NovelToon NovelToon
Berteman Dengan Arwah Leluhur

Berteman Dengan Arwah Leluhur

Status: tamat
Genre:Tamat / Balas Dendam / Mengubah Takdir / Anak Lelaki/Pria Miskin / Hantu / Ilmu Kanuragan / Pendamping Sakti
Popularitas:28.2k
Nilai: 5
Nama Author: rcancer

Karena hendak mengungkap sebuah kejahatan di kampusnya, Arjuna, pemuda 18 tahun, menjadi sasaran balas dendam teman-teman satu kampusnya. Arjuna pun dikeroyok hingga dia tercebur ke sungai yang cukup dalam dan besar.

Beruntung, Arjuna masih bisa selamat. Di saat dia berhasil naik ke tepi sungai, tiba-tiba dia dikejutkan oleh sebuah cincin yang jatuh tepat mengenai kepalanya.

Arjuna mengira itu hanya cincin biasa. Namun, karena cincin itulah Arjuna mulai menjalani kehidupan yang tidak biasa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rcancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Gangguan Tak Terduga

Setelah ngobrol cukup lama dengan Klawing, Juna memutuskan ke kamar mandi karena harus segera pergi ke lapak jualannya.

Sepanjang melakukan kegiatannya, terlintas dalam pikiran Juna, rencana-rencana yang akan dia jalankan untuk memberi pelajaran pada anak-anak orang kaya yang tidak ada tanggung jawabnya sama sekali.

Jika dipikir-pikir ini memang seharusnya bukan menjadi urusan Juna, karena pada awalnya, para anak orang kaya itu tidak pernah mengusik kehidupan anak muda tersebut.

Namun, sebagai manusia yang memiliki hati nurani, Juna merasa dia harus melakukan tindakan untuk menghentikan aksi nakal para anak orang kaya yang banyak merugikan pihak lain.

Jika ditelusuri lebih dalam, korban taruhan Axel dan teman-temannya itu sudah memakan banyak korban. Bahkan, sebelum Juna kuliah di tempat yang sama dengan mereka, taruhan tersebut sudah terjadi.

Setelah berhasil memperdaya para korban agar mau menyerahkan mahkotanya, Axel dan kawan-kawan akan mencari cara agar bisa terlepas dari hubungan bersama para korbannya tersebut. Berbagai drama dilakukan demi bisa terlepas dari ikatan dengan para korbannya.

Maka itu, semua wanita yang menjalin hubungan dengan Axel dan kawan-kawannya, tidak ada yang menyadari kalau mereka sebenarnya hanya korban taruhan.

Setelah semua persiapan lapak selesai, kini Juna tinggal duduk, menunggu pembeli. Untuk rencana yang dijalankan hari ini, Juna kembali memanfaatkan sosok tak kasat mata untuk menjalankannnya.

"Beli bang."

Juna yang saat itu nampak fokus dengan ponselnya, nampak terkejut kala mendengar suara pembeli yang datang. Juna pun segera mengalihkan pandangannya ke sumber suara, dan Juna kembali terlihat terkejut kala matanya menangkap sosok yang berdiri di depan lapaknya.

"Wahh, kemajuan ya? Sekarang sudah buka lapak? Pasti lagi banyak duit tuh," Sosok tersebut menyeringai. "Aku pikir kamu bangkrut karena sudah tidak bisa berkeliling."

Juna tidak langsung menanggapi. Dia masih tidak menyangka, akan bertemu kembali dengan salah satu sosok yang dulu pernah beberapa kali menghajarnya jika permintaan orang itu tidak dikabulkan ketika Juna masih berjualan keliling.

"Nggak usah tegang gitu, santai aja," sosok tersebut melangkah masuk dan memperhatikan setiap sudut lapak Juna yang berukuran dua kali dua meter.

"Kalau kamu buka lapak begini, berarti penghasilanmu gede juga yah," sosok itu kembali bersuara. "Bisa dong, kamu bagi sedikit uangmu buat aku.

"Enak aja, emang kamu siapa?" Juna pun memberanikan diri untuk menolaknya.

Sosok yang terkenal sebagai preman itu agak terkejut melihat sikap Juna. Dia lantas menyeringai dan memandang remeh, anak muda tersebut.

"Sepertinya, kamu memang suka ditindak pakai kekerasan ya," sosok preman tersebut langsung memberi peringatan.

"Ucapan orang yang merasa hebat memang selalu kaya gitu. Selain ngancam, dia sebenarnya nggak bisa apa-apa lagi," balasan Juna membuat sang Preman makin terperangah.

"Ternyata nyalimu besar juga ya?" Sang preman masih berusaha menahan dirinya untuk bertindak. "Lebih baik, sekarang kamu kasih aku uang dan bungkusin batagor sama siomay seharga lima puluh ribu, cepat."

"Enak benar... kamu ngemis apa ngerampok?" diluar dugaan, Juna malah semakin terlihat menantang.

"Apa kamu bilang?" Sang preman pun semakin tersulut emosinya.

"Ngemis. Kurang jelas?" Juna benar-benar tidak terlihat takut sama sekali.

"Cihh! Ngelunjak kamu ya?" Tangan sang preman sudah terkepal, bersiap untuk memberi pelajaran pada anak muda di depannya.

"Loh, siapa yang ngelunjak, Bang? Nyatanya kamu datang ke sini mau ngemis kan?"

"Kurang ajar!" sang preman langsung melayangkan tangan kanannya yang terkepal. Namun preman tersebut dibuat terkejut kala matanya menangkap tindakan anak muda yang akan dia hajar.

Juna dengan cepat menangkis tangan sang preman.

