NovelToon NovelToon
Salahkah Aku Mencintaimu

Salahkah Aku Mencintaimu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Eka Nawa

Hasta dan Jesan menjalin hubungan tanpa di ketahui kedua orang tua Hasta karena sang Mama yaitu Sarah tidak merestui hibungan mereka karena status social yang mana Jesan hanya anak yatim piatu. Akan tetapi, Hasta tetap bertahan sampai tiga tahun lamanya membuat Sarah curiga dan mencari tau keberadaan Jesan hingga Sarah melakukan kekerasan pada Jesan hanya untuk menyuruhnya menjauhi Hasta.

Sarah menjodohkan Hasta dan Anjani sampai mereka menikah, tetapi pernikahan Anjani seperti di neraka baginya karena selama lima tahun mereka menikah Hasta tidak pernah sekalipun membalas cinta Anjani dan memilih kembali bersama dengan Jesan yang selama lima tahun tidak bertemu dan akhirnya mereka dipertemukan lagi. Lalu Hasta memutuskan menikah dengan cinta pertamanya.

Bagaimana kah nasib pernikahan Anjani, apakah gadis itu menerima jika suatu saat dirinya mengetahui pernikahan kedua suaminya?

happy reading😍

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eka Nawa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25 ( Wanita pembawa sial )

Andrew sudah berada di apartemen ia terkejut melihat sang adik sedang menangis di dekat jendela dan kondisinya sangat memprihatinkan,”Jesan, ada apa? Kau kenapa?” setelah pulang dari pemakaman Andrew langusng pergi menuju apartemen Karena jesan menghubunginya dan memintanya untuk datang.

“Kakak, suamiku … suamiku ditangkap polisi, hiks. Suami ku tidak bersalah kak, tolong dia … tolong bantu suamiku agar tidak ditahan. Aku mohon, kak, hiks,” Andrew memeluk Jesan guna menengkannya ia pun membawa sang adik dan mendudukan nya di ranjang.

“Tenanglah, kaka pasti akan membantumu. Ceritakan dari awal apa yang telah terjadi,” pinta Andrew.

Jesan menceritakan kedatangan polisi ke apartemannya secara tiba-tiba dan langsung menangkap suaminya. Andrew terkejut saat tau keluarga Sanjaya yang melaporkannya atas tuduhan melenyapkan Anjani.

“Lebih baik kau kembali ke rumah, kakak gak mau kamu sendirian di apartemen ini. Di sana ada ibu yang akan menjagamu. Jangan banyak pikiran karena nanti akan berpengaruh pada bayimu,” bujuk Andrew dan Jesan pun menurut akhirnya mereka kembali ke kediaman Giandara.

Andrew memberitahu keluarganya apa yang telah terjadi. Aleta dan Mark ikut terkejut, tetapi mereka juga bingung harus membantu apa dan akan menyerahkan tugas itu pada Andrew. Biar bagaimana pun Hasta adalah suami dari putrinya apalagi sekarang Jesan sedang mengandung pastinya ia akan kepikiran pada suaminya yang berada di penjara.

“Tenanglah, sayang. Percayakan saja pada kakak mu. Ibu yakin dia pasti bisa membebaskan suamimu,’ Jesan masih menangis setelah sampai di rumah orang tua angkatnya. Aleta terusa saja membujuk Jesan agar mau makan dan menangkannya, tetapi sepertinya Jesan tidak bisa menelan apapun karena ia sangat khawatir dengan suaminya.

Andrew terpaksa turun tangan untuk membantu sang ibu untuk menengkan sang adik yang amat disayanginya itu,”Hei, dengarkan kakak! Kau harus makan kasihan anakmu kalau kau tidak memakan apapun. Kalau Hasta tau dia juga akan merasa khawatir di sana dan pastinya aku yang akan disalahkan. Aku sudah lelah bertengkar dengan suamimu yang benar-benar menyebalkan!” seru Andrew seraya memegangi wajah Jesan.

“kakak , hiks,” rengek Jesan tidak terima.

Andrew membawa adiknya itu dalam pelukannya dan ya, itu malah membuat Jesan semakin menangis terisak,”Ini adalah karma untuk ku, kak. Aku lah penyebab Anjani tiada bukan suamiku, tetapi, Tuan lah yang harus menanggungnya,” isak Jesan.

“Tidak, bukan kau saja. Aku juga bersalah telah membiarkanmu bertemu dengannya lagi. Kalau saja kakak tidak memaksamu datang ke pesta waktu itu mungkin kau tidak akan pernah bertemu lagi dengannya. Aku menyesal telah membawamu kembali ke Jakarta. Andai saja dulu aku tetap membiarkanmu tinggal di Paris mungkin saat ini Hasta tidak akan pernah bisa menemukanmu,” terang Andrew melepaskan pelukannya.

“Sudah, tidak ada yang perlu di sesali. Mungkin memang Hasta sudah berjodoh dengan Jesan, hanya jalannya saja yang salah. Kalau saja mereka mengatakan yang sebenarnya mungkin saja Anjani tidak melakukan hal nekat seperti itu,” sambung Aleta.

“Tidak bu, sama saja karena Hasta mengatakan sebelum pernikahan terjadi Anjani mencoba mengakhiri hidupnya dengan cara yang sama, hanya saja saat itu bisa tertolong karena papa nya langsung menemukan Anjani sedang muntah-muntah di kamar mandi dan langsung membawanya ke rumah sakit,” ujar Andrew.

“Cinta membutakan segalanya. Kalu saja dia menerima mu mungkin dia saat ini sangat bahagia karena kau sangat mencintainya, Ndrew,” ujar Aleta.

