~ Dinar tak menyangka jika di usianya yang baru tujuh belas tahun harus di hadapkan dengan masalah rumit hidupnya. Masalah yang membuatnya masuk ke dalam sebuah keluarga berkuasa, dan menikahi pria arogan yang usianya jauh lebih dewasa darinya. Akankah dia bertahan? Atau menyerah pada takdirnya?
~ Baratha terpaksa menuruti permintaan sang kakek untuk menikahi gadis belia yang pernah menghabiskan satu malam bersama adiknya. Kebenciannya bertambah ketika mengetahui jika gadis itu adalah penyebab adik laki lakinya meregang nyawa. Akankah sang waktu akan merubah segalanya? Ataukah kebenciannya akan terus menguasai hatinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lindra Ifana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
13
Dinar hanya bisa berdiri mematung ketika seorang perawat sedang membantu Malik Wirabumi duduk di kursi rodanya. Pria itu ingin menyaksikan pernikahannya dan Baratha. Dinar berkali kali harus menghela nafas, tak bisa membayangkan akan seperti apa pernikahannya nanti.
"Ayah, ini calon pengantin wanitanya?"
Dinar menoleh ke belakang ketika mendengar suara lembut dari arah pintu. Seorang wanita masuk dan berjalan ke arahnya, wanita itu melihatnya dari ujung kak sampai ke ujung kepala...kemudian tersenyum dan memeluknya hangat.
"Kau cantik sekali sayang, ternyata anak itu sudah menyiapkan dirimu untuk acara nanti. O iya aku Wening, ibu dari calon suamimu. Kami memang tak punya hubungan darah tapi dia adalah putra sulungku," ujar Wening menarik lembut tangan Dinar untuk berjalan mengikuti Malik yang sudah didorong keluar kamar oleh perawatnya.
Dinar terlihat mengerutkan dahinya, tapi gadis itu tetap berusaha tersenyum walau belum mengerti dengan apa yang di katakan wanita disampingnya. Bagaimana bisa seorang ibu tidak mempunyai hubungan darah dengan anak sulungnya.
Sampai di ruang depan ia dikejutkan dengan keberadaan seseorang, tapi ia hanya bisa menahan suaranya karna tak ingin membahayakan nyawa orang itu. Daryono sudah ada di ruang depan bersama Baratha dan tiga pria berseragam formal. Sepertinya tiga pria itu adalah pegawai pemerintah yang mengurus semua hal tentang pernikahannya.
Raut wajah Daryono menyiratkan ketidakberdayaan dan ketakutan, Dinar yakin jika Bara sudah mengancam dan menekan ayahnya. Pria arogan itu pasti menggunakan segala cara agar ayahnya mau menikahkannya.
"Kita disini dulu sayang, kita akan keluar jika proses ijab kabulnya sudah selesai. Kau terlihat sangat gugup, dan lbu mengerti dengan apa yang kau rasakan saat ini. Ibu yakin suatu saat kau bisa menaklukkan hatinya. Bahkan baru sekeras apapun akan kalah dengan tetesan air, kau mengerti kan sayang?"
Dinar samar tersenyum, andai saja semua tahu jika pernikahan ini sudah dirancang hanya berlangsung satu tahun...pernikahan ini adalah pernikahan kontrak yang akan membayarnya sebesar satu milyar.
Sejumlah uang bernilai fantastis yang akan selalu menjadi pengingat jika ia bukanlah wanita terhormat yang pantas dinikahi.
SAHHHH....
Suara beberapa pria yang menggema di ruang depan membuat Donat tak kuasa menahan air matanya. Dia tahu kisahnya akan di mulai pada detik ini, sebuah kisah panjang yang pasti akan sangat melelahkan untuknya.
"Hei jangan menangis, kau tidak sendirian sayang! Umurmu memanglah masih sangat muda tapi lbu yakin kau bisa menghadapi semua. Dari pertama melihatmu lbu bisa melihat jika kau adalah gadis yang kuat, kau bukan gadis cengeng yang mudah menyerah. Itu sebabnya Ayah telah memilihmu untuk menjadi pendamping Bara."
Setelah mengusap air mata menantunya Wening kemudian membawa Dinar keluar untuk bertemu dengan Bara. Tapi Dinar harus kecewa karena nyatanya ayahnya sudah tidak ada di tempatnya. Bara pasti sudah memerintahkan orang orangnya untuk membawa ayahnya pergi.
"Nyonya Dinar, mulai saat ini anda adalah istri dari Tuan Muda Baratha Wirabumi. Kelak akan ada hal dan kewajiban yang akan mengikat anda berdua. Dan kami yakin tanpa kami katakan pun Tuan dan Nyonya akan mengerti dengan sendirinya. Silahkan duduk karena ada beberapa berkas yang harus anda berdua tandatangani," ujar salah satu pria bersetelan formal menyodorkan sebuah map berisi beberapa lembar berkas untuk ditanda tangani.
Setelah semuanya selesai dan para petugas pemerintah itu pergi Baratha tampak beranjak dan melangkah pergi. Seperti tak peduli rangkaian acara hari ini masih sangat panjang.
"Awsshhh..."
Sebuah cengkeraman kuat menarik tangannya hingga Dinar harus menahan kesakitan.
"Boleh aku membawa pengantinku ke kamar sekarang. Aku rasa semua orang tahu jika ada yang harus aku selesaikan sekarang juga."
"Ha...ha...tidak apa apa, kami mengerti Nak! Selesaikan urusanmu dan segera bawa kabar bahagia untukku!" sahut Malik tertawa bahagia. Semua yang masih ada di ruangan itu terlihat berbahagia, tentu saja kecuali sang pengantin wanita.
tidak pernah membuat tokoh wanitanya walaupun susah tp lemah malahan tegas dan berwibawa... 👍👍👍👍
💪💪