Jungkir Balik Dunia Rena

"Benarkah? Siapa pria itu?" tanya Anzela penasaran. Sejak hubungan Rena dan Justiv berakhir, Rena tidak pernah terlihat dekat dengan pria manapun lagi.

Tadinya Keluarga mereka sempat berpikir untuk menikahkan Rena dan Justiv setelah Justiv kembali dari luar negri, namun urung saat mengetahui Justiv telah memiliki seorang kekasih.

"Namanya Zayn Malik Abraham, dia sangat tampan dan keren." ucap Rena dengan mata berbinar.

"Walaupun miskin. Tapi tidak papa, karna kau bisa mencari nafkah untuk diriku sendiri. Aku juga tidak keberatan jika harus menafkahi Zayn." lanjut Rena dalam hatinya.

"Zayn Malik Abraham?" beo Anzela.

"Sepertinya nama itu terdengar tidak asing. Aku pernah mendengar nama itu, tapi dimana ya?" Anzela mengingat-ingat.

"Kau tidak mungkin mengenal Zaynku kak. Aku saja yang mainnya jauh baru pertama kali bertemu dengan Zayn di pulau Bali. Apalagi kakak yang anak rumahan saja." ucap Rena dengan nada meledek.

Pasalnya Kak Anzela memang jarang keluar rumah jika tidak ada urusan yang penting, berbeda dengan Rena yang suka berkeliling Indonesia bahkan ke luar negri karna pekerjaannya yang seorang model.

"Cih, kau itu sombong sekali!" balas Anzela dengan bibir mencebik.

"Memangnya sudah sejauh apa hubungan kalian?" tanya kak Anzela.

"Kami baru saling mengenal beberapa hari yang lalu kak. Tapi aku sangat yakin kalau Zayn adalah jodohku." ucap Rena tanpa ada keraguan sedikitpun.

"Whatt?" pekik Anzela. Wanita cantik itu pikir hubungan Rena dan Zayn sudah sangat dekat, ternyata mereka baru saling mengenal saja.

"Eh, tunggu. Kau mau kemana?" tanya kak Anzela lagi saat melihat Rena melangkah masuk menuju kamarnya. Anzela pikir Rena akan langsung kembali ke pulau Bali untuk menyusul dad Albian dan mom Khanza.

"Aku ingin mandi kak, badanku sangat lengket. Aku juga sangat lelah ingin segera istirahat." balas Rena. Karna terlalu pusing memikirkan kasusnya, Rena sampai tidak bisa tidur dengan benar selama beberapa hari ini. Dan pagi harinya Rena langsung berangkat ke Ibu kota tanpa sempat mandi terlebih dahulu.

Papa Nicko dan mama Risa memutuskan untuk kembali ke Lombok sesaat setelah Rena pergi. Mereka tidak mungkin merayakan hari ulang tahun Dilon di pulau Bali tanpa kehadiran Rena. Jadi mereka akan merayakan hari ulang tahun Dilon di kampung halaman mereka saja seperti tahun-tahun sebelumnya. Jadi untuk apa Rena kembali ke pulau Bali.

"Lalu bagaimana dengan masalahmu dengan Justiv?" tanya kak Anzela lagi.

"Serahkan saja masalah itu pada mom dan dad, aku yakin mereka bisa menyelesaikannya." ucap Rena dengan santainya. Masalah sebesar apapun, pasti akan selesai jika dad Albian atau mom Khanza sudah turun tangan.

"Kau ini." Anzela hanya bisa menggelengkan kepalanya saat mendengar ucapan Rena.

***

***

"Kalau kau tidak mau mencabut laporan terhadap Rena, maka uncle akan menuntutmu balik dengan tuduhan pelecehan." ancam dad Albian sembari memperlihatkan rekaman CCTV yang merekam Justiv saat memeluk Rena dari belakang, pemicu pertengkaran itu terjadi.

"Uncle, darimana uncle mendapatkan rekaman CCTV itu?" tanya Justiv dengan mata membelalak. Pasalnya Justiv sudah membayar pihak club malam untuk menghapus rekaman tersebut. Entah bagaimana caranya kini rekaman tersebut ada di tangan dad Albian.

Albian bisa mendapat rekaman CCTV itu dengan mudah, karna club malam tempat Justiv dan Rena berkelahi adalah milik sahabatnya semasa kuliah dulu.

"Tidak penting uncle mendapat rekaman CCTV ini dari mana. Yang jelas rekaman CCTV ini bisa dijadikan sebagai bukti untuk memberatkanmu Justiv!" ancam dad Albian. Apapun akan dad Albian lakukan asalkan bisa membuat sang istri tidak bersedih lagi, karna sejak Justiv dan Rena bermasalah, mom Khanza adalah orang yang paling terpukul.

"Cabut laporan terhadap Rena! Atau uncle akan menuntutmu balik!" ancam pria paruh baya itu dengan wajah seriusnya.

"Baiklah uncle, aku akan mencabut laporanku terhadap Rena." Justiv tidak punya pilihan lain selain menuruti apa kata uncle Albiannya.

"Tapi uncle harus menghapus rekaman CCTV itu, jangan sampai Vanesa dan orang tuaku melihatnya." pinta Justiv sembari menatap ke arah pintu, takut sekali Vanesa yang sedang menunggu di luar bersama aunty Khanza dan kedua orang tuanya akan menguping pembicaraan ini.

"Baiklah, rekaman CCTV ini akan uncle hapus. Tapi setelah kau mencabut laporan terhadap Rena." balas uncle Albian.

"Uncle tidak habis pikir dengan sikapmu Justiv. Kau itu sudah punya kekasih, tapi kenapa masih berani mengganggu putriku!" sebenarnya dad Albian sangat marah dan ingin menghajar orang yang telah berani mencari masalah dengan Rena. Namun dad Albian tahan karna Justiv adalah keponakannya sendiri.

"Sekali lagi kau mengganggu Rena. Habis kau!" ancam pria paruh baya itu sebelum berlalu pergi meninggalkan ruangan VVIP tempat Justiv dirawat.

Glek!

Justiv hanya bisa menelan Salivanya dengan susah karna takut dengan ancaman dad Albian.

Bersambung.