di sini kan?" tanya Aylin penuh harap.
"Iya, Mama dan Papa akan menginap di sini," jawab Mama Veny dan Pak Bastian.
Saat itu juga Alvian segera menarik tangan Aylin, dan hal itu membuat Aylin merasa heran.
*************
*************
Lanjuuuut kakak 💪🏼💪🏼💪🏼💪🏼💪🏼👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