Indah, seorang gadis dari kampung yang merantau ke kota demi bisa merubah perekonomian keluarganya.
Dikota, Indah bertemu dengan seorang pemuda tampan. Keduanya saling jatuh cinta, dan mereka pun berpacaran.
Hubungan yang semula sehat, berubah petaka, saat bisikan setan datang menggoda. Keduanya melakukan sesuatu yang seharusnya hanya boleh di lakukan oleh pasangan halal.
Naasnya, ketika apa yang mereka lakukan membuahkan benih yang tumbuh subur, sang kekasih hati justru ingkar dari tanggung-jawab.
Apa alasan pemuda tersebut?
Lalu bagaimana kehidupan Indah selanjutnya?
Akankah pelangi datang memberi warna dalam kehidupan indah yang kini gelap?
Ikuti kisahnya dalam
Ditolak Camer, Dinikahi MAJIKAN
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama Mia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
20. Liciknya Ana dan Selena
Ana pergi ke kamarnya setelah menguping pembicaraan antara Indah dan nyonya Felly. Gadis itu semakin membenci Indah. Bayangan wajah Indah, dengan senyumnya yang selalu merekah, bercampur aduk dengan wajah Nyonya Felly dan Bi Sumi, kini menari-nari di depan matanya. “Kenapa harus Indah? Kenapa bukan aku?” Tangan Ana gemetar karena menahan kemarahan, iri hati, dan kebencian.
“Apa yang mereka lihat dari Indah? Apa istimewanya cewek udik itu? Apa jangan-jangan dia menggunakan pelet, hingga membuat Nyonya Felly dan Tuan Muda Rama begitu baik padanya.”
Ana meraih ponsel di sakunya. Jari-jarinya dengan cekatan menekan satu nomor kontak, jantungnya berdebar kencang.
"Nona Selena harus tahu," gumam Ana, suaranya nyaris tak terdengar. "Aku tidak rela. Lebih baik Nona Selena saja. Nona kaya itu lebih pantas daripada si cewek kampungan!”
“Enak sekali dia!! Baru tiga bulan bekerja, mana dia hamil anak orang lain pula, malah mau naik pangkat jadi istri Tuan Rama? Sedangkan aku, aku sudah tiga tahun mengabdi, tak pernah sedikitpun Tuan Rama melirik padaku."
***
Hari Minggu, semua yang bekerja di rumah tuan Rama mendapatkan cuti 1 hari. Mereka bebas berlibur ke manapun, setelah menyelesaikan pekerjaan mereka di pagi hari, asalkan esoknya bisa kembali bekerja seperti biasa.
Dengan hati riang gembira Ana melangkah keluar dari pintu gerbang. Taksi online yang di pesannya sudah menunggu di tepi jalan.
“Lihat saja cewek kampung. Aku pastikan kamu gagal menjadi Nyonya Wijaya.” Ana yang sudah duduk di dalam taksi tersenyum menyeringai. Seakan-akan melihat sesuatu keindahan yang terbayang jelas di masa depannya.
Tiga puluh menit menit kemudian taksi yang ditumpanginya telah sampai di depan sebuah cafe. Ana turun setelah membayar argo, selalu melenggang masuk ke dalam kafe, tempat di mana Dia sedang berjanjian dengan seseorang.
“Apa? Apa maksudmu?”
Selena terpekik. Wanita seksi itu mengusap wajahnya dengan kasar. Matanya melotot, tak percaya dengan apa yang baru saja didengar dari Ana. "Rama akan menikah dengan Indah? Tidak mungkin! Itu bohong, kan?" tanyanya dengan nada tinggi, matanya menyiratkan kemarahan yang sama sekali tak bisa disembunyikan.
“Itu benar, Nona. Saya mendengar sendiri pembicaraan Nyonya Besar, Indah, dan bi Sumi. Cewek kampung itu akan menikah dengan Tuan Rama bulan depan," jawab Ana mencoba meyakinkan.
“Tungu, tunggu. Bukankah cewek kampung itu memang sudah menjadi istri Rama?” Selena mencoba mengkonfirmasi antara informasi yang baru saja disampaikan oleh Ana, dan apa yang pernah dia dengar dari Rama beberapa waktu yang lalu.
“Istri apanya? Cewek kampung itu pingsan di jalan, Tuan Rama yang menemukan dan membawanya pulang.”
Ana pun kemudian bercerita, di mana malam itu, tuan muda Rama pulang dalam keadaan basah kuyup, dan memanggil dua orang penjaga depan untuk membawa seorang wanita yang pingsan ke dalam rumah.
Selena melebarkan mulutnya tak percaya. Jadi ternyata Rama berbohong padanya, Dengan mengatakan kalau dirinya sudah menikah dan kini istrinya sedang hamil.
Dua tangan Selena terkepal. Kemarahannya meletup-letup, berani beraninya Rama membohonginya.
“Apa Nona tahu, tiap hari wanita kampung itu selalu mencoba mencari perhatian dari Tuan Rama dan Nyonya Besar.” Ana membubuhkan aneka bumbu penyedap pada setiap ucapannya.
Selena mengepalkan tangannya mendengar cerita Ana. "Sudah aku duga. Tidak mungkin Rama melupakanku begitu saja. Ternyata cewek kampung itu penyebabnya. Aku harus melakukan sesuatu! Aku tak rela Rama lebih memilih cewek kampung itu!""