"Hohoho, ternyata kamu nantangin? Oke, sepertinya, kamu sangat rindu untuk dihajar," sang preman langsung melayangkan tendangan.

Namun, lagi-lagi preman tersebut dibuat terkejut. Dengan sekali gerakan, tubuh Juna mundur dan dengan cepat kedua tangannya menangkap pergelangan kaki sang preman lalu Juna manarik kaki tersebut.

"Aaaa..." preman teriak kesakitan. Karena kehilangan keseimbangan, kepalanya membentur meja yang menempel pada dinding karena kakinya dipaksa lurus oleh Juna.

"Kurang ajar!" Preman itu semakin murka. Dengan cepat dia bangkit dan tanpa jeda, preman berambut agak ikal itu, langsung menyerang secara membabi buta.

Diluar ekspetasi, lagi-lagi preman tersebut dibuat terkejut, karena pemuda yang biasanya dia kalahkan, kali ini justru memberi perlawanan.

Yang membuat preman semakin tercengang dan emosi adalah, dia benar-benar tidak mendapat kesempatan untuk mendaratkan serangan pada tubuh lawannya. Malah sebaliknya, preman itu lah yang kewalahan, karena Juna berhasil mendaratkan serangannya pada beberapa bagian tubuh sang preman.

Dak!

Bugh!

Brak!

"Mampus kau, preman sialan!" teriak Juna sembari melayangkan tendangan ke pipi preman yang terduduk tak berdaya.

Brak!

Preman itu langsung tumbang, tersungkur membentur kursi plastik yang sudah tak berbentuk.

"Juna, ada apa ini?" seseorang yang hendak membali batagor, nampak terkejut menyaksikan keadaan di dalam lapak Juna.

"Ada preman, tukang palak. Tolong, Mas, panggilin tetangga, buat meringkus orang ini," pinta Juna.

"Tidak, jangan, ampun, aku nyerah. Aku janji tidak akan datang lagi ke sini." Sambil ketakutan sang preman langsung bangkit. "Aku pergi, aku tidak akan datang lagi. Aku janji."

Tanpa menunggu persetujuan Juna, preman itu langsung cabut begitu saja dengan segenap rasa takut dan dendam bersarang dalam benaknya.

####

Sementara itu di tempat lain, tepatnya di dalam kamar sebuah rumah mewah, nampak seorang anak muda sedang termenung di atas kasur empuknya.

Pemuda itu masih kepikiran, dengan apa yang dialami olehnya tentang kejadian semalam saat dia baru pulang ke rumah dalam keadaan mabuk.

"Apa Friska jadi hantu penasaran dan akan menuntut balas?" gumam anak muda yang biasa dipanggil Marvin.

"Tapi, mana mungkin. Ini tuh dunia nyata, mana ada arwah balas dendam," Marvin pun berusaha membantah pemikirannya sendiri.

"Tapi, bukankah kejadian semalam itu sangat nyata?" Marvin terus bergumam. "Lebih baik, aku menghubungi teman-teman. Aku harus ngasih tahu sama mereka tentang ini."

Marvin segera meraih ponsel mahalnya dan langsung menghubungi teman-teman yang sudah tergabung dalam grup chat.

"Permisi, Tuan Marvin," tiba-tiba terdengar suara wanita dan ketukan pintu dari balik pintu kamar.

"Iya, Bi, masuk aja," teriak Marvin.

Pintu kamar terbuka dan munculah seorang wanita yang bekerja di rumah tersebut sambil menenteng sesuatu.

"Paket siapa itu, Bi?" tanya Marvin, menunjuk pada benda yang ditenteng pembantunya.

"Ini paket. Katanya buat Tuan Marvin," sang Bibi menyerahkan barang yang dia bawa kepada majikannya.

"Paket untuk saya?" Marvin pun heran. "Perasaan aku nggak beli apapun, Bi."

"Tapi orang yang ngirim tadi ngomong gitu, Tuan."

"Ngomong gimana?"

"Ya itu. Katanya ini paket buat Tuan."

"Pengirimnya tidak bilang, ini paket dari siapa?"

"Bilang, katanya sih dari Friska, gitu."

"Apa!" Mata Marvin langsung melebar.

1
jaka saba jati
emang udah nampak orangnya...kok keningnya ? /Shy/
Yuliana Purnomo
seru Thor,, karyamu gak bertele-tele,,aku suka,, semangat terus kutunggu,,karya terbaru mu💪
Apriyanti
terimakasih Thor 🙏💪😘
Apriyanti
lanjut thor 🙏
Yuliana Purnomo
kicep gak tuuuh geng anak manjaaa,,tau kenyataan nya Juna cucunya orang kaya
Apriyanti
lanjut thor
Hendra Yana
lanju
Hendra Yana: lanjut lagi
total 1 replies
tina
lanjut
tina
lanjut kak
Apriyanti
lanjut thor 🙏
Apriyanti
lanjut thor
tina
lanjut kak
Apriyanti
lanjut thor 🙏
Apriyanti
mampus kalian mang enak rasakan tuh,, lanjut thor 🙏💪😘
⍣⃝ꉣ M𝒂𝒕𝒂 P𝒆𝒏𝒂_✒️
visual karakter donk thor..
tina
lanjut kak
Hendra Yana
lanjut
Was pray
tarmini adiknya tarmono,dan kakak dari tarminem akhirnya strok
Hendra Yana
lanjut
Boy Nuris
bagus...
alurnya...membuat penasaran
hanya latar belakang cerita daerah...atau wilayah di beberkan agar terkesan lebih hidup dan nyata
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!