"kamu beneran sayang kan sama Kakak?"
"Iya kak" jawab Marsya
"Kalo gitu buktikan"
"Hah, gimana caranya?" Tanya Marsya kebingungan, bukankah selama ini Marsya sudah menunjukan rasa sayangnya itu padanya dari sikap, dan perhatiannya, apalagi yang kurang dari itu semua?
"Ayo kita lakukan itu" jawabnya sambil mengusap lembut pipi Marsya.
"Lakukan apa?" Tanya Marsya tidak mengerti dengan arah pembicaraan tunangannya itu.
"Berci*ta dengan Kakak."
"B-berci*ta? A-apa aku harus ngebuktiin dengan cara seperti itu?"
Tanya Marsya tergagap karena gugup dan sedikit takut mendengar pernyataan tunangannya.
"Ya, untuk membuktikan kalau kamu benar-benar sayang sama Kakak, kamu harus membuktikannya dengan cara memberikan apa yang selama ini kamu jaga"
Ucapnya merayu seraya terus mengelus pipi Marsya.
"T-tapi apa harus seperti itu? A-aku masih sekolah kalau kamu lupa, lagipula aku cuma mau ngasih itu ke suami aku nanti"
"Marsya sayang, jangan lupa, Kakak ini tunangan kamu, sekarang atau nanti sama saja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rainy_day, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Circle pertemanan
Kalingga beranjak dari duduknya menuju dapur, sementara Marsya terdiam di tempatnya, dia adalah gadis introvert, pemalu, dan pendiam, meskipun di rumah itu hanya ada dirinya, Kalingga, dan Ibunya Kalingga, tetapi tetap saja Marsya bergeming di tempatnya.
"minum dulu Sya" Kalingga menyimpan satu gelas teh manis hangat pada meja di depan Marsya, lalu ia duduk di samping Marsya.
Marsya merasa canggung, ini adalah kali pertama ia mengunjungi rumah seorang laki-laki, terlebih Kalingga tidak aktif mengajaknya bicara.
Marsya menatap Kalingga yang kini duduk di sebelahnya. Sebetulnya ia merasa nyaman, tetapi tidak ada perasaan spesial di hatinya, ia tidak merasa berdebar, ia tidak merasakan ciri-ciri jatuh cinta pada Kalingga. Sungguh Marsya sangat ingin mempunyai perasaan seperti gadis beruntung yang memiliki kekasih perhatian seperti Kalingga, ia ingin merasa hatinya berdebar saat bertemu Kalingga, ia ingin merasakan tersipu saat di goda oleh kekasihnya, ia ingin merasa hatinya berbunga-bunga saat berjumpa dengan kekasihnya, jauh di dalam lubuk hatinya ia bertanya, apa arti perasaan nyaman ini? Apakah ia hanya merasa perasaan nyaman seperti seorang adik kepada kakaknya? Marsya mengalihkan pandangannya dari Kalingga, dan ia menatap televisi.
Kalingga melangkah menuju kamar yang sepertinya itu adalah kamar orang tuanya.
Cukup lama Kalingga berada di dalam kamar, sampai-sampai membuat Marsya bosan dan tertidur di sofa ruang keluarga. Entah berapa lama Marsya terlelap, ia merasakan ada benda kenyal yang menempel di bibirnya, lalu ia merasakan perutnya seperti di genggam dan di usap oleh jari jemari seseorang.
"ngghh" Marsya melenguh saat jemari itu bergerak mengelus punggungnya, ia langsung terjaga dari tidur lelapnya, dan seketika ia membelalakkan matanya saat melihat wajah Kalingga begitu dekat dengan wajahnya, dengan matanya yang terpejam, juga bibir mereka yang menempel. Marsya reflek mendorong tubuh Kalingga yang berada di atasnya, ia sedikit kesusahan saat mendorong tubuh Kalingga yang besar dan berat, tetapi dengan tenaga penuh akhirnya ia berhasil mendorong tubuh Kalingga menjauh dari tubuhnya.
"apa-apaan sih Kak?" ucap Marsya sambil menjauhkan diri dari Kalingga, ia sangat terkejut tentu saja, itu adalah ciuman pertamanya, bisa-bisanya Kalingga mencuri ciuman pertamanya, terlebih saat ia sedang terlelap.
"ah maaf" ucap Kalingga mengalihkan tatapannya.
"aku mau pulang Kak" ucap Marsya mencangklong tas ranselnya lalu melangkahkan kakinya menuju teras rumah Kalingga, lalu ia memakai sepatunya, Kalingga mengikutinya dari belakang, sementara Marsya memakai sepatunya, Kalingga menghidupkan mesin motornya.
15 menit kemudian mereka sampai di kediaman Mama Wulan.
"Sya, Kakak minta maaf ya" ucap Kalingga
"mmm" Marsya hanya menjawab seadanya saja, lalu melangkah masuk ke dalam rumah meninggalkan Kalingga yang masih ada di pelataran rumahnya.