"Apa yang akan Nona lakukan?" tanya Ana, matanya berbinar penuh kelicikan.
"Aku akan melakukan segala sesuatu agar Rama tetap bersamaku! Aku akan membuat Indah menyesal!"
“Memang harus begitu, Nona. Mana pantas cewek kampung itu bersanding dengan Tuan Rama. Jelas-jelas Nona Selena adalah yang paling cocok.” anak terus-menerus menyiram bensin ke dalam percikan api yang membara di hati Selena.
"Kau benar. Dan kau harus membantuku, Ana! kau harus membantuku untuk menyingkirkan cewek kampung itu!" Selena berbicara sambil menatap tajam ke arah ama.
"Saya? Kenapa harus saya? Lagi pula Apa yang bisa saya lakukan? Saya tidak berani melakukan sesuatu yang membahayakan diri saya sendiri. Resikonya akan sangat fatal bagi saya, jika sampai ketahuan oleh Tuan Rama ataupun Nyonya Besar!" Ana tidak berani begitu saja menerima perintah dari Nona Selena.
"Harus! Aku tidak suka dibantah. Sebagai gantinya, Aku akan memberimu uang yang banyak. Setelah aku berhasil menikah dengan Rama, kau akan menjadi asisten pribadiku. Aku akan melipatgandakan gajimu. Aku akan membantumu mendapatkan apa yang kau inginkan.” Selena memperlihatkan wajah judasnya.
Ana terdiam, menimbang ini sebagai situasi yang sangat menguntungkan baginya. Tak hanya menyingkirkan Indah, tapi dia juga mendapat bayaran dari Nona Selena. Dan memang inilah rencananya.
"Baiklah, Nona, aku akan mengikuti perintah Nona. Tetapi Nona harus berjanji bahwa posisi saya tetap aman," ucap Ana, menutupi niat busuk di hatinya.
"Tenanglah, Ana. Aku yang akan menjamin hidupmu," janji Selena. Ana mengangguk percaya.
"Untuk sementara, biarkan dia merasa di atas angin. Biar dia menikah dengan Rama. Tetapi mulai hari ini juga, awasi Indah dan laporkan padaku setiap gerakannya. Jangan sampai ada sesuatu yang lolos dari mata dan telingamu. Aku akan bergerak nanti jika mereka sudah menikah. Biar nenek tua itu pergi dulu dari istana itu."
"Jangan khawatir aku tidak mempekerjakanmu secara cuma-cuma. Setelah misi ini selesai, Aku akan memberimu segala sesuatu yang kau inginkan. Mobil baru, rumah, apa saja," ujar Selena menambahkan deretan janji manisnya.
"Kau hanya perlu melakukan apa yang aku perintahkan. Kau harus menjadi mata dan telingaku, mengawasi setiap gerakannya dan laporkan semua kepadaku. Aku yang akan menentukan langkah selanjutnya."
"Baiklah, Nona. Saya akan melakukan semua yang Nona perintahkan," ucap Ana. Tidak salah dia menemui Selena.
"Aku percaya padamu, Ana," ujar Selena. "Dan ingat! Jangan mengecewakanku apalagi berkhianat. Karena kau tidak akan bisa membayangkan apa yang nisa aku lakukan padamu!" tiba-tiba suara Selena berubah menjadi dingin.
Ana meneguk ludahnya kasar. Sekilas, sorot mata Selena tampak sangat mengerikan. Tapi dia sudah terlanjur masuk ke dalam lingkaran yang dia datangi, tak mungkin dia mundur lagi.
***
Hari telah senja, Ana telah kembali ke kediaman keluarga Wijaya. Gadis itu menatap pantulan wajahnya di cermin. Senyum sinis tersungging di sudut bibirnya. Hanya tinggal menunggu waktu, semua mimpinya akan terwujud. Nona selena yang akan membantunya mewujudkan itu.
"Aku akan membuat hidup Indah hancur lebur," gumam Ana dalam hati.
"Setelah Indah tersingkir, bukan hal yang sulit untuk menyingkirkan Nona Selena. Nyonya besar sangat membencinya, itu akan mempermudah jalanku. Dan aku akan mendapatkan segalanya yang aku inginkan. Aku yang akan menjadi Nyonya Wijaya berikutnya." Ana menatap bayangannya di cermin dengan penuh ambisi.
***
Di apartemennya, Selena sedang melakukan hal yang sama. Matanya berkilat merah seperti ingin membakar segala sesuatu yang ada di depannya.
"Pembantu bodoh itu, dia yang akan membantuku untuk menyingkirkan si cewek kampung. Aku yakin, jika cewek kampung itu sudah tak lagi ada, Rama pasti mau kembali padaku. Setelah semua selesai, sangat mudah bagiku untuk menyingkirkan pembantu bodoh itu. Aku tidak sudi membiarkannya ikut menikmati apa yang aku dapatkan dari Rama Wijaya "
keselek biji kedondong gak tuh/Smug//Smug/
In Syaa Allaah segala urusannya di lancarkan Moms.. sehat wal'afiat terus ttp semangat.. Love you bbyk² buat Momsay sekeluarga.. 😘😘😘💪🏻💪🏻💪🏻🥰🥰🥰