Novel ini tidak bermaksud menyudutkan pihak mana pun, harap bijak dalam membaca🙏🏻🙏🏻
Di nikahi secara paksa, Linda harus menelan pil pahit ketika usia pernikahan nya yang baru berjalan selama empat puluh hari harus kandas di permulaan jalan.
Wanita yang memiliki bobot delapan puluh kilo ini, setiap hari nya harus rela menerima hinaan dan cacian akan status janda dari teman-teman satu kantor nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ni R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
16.Alan Khawatir
Sungguh canggung sarapan pagi ini, tidak ada Melan yang biasa nya menjadi penengah. Linda hanya fokus pada roti dan dua butir telur rebus nya. Begitu juga dengan Alan yang fokus pada roti dan susu nya.
Kejadian tadi malam sama-sama membuat mereka tidak bisa tidur dengan nyenyak. Meja makan yang hening membuat para pembantu merasa heran, karena biasa nya mereka akan selalu beradu mulut.
"Aku berangkat ke kantor dulu." pamit Alan dengan wajah gugup nya.
"Em,...!" sahut Linda juga gugup.
Buru-buru Alan berangkat, tidak bisa di pungkiri jika wajah Alan masih terlihat sangat gugup. Selesai sarapan Linda kembali ke kamar nya, gadis ini cukup bingung apa yang harus dia lakukan.
Linda mengambil tas nya, gadis ini pamit kepada pembantu Alan. Dengan menggunakan ojek online yang sengaja di pesan Linda, gadis ini pulang ke rumah yang sudah lama dia tinggalkan.
Kesedihan kembali merasuki hati Linda, rumah ini sangat sepi hanya sisa kenangan yang masih lekat terasa. Linda mengambil foto keluarga nya, gadis ini rindu akan keluarga nya.
Linda membersihkan rumah nya yang sangat berdebu. Rumah ini memang tidak seberapa besar, namun kenangan nya lah yang sangat besar. Cukup melelahkan, Linda pada akhirnya tertidur di kamar nya.
Di lain tempat, Alan kebingungan karena tidak mendapati Linda di rumah nya. Ponsel Linda juga mati membuat Alan semakin khawatir pada Linda takut jika gadis itu marah atas kejadian tadi malam.
"Masa Linda gak bilang mau kemana bi?" tanya Alan panik.
"Non Linda cuma pamit mau pergi tuan."
"Sama siapa, apa ada yang jemput?" tanya Alan lagi.
"Seperti nya tukang ojek!"
Alan mulai merasa bersalah, tidak seharusnya dia mencium Linda tadi malam. Jam sudah menunjukkan pukul lima sore, namun Linda belum juga pulang. Alan memutuskan untuk mencari gadis itu. Namun mau mencari kemana, Alan tidak tahu tempat favorit Linda.
"Apa Linda pulang ke rumah nya ya?"
Bergegas Alan memutar kemudi menuju rumah Linda. Setiba nya di halaman rumah, Alan memang melihat jika pagar rumah itu terbuka namun rumah nampak gelap.
Merasa ragu, namun Alan memberanikan diri untuk mengetuk rumah kosong itu. Tidak ada yang menjawab, membuat Alan sedikit takut berada di sana. Namun ketika diri nya melihat tumpukan sampah yang berada di teras membuat Alan yakin jika Linda ada di dalam.
Dengan memberanikan diri, Alan mencoba memegang gagang pintu lalu mendorongnya.
"Heh, tidak terkunci." batin Alan.
Pria itu kemudian masuk, rumah ini sangat gelap bahkan Alan tidak tahu di mana letak saklar lampu. Alan menggunakan senter ponsel nya untuk mencari saklar. Alan memanggil nama Linda berulang kali namun gadis itu tidak menjawab, di lihat dari keadaan rumah Alan semakin yakin jika Linda ada di rumah ini.
Alan terkejut ketika melihat Linda yang tidur di atas sofa kamar nya. Semakin terkejut lagi di saat Alan melihat wajah Linda yang pucat.
"Kau demam!" kata Alan panik, laki-laki itu menyentuh kening Linda yang sangat panas.
"Alan, kau kah itu?" lirih Linda dengan mata terpejam.
"Ya, ini aku. Kau membuat ku khawatir!" ujar Alan,
Tiba-tiba saja Linda memeluk Alan, membuat laki-laki itu kaget, "Aku rindu orang tua ku, aku lelah hidup sendiri seperti ini. Mereka selalu menghina ku, status ku seperti ini membuat semua orang menjauhi ku." tangis Linda seketika pecah dalam pelukan Alan, "Tidak ada yang sayang dan cinta pada ku. Suami ku tidak menginginkan ku, dia selalu menghina ku. Berkata kasar pada ku, teman-teman juga sama selalu mengejek ku. Alan, aku lelah!"
Alan mengusap pucuk kepala gadis itu, Linda demam mungkin diri nya sudah tidak kuat lagi menahan beban di dada nya.
"Jangan sedih, aku akan selalu ada untuk mu. Aku akan maju paling depan jika ada yang menyakiti mu." kata Alan namun tetap saja Linda menangis. Entah sadar atau tidak, gadis ini terus menangis dengan mata terpejam.
Alan tidak mau terjadi apa-apa dengan Linda, laki-laki ini bergegas membawa Linda pergi ke rumah sakit. Sepanjang perjalanan Linda terus menangis, Alan tidak pernah melihat gadis ini menangis dengan sangat sendu.
apapun pasti jadi bagus
Gak nyangka sosok lain dari seorang tuan muda Alan