Melihat Marsya yang acuh padanya, Kalingga pun memutar motornya, lalu ia melajukan motornya untuk kembali pulang kerumahnya.
"assalamualaikum" ucap Marsya sambil melepaskan sepatunya lalu menyimpannya di rak sepatu.
"waalaikumsalam, pulang sama siapa Kak?" Ucap Mama Wulan menghampiri Marsya.
"sama Kalingga mah" ucap Marsya lalu ia mencium tangan Mama Wulan.
"terus Kalingga nya mana sekarang?" tanya Mama Wulan, ia melongokkan kepala ke arah luar untuk mencari Kalingga.
"nggak ada langsung pulang dia, tadi mamahnya sendirian di rumah gak ada yang nungguin" ucap Marsya.
"ohh gitu"
Marsya melangkahkan kakinya menuju kamar, ia mengganti pakaiannya, lalu merebahkan tubuhnya di kasur, ia memikirkan kejadian saat ia di rumah Kalingga tadi, ia merasa kesal karena Kalingga mencuri ciuman pertamanya.
*****
Di sisi lain Kalingga mengundang Albiru untuk datang bermain di rumahnya, ternyata Albiru datang bersama dengan Novi, selain Desti, Novi juga merupakan sahabat Kalingga dan Albiru, hubungan mereka cukup rumit, Kalingga menyukai Novi, sedangkan Albiru menyukai Desti, para gadis itu juga mengetahui perasaan Kalingga dan Albiru, tetapi mereka tidak memiliki perasaan yang sama, mereka berdua sudah mempunyai pacar, tetapi meski begitu kedua gadis itu juga tidak ingin kehilangan orang yang menyukai mereka, jadilah mereka berempat berakhir menjadi sahabat.
"Oh lu ikut Nov?" ucap Kalingga saat melihat Novi duduk di boncengan motor vespa milik Albiru.
"iya bang, bosen gua di rumah, si Desti malah pergi" ucap Novi melangkah mendekati Kalingga yang sedang duduk di kursi yang berada di teras depan rumahnya.
"iyaa, tadi gua mampir ke rumahnya, balikin charger, dia kek buru-buru gitu" ucap Kalingga, ia mengajak teman-temannya untuk masuk ke dalam dan duduk di sofa ruang keluarga.
"bikin es bir, panas banget ini, gerah" ucap Kalingga sambil menghidupkan kipas angin.
"lah elu aja Ling yang bikin, lu kan tuan rumah" ucap Albiru.
"ah mager banget gua, udah lu bikin sana" ucap Kalingga.
"cih, alesan males, bilang aja dia pengen berduaan sama si Novi, padahal dia lagi ngedeketin Marsya, tapi belum bisa juga move on dari si Novi, tapi ya susah juga si emang, gimana mau move on kalo kita aja malah sahabatan, dah lah gausah koment, gua juga sama aja, padahal udah punya pacar tapi masih belum bisa move on dari si Desti" batin Albiru.
"yaudah kita bikin es nya bareng-bareng aja ayok" ucap Novi.
Mendengar ucapan Novi, dengan sangat terpaksa Kalingga dan Albiru pun menurutinya, mereka bertiga melangkah menuju dapur, Albiru mengeluarkan teko ukuran sedang, Kalingga mengeluarkan es batu dan mulai memecahkannya, sedangkan Novi ia menuangkan serbuk minuman ke dalam teko, mereka bertiga bekerja sama untuk membuat es jeruk.
"ahhh segerrrr" ucap Albiru saat ia sudah meminum es jeruk di gelasnya.
"oh iya, bulan Minggu depan gua ultah nih, gua mau ngadain acara, lu pada dateng nanti ya" ucap Novi.
"ah males gua, pasti nanti ada pacar lu" ucap Kalingga.
"ya pasti ada lah gimana sih, pokoknya lu harus pada dateng, awas aja kalo gak dateng" ucap Novi.
"ck iya iya liat nanti aja lah" ucap Albiru.
Mereka bertiga sibuk menghabiskan waktu, menonton film, lalu membuat camilan, serta mengobrol sambil bercanda, karena adanya Albiru dan Novi, Kalingga jadi melupakan masalahnya dengan Marsya tadi, ia tidak berusaha meminta maaf lebih lanjut kepada Marsya, padahal Marsya tadi terlihat sangat kesal sekaligus takut saat dia menciumnya.
Di sisi lain, Liam, Arkana, dan Naresh juga sedang berkumpul di rumah Liam, mereka sedang merencanakan untuk kembali mengunjungi rumah Abah Lasmana. Arkana, dan Liam ingin kembali bermain di Curug, sedangkan Naresh selain ingin hiking dan bermain di Curug, ia juga ingin bertemu kembali dengan gadis desa yang berhasil mencuri hatinya sejak pertemuan pertama mereka, ia sudah tak sabar ingin bertemu dengan gadis itu, karena akhir-akhir ini mereka cukup sering bertukar kabar, dan gadis desa itu seperti memberikan lampu hijau, ia seakan memberi tahu bahwa Naresh boleh mendekatinya.