Andrew berusaha menahan tangisannya saat mendengar perkataan Aleta, Jesan menatap sendu sang kakak,”Maafkan aku, kak. Karena aku yang sudah membuat cintamu tiada,” lirih Jesan.

“Sudah takdir, bukan salah siapapun. Sekarang makanlah. Aku yang akan menyuapi mu,” ucap Andrew yang mulai menyuapkan nasi ke dalam mulut Jesan dan akhirnya dia bisa makan walaupun sedikit demi sedikit.

*

*

Saat ini Hasta sedang berada di kantor polisi tepatnya di ruang introgasi karena beberapa polisi sedang memberikan pertanyaan yang mana Hasta menjawabnya dengan jawaban yang sama membuat polisi itu geram dan sesekali memukul Hasta. Pria itu tidak membalas dan hanya bisa menerimanya.

Rama yang mendampingi bos nya itu pun hanya bisa pasrah dan mencoba merangkul Hasta untuk sekedar memberi perlindungan,”Tuan, anda tidak apa-apa?’ Hasta menggelengkan kepalanya seraya menatap kembali polisi yang sudah siap memberikan pertanyaan lagi padanya.

“Kami punya bukti, kalau nona Anjani mengakhiri hidupnya karena anda! Anda lah penyebabnya tolong jawab yang jujur jangan mempersulit kami!” sergah sang polisi itu.

“Jawaban ku tetap sama, bukan aku yang menyebabkan dia tiada,” jawab Hasta yang mana membuat polisi itu memerintahkan polisi lain untuk menyeret Hasta ke dalam sel.

“Tunggu!” teriak seseorang yang mana itu adalah keluarga Hasta.

Hasta berbalik dan melihat sang papa menghampirinya membuat Rama sedikit lega,”Pak, saya mau bicara dengan putra saya agar kami tau apa yang telah terjadi,” pinta Adnan.

“Baiklah, mohon kerjasamanya karena putra anda sudah memancing emosi saya dengan tidak jujur karena kami sudah menyimpan buktinya,” ujar Polisi itu yang memberikan sebuah surat yang ditulis oleh Anjani sendiri sebelum ia mengakhiri hidupnya.

Adnan membaca setiap kata di dalam surat itu begitu pun Sarah ia terduduk lemas di kursi dengan dadanya yang terasa sakit menatap sendu putranya yang mana wajahnya penuh dengan luka pukulan. Sedangkan vanes duduk di sebelah abangnya dan berusaha membersihkan darah yang mengalir di sudut bibirnya, tetapi Hasta langsung menepisnya.

“Untuk apa kau kesini! Apa kau ingin melaporkan perbuatan mu sendiri, hah!” ucap Hasta dengan penuh penekanan.

“A-Aku, hanya khawatir sama abang,” lirih vanes sedikit takut.

“Aku bukan abang mu lagi, Vanes! Kau tidak berhak memanggilku dengan sebutan itu!” pekik Hasta merasa muak dan Vanes hanya tertunduk takut.

Sarah tidak tinggal diam, ia balik memaki Hasta dan tetap menyalahkan Jesan atas apa yang menimpa keluarganya,”Cukup, mah! Lebih baik kalian pulang saja! Aku tidak butuh kedatangan keluarga yang munafik seperti kalian!” teriak Hasta dengan tatapan penuh amarah.

“Hasta, berani kamu membentak mama hanya karena wanita itu. Wanita pembawa sial di keluarga kita!” pekik Sarah yang tidak mau kalah.

“Diam! Lebih baik mama dan Vanes pulang saja! Kalian hanya memperkeruh masalah saja di sini!” usir Adnan.

“Tapi pah …”

“Rama, tolong antarkan istri dan putriku pulang,” titah Adnan.

“Baik, Tuan,” Sarah terpaksa menuruti suaminya dan mengajak Vanes untuk pulang.

Setelah mereka benar-benar pergi adnan memegangi pundak Hasta dan bertanya apa yang telah terjadi tapi bukan jawaban yang ia dengar Hasta justru memeluk sang papa begitu eratnya dan menumpahkan air mata yang sedari ia tahan. Tubuhnya bergetar merasakan kesedihan yang mata mendalam karena kepergian Anjani.

Tidak ada niat hati Hasta untuk menyakitinya dan sampai membuatnya tiada. Pria itu pikir Anjani sudah mulai menerima dan tidak akan lagi mengancamnya dengan hal konyol itu, tetapi kenyataannya justru istrinya memang benar-benar membuat dirinya merasa bersalah saat ini karena bagaimana pun Hasta menyayangi Anjani yang meruapkan sahabat masa kecinya dan bukan waktu yang sebentar untuk mengenalnya.

“Pah, hiks. Anjani … kenapa dia berbuat nekat seperti itu. Apa tidak bisa dia bicarakan padaku dan selesaikan ini dengan cara baik-baik. Aku … aku benar-benar merasa bersalah tapi aku juga tidak bisa memaksakan persaaan ku untuknya pah. Tolong … papa jangan membenciku atas kepergian Anjani, hiks,” Adnan mengelus punggung sang putra tanpa berkata apapun. Ia juga merasa kehilangan Anjani yang sudah ia anggap seperti putrinya sendiri.

Adnan melepaskan pelukannya, dan Hasta mulai merasa tenang,”Papa percaya padamu tapi sepertinya tidak mudah untuk mengeluarkan mu dari sini karena memang bukti ini sangat kuat yang mana kau tertuduh penyebab Anjani mengakhiri hidupnya tapi kau tenang saja papa akan menyewa pengacara yang terbaik agar kau bisa secepatnya dibebaskan,” terang Adnan.

“itu tidak perlu. Karena aku yang akan membantu adik iparku,”

*

*

Bersambung.,

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